Kehamilan Kosong Itu Seperti Apa?

Tanda-tanda kehamilan kosong yang calon ibu wajib tahu.

Kehamilan kosong atau blighted ovum adalah kondisi di mana sel telur yang sudah dibuahi dan menempel di dinding rahim tapi tidak berkembang menjadi embrio. Kehamilan kosong biasanya terjadi pada trimester pertama, di mana sel berkembang hanya membentuk kantung kehamilan tapi tidak menjadi embrio.

Baca Juga: 10 Momen Paling Membahagiakan Sepanjang Kehamilan

Pada kehamilan normal, sel telur yang dibuahi sperma akan menempel di dinding rahim. Baru pada lima hingga enam minggu kehamilan, embrio kemudian bertumbuh di dalam kantung kehamilan. Tapi hal ini tidak terjadi pada kehamilan kosong. Dunia medis menyebut kehamilan kosong sebagai anembryonic gestation dan menjadi salah satu penyebab keguguran di trimester pertama kehamilan. Tentu kamu bertanya, apa yang menyebabkan kehamilan kosong bisa terjadi?

Mayo Clinic menyebutkan sampai saat ini sebenarnya belum bisa dijelaskan secara pasti apa yang membuat kehamilan kosong terjadi. Tapi para ahli melihat kelainan kromosom membuat pembelahan sel telur yang dibuahi menjadi tidak sempurna. Ini bisa karena kualitas sel telur dan sperma yang tidak bagus. Lantas apa sajakah tanda-tanda dari kehamilan kosong itu? Para calon ibu wajib tahu tanda-tandanya karena mirip dengan tanda kehamilan normal.

  1. Hasil tes kehamilan positif.
    Sama seperti kehamilan normal, tanda awal kehamilan kosong adalah telat menstruasi yang kemudian mendorong kamu untuk melakukan tes kehamilan. Meski embrio tidak berkembang tapi hasil tes kehamilan tetap positif, kok bisa? Pada saat sel telur berhasil dibuahi oleh sperma maka tubuh akan mengeluarkan hormon kehamilan atau human chorionic gonadotropin (hCG). Alat tes kehamilan bekerja dengan mendeteksi kadar hCG dalam tubuh. Maka ketika dilakukan tes kehamilan hasilnya pasti positif. Hormon kehamilan baru berhenti diproduksi tubuh ketika embrio gagal berkembang di dalam rahim.
  2. Morning sickness.
    Setelah sel telur dibuahi maka dibentuklah kantung janin di dalam rahim, hal ini membuat tubuh kamu mengalami banyak perubahan yang memicu terjadinya morning sickness atau mual dan muntah di pagi hari. Mengapa kantung janin tetap terbentuk meski embrio tidak berkembang? Ternyata plasenta bisa tetap terbentuk dan menopang dirinya meski embrio gagal berkembang. Tapi ini tidak akan berlangsung lama karena pada akhirnya plasenta luruh dengan sendirinya karena tidak ada embrio di dalamnya.
  3. Kram perut disertai dengan keluar bercak darah dari vagina.
    Luruhnya plasenta menyebabkan keluarnya bercak darah dari vagina. Bahkan pada beberapa waktu, darah yang keluar dalam volume besar yang disertai dengan gumpalan daging. Luruhnya plasenta ini tentu membuat otot perut berkontraksi sehingga terasa keram. Tidak hanya keram, sering kali juga disertai dengan rasa nyeri yang hebat di pinggang dan panggul. Keluarnya darah dari vagina yang disertai dengan keram perut yang hebat sebenarya menjadi pertanda kalau kandungan tidak dalam keadaan baik. Maka segeralah memeriksakan diri ke dokter.

Kehamilan kosong menyebabkan keguguran karena embrio tidak berhasil berkembang maka tubuh menghentikan proses pertumbuhannya. Untuk memastikan hal ini biasanya dokter atau bidan melakukan USG, baru kemudian diputuskan apakah perlu tindakan kuretase untuk memastikan tidak ada jaringan plasenta yang tertinggal. Tapi pada beberapa kasus tidak perlu tindakan kuretase cukup dengan terapi obat untuk membantu peluruhan plasenta secara alami.

Baca Juga: Lima Kesalahan Menggunakan Test Pack untuk Tes Kehamilan

Jangan langsung berpikir tidak bisa hamil lagi setelah mengalami kehamilan kosong. Karena kebanyakan perempuan yang pernah hamil kosong tetap bisa hamil secara normal. Dan jika kamu mengalami hal ini secara berulang, dokter pasti akan mencari tahu penyebab utamanya.

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana mempersiapkan kehamilan yang sehat, langsung saja konsultasi ke HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Inilah Tanda Kehamilan Bermasalah yang Wajib Ibu Kenali

Segeralah periksakan kehamilan kamu jika mengalami 6 tanda berikut ini.

Selamat untuk kamu yang hasil tes kehamilannya menunjukkan positif hamil. Hasil tes ini tentu harus disambut dengan gembira karena artinya di dalam rahim kamu tengah berkembang calon anak yang sudah dinanti-nanti. Pasti sudah terbayang ya apa saja yang akan kamu lakukan untuk menjaga agar janin yang berkembang tetap sehat sampai persalinan. Selain rasa bahagia, penting juga bagi calon ibu untuk memiliki sikap waspada karena trimester pertama kehamilan sangat rentan dengan berbagai masalah.

Baca Juga: Hindari Kehamilan di Usia Remaja, Pahami Risikonya

Salah satu sikap waspada yang wajib dimiliki calon ibu adalah dengan mengetahui apa saja tanda kehamilan bermasalah. Mengapa harus tahu apa saja tanda kehamilan bermasalah? Karena dengan memiliki informasi ini maka kamu bisa mengenali dan segera memeriksakan diri ke dokter, sehingga peluang untuk menyelamatkan janin pun lebih besar.

  1. Keluar darah dari vagina: Secara medis keluarnya darah dari vagina disebut sebagai pendarahan dan ini adalah tanda paling utama kehamilan bermasalah. Pada kehamilan trimester pertama, tanda ini harus diwaspadai karena embrio yang bertumbuh menjadi janin masih sangat rentan. Segeralah periksakan diri ke dokter jika mengalami pendarahan, baik pendarahan ringan maupun pendarahan dalam jumlah banyak.
  2. Morning sickness yang berlebihan: Terbentuknya plasenta di dalam kantung rahim membuat tubuh mengalami beragam reaksi, terutama mual dan muntah atau sering disebut sebagai morning sickness. Waspadalah jika morning sickness yang kamu alami berlebihan sampai asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh sangat sedikit serta membuat berat badan turun drastis. Jika dibiarkan, maka janin akan kekurangan asupan gizi dan mempengaruhi pertumbuhannya. Plus morning sickness yang berlebihan bisa juga menjadi pertanda gangguan kehamilan hiperemesis gravidarum. Segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
  3. Nyeri perut yang tak kunjung reda: Rasa nyeri dan kram perut pada awal kehamilan adalah hal yang normal terjadi. Kamu wajib waspada jika level nyeri terus bertambah dan berlangsung lama karena ini berarti kehamilan kamu bermasalah. Nyeri perut yang tak kunjung reda bisa mengindikasikan masalah kehamilan seperti kehamilan ektopik, radang panggul, infeksi saluran kemih atau persalinan prematur. Jangan tunda lagi, segeralah ke dokter jika mengalami hal ini.
  4. Demam tinggi: Demam tinggi adalah tanda tubuh kamu mengalami infeksi. Dan ini tidak hanya membuat kamu merasa tidak nyaman tapi juga berdampak langsung pada kondisi janin di dalam kandungan. Karena itu kamu perlu mendapatkan penanganan yang optimal dari dokter jika mengalami demam tinggi pada saat sedang hamil.
  5. Gerakan janin terasa melemah: Saat kehamilan memasuki usia 5-6 bulan, janin mulai aktif bergerak. Idealnya janin akan bergerak 10 kali dalam 10 menit. Jika kamu merasakan pergerakan janin berkurang atau tidak ada sama sekali, ini adalah tanda kehamilan bermasalah. Segeralah periksakan diri ke dokter untuk memastikan keadaan janin dan bisa dilakukan tindakan untuk menyelamatkannya.
  6. Terasa panas tiap kali buang air kecil: Pada ibu hamil, risiko infeksi kandung kemih atau saluran kencing sangat tinggi. Gejalanya adalah terasa panas yang seperti terbakar setiap kali buang air kecil. Segeralah periksa ke dokter jika kamu mengalami ini, karena kalau tidak diobati sampai tuntas maka bisa memicu terjadinya persalinan prematur.

Baca Juga: Sperma Bisa Menyebabkan Keguguran di Awal Kehamilan?

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana mempersiapkan kehamilan yang sehat, langsung saja konsultasi ke HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Lima Cara Agar Hamil Anak Perempuan

Studi menyarankan agar berhubungan seksual mendekati hari ovulasi agar hamil anak perempuan.

Jika kamu dan pasangan termasuk pasangan yang sudah lama mendambakan anak perempuan, mungkin bertanya-tanya adakah cara yang bisa dilakukan untuk merencanakan jenis kelamin calon anak yang akan dikandung?

Baca Juga: Progam Kehamilan? Yuk Kenali Masa Subur dari Lendir Serviks!

Walaupun tidak ada cara pasti untuk menentukan jenis kelamin bayi yang akan dikandung, tapi program merencanakan jenis kelamin anak sebenarnya berdasar pada sifat kromosom sperma yang membuahi sel telur. Sifat kromosom sperma yang harus dipahami adalah kromosom X yang merupakan pembawa sifat perempuan pada sperma, karakteristiknya bergerak lambat dan dapat hidup lebih lama serta menyukai lingkungan yang asam. Maka 5 cara berikut ini adalah program hamil anak perempuan yang direkomendasikan para ahli berdasarkan karakteristik pembawa sifat kromosom perempuan:

  1. Lakukan hubungan seksual mendekati hari ovulasi.
    Adalah Dr. Landrum Shettles yang menyebutkan kalau kromosom X, pembawa sifat perempuan, pada sperma berenang lebih lambat dan membuat sperma hidup lebih lama di dalam tubuh perempuan. Dengan berhubungan seksual mendekati hari ovulasi maka diharapkan hanya sperma kromosom X yang tinggal dan membuahi sel telur. Cara Shettles ini disebutkan memiliki tingkat keberhasilan hamil anak perempuan hingga 75%. Yang harus diingat dari metode Shettles adalah sebaiknya tidak berhubungan seksual pada saat cairan vagina sudah berwarna putih telur, karena ini adalah reaksi tubuh yang sedang ovulasi. Maka waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual adalah sejak siklus menstruasi selesai hingga 2-3 hari sebelum ovulasi. Tapi untuk mengetahui secara akurat apakah kamu sedang ovulasi atau tidak, gunakanlah alat tes ovulasi seperti Andalan Ovulation Kit.
  2. Posisi bercinta misionaris lebih berpeluang agar hamil anak perempuan.
    Mengapa posisi misionaris? Karena posisi bercinta ini tidak membuat penetrasi terlalu dalam sehingga sperma kromosom X bisa lebih dulu membuahi sel telur. Shettles kembali merekomendasikan cara ini dengan dasar pemikiran sperma kromosom X bergerak lebih lambat untuk sampai ke sel telur dan membuahinya. Alhasil peluang untuk hamil anak perempuan menjadi besar.
  3. Konsumsilah makanan dan minuman yang bersifat asam.
    Karena karakteristik sperma kromosom X menyukai lingkungan yang asam, maka jika kamu ingin hamil anak perempuan disarankan untuk lebih sering makan dan minum yang bersifat asam. Lingkungan yang asam membuat sperma kromosom X bisa bertahan lebih lama sehingga peluangnya untuk membuahi sel telur pun semakin tinggi. Adapun makanan dan minuman yang bersifat asam seperti daging, keju, yogurt dan sayuran hijau.
  4. Menahan orgasme.
    Menurut Shettles, ketika perempuan mengalami orgasme maka vagina akan mengeluarkan cairan. Cairan ini bersifat basa yang membuat sperma kromosom X tidak dapat bertahan lama. Karena itu salah satu cara agar bisa hamil anak perempuan adalah dengan menahan orgasme.
  5. Sebaiknya jangan minum kopi.
    Dalam penelitiannya, Shettles menemukan kalau ternyata kafein yang terdapat di dalam kopi bisa membuat sperma kromosom Y menjadi lebih aktif. Apabila kromosom Y yang lebih aktif maka peluang hamil anak laki-laki menjadi lebih besar. Karena itu, ia menyarankan kepada pasangan yang ingin hamil anak perempuan, sebaiknya mintalah suami tidak minum kopi selama program hamil dilakukan terutama ketika sedang ingin berhubungan seksual.

Baca Juga: Si Kecil Sudah Siap Punya Adik? Begini Cara Menghitung Masa Subur untuk Persiapan Kehamilan Kedua

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana mempersiapkan kehamilan yang sehat, langsung saja konsultasi ke HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Lesti Kejora Hamil? Inilah Tanda Kehamilan di Minggu Pertama

Tanda-tanda kehamilan di minggu pertama sering diabaikan karena mirip dengan gejala PMS.

Belum genap sebulan melangsungkan akad nikah, Lesti Kejora sudah diisukan tengah hamil. Asal mula isu ini berawal ketika warganet melihat tampilan perut membuncit pada beberapa foto momen pengajian dan siraman Lesti. Benarkah perut buncit jadi tanda kehamilan di minggu pertama?

Kehamilan terjadi ketika sel telur yang dibuahi berhasil tertanam di lapisan rahim. Ini artinya ketika sperma berhasil membuahi sel telur masih diperlukan beberapa tahapan untuk kemudian sampai pada rahim. Waktu yang dibutuhkan agar sel telur yang dibuahi bisa tertanam dan bertahan di rahim adalah sekitar 2-3 minggu setelah berhubungan seksual. Lantas apakah ketika ini, tubuh langsung menunjukkan tanda-tanda kehamilan?

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

Kebanyakan perempuan baru mencurigai dirinya hamil saat menyadari telat menstruasi. Bahkan pada beberapa perempuan meski sudah telat menstruasi tetap tidak menyadari telah terjadi kehamilan karena tidak merasakan tanda yang spesifik. Padahal sebenarnya ketika pembuahan terjadi, tubuh langsung mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin atau hCG yang disebut sebagai hormon kehamilan. Fungsinya adalah untuk mencegah lapisan rahim terlepas sehingga sel telur yang dibuahi bisa tertanam serta berkembang optimal di dalam rahim.

Hormon ini juga yang membuat tubuh mengalami beragam perubahan yang kemudian disebut sebagai tanda kehamilan awal. Hanya saja banyak perempuan yang tidak menyadari hal ini karena tanda kehamilan di minggu pertama mirip dengan tanda pre menstruation syndrome atau PMS. Inilah tanda kehamilan awal yang harus kamu kenali:

  1. Payudara terasa lebih berisi dan nyeri. Tanda ini memang mirip dengan tanda PMS, hanya saja kali ini terasa lebih nyeri. Hormon kehamilan langsung memerintahkan payudara untuk mempersiapkan kantong ASI di awal kehamilan untuk proses menyusui setelah melahirkan. Proses ini membuat aliran darah lebih meningkat ke payudara dan saluran susu pun mulai membesar. Inilah yang kemudian membuat payudara terasa lebih berisi dan nyeri. Tak hanya itu, payudara juga akan mengalami perubahan warna sejak awal kehamilan.
  2. Kram perut. Sel telur yang dibuahi sperma akan menempel di dinding rahim. Inilah yang kemudian membuat beberapa pembuluh darah di dinding rahim ikut rusak dan menyebabkan flek hingga kram perut. Flek atau bercak darah biasanya berwarna merah muda atau cokelat dan sering kali dipersepsikan sebagai darah menstruasi awal. Apalagi disertai dengan kram perut yang membuat tanda kehamilan awal ini sering tidak disadari.
  3. Mood swing. Percayalah kalau fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang terjadi selama kehamilan sangat mudah membuat kamu menjadi mood swing atau jadi cepat emosional dan sensitif.
  4. Lebih mudah lelah. Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan membuat tubuh kamu menjadi lebih mudah merasa lelah dan mengantuk, padahal tidak ada aktivitas berat yang dilakukan. Tubuh menjadi mudah lelah juga karena memerlukan lebih banyak energi untuk mempersiapkan kehamilan. Tanda kehamilan ini bisa dirasakan bahkan sejak seminggu setelah terjadinya pembuahan.
  5. Morning sickness alias mual-mual. Ini bisa dibilang tanda kehamilan yang paling mudah dikenali. Pada beberapa perempuan morning sickness terjadi hanya pada pagi hari, tapi tidak sedikit juga perempuan yang mengalami mual sepanjang hari. Lagi-lagi tubuh bereaksi seperti ini karena fluktuasi hormon yang terjadi sejak awal kehamilan.

Mengingat miripnya tanda kehamilan di minggu pertama dengan PMS, maka penting juga untuk kamu segera melakukan tes kehamilan. Bahkan Andalan Pregnancy Test memang difungsikan untuk mendeteksi awal kehamilan. Tingkat akurasinya pun mencapai 99.9% sehingga jika hasilnya positif hamil, kamu bisa segera memeriksakan diri ke dokter demi menjalani proses kehamilan sehat yang menyenangkan.

Baca Juga: Persiapan Menyusui Sejak Awal Kehamilan

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana menjalani kehamilan yang sehat, langsung saja konsultasi ke HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Ingin Segera Hamil Setelah Keguguran? Begini Cara Hitung Masa Suburnya

Cara praktis untuk tahu masa subur setelah keguguran adalah dengan menggunakan Andalan Ovulation Kit.

Keguguran adalah salah satu momen terberat dalam perjalanan pernikahan. Butuh semangat yang sama untuk tetap bisa percaya bahwa kamu dan suami tetap bisa punya harapan untuk kembali hamil hingga menimang momongan. Dan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh pasangan yang telah melalui masa duka keguguran adalah, kapankah waktu terbaik untuk hamil lagi? Serta bagaimanakah cara menghitung masa suburnya setelah keguguran?

Baca Juga: Kehamilan Tak Kunjung Datang? Saatnya Melakukan Tes Kesuburan

Jika pertanyaan kapankah waktu terbaik untuk hamil lagi setelah keguguran diajukan kepada dokter kandungan, maka mereka pasti menjawab tiga bulan setelah keguguran. Mengapa tiga bulan? Karena selama masa tiga bulan, rahim telah kembali pulih dan siap untuk menjalani proses kehamilan. Lantas apakah setelah tiga bulan, otomatis rahim kembali subur?

American College of Obstetricians and Gynaecologist (ACOG) masa subur perempuan setelah keguguran sangat tergantung pada usia kehamilan saat keguguran terjadi. Pada perempuan yang mengalami keguguran pada usia kehamilan 13 minggu, maka ovulasi atau masa subur akan terjadi dua minggu setelahnya. Tetapi pada perempuan yang mengalami keguguran saat usia kehamilannya di atas 13 minggu, maka dibutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ovulasi. Hal inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan baru yaitu, bagaimanakah cara menghitung masa subur setelah keguguran?

Untuk pertanyaan itu, ada dua hal yang wajib kamu ketahui tentang masa subur setelah keguguran, yaitu:

  1. Amati bagaimana siklus menstruasi setelah keguguran: Tandailah pada kalender kapan hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi yang normal adalah 21-35 hari. Adapun cara menghitung siklus menstruasi adalah dimulai dari hari pertama menstruasi setelah keguguran sampai hari pertama menstruasi di periode berikutnya. Lakukan pencatatan selama beberapa bulan untuk mengetahui apakah siklus menstruasi kamu berubah atau tidak setelah keguguran.
  2. Kenali perubahan tubuh saat masa subur: Tubuh selalu menampakkan perubahan saat terjadi ovulasi atau proses ovarium melepaskan sel telur. Perubahan tersebut adalah suhu tubuh meningkat 0,3 sampai 0,5 derajat Celcius. Tak hanya perubahan suhu, tubuh juga memberikan tanda sedang subur melalui produksi lendir pada serviks. Bila sedang subur, lendir serviks berwarna bening dan cair akan dikeluarkan dari vagina. Cairan ini menyerupai putih telur. Dan payudara terasa nyeri serta kamu mengalami kram ringan di salah satu sisi panggul. Ini semua adalah cara tubuh “mengkomunikasikan” kalau kamu sedang subur.

Pada beberapa perempuan, siklus menstruasinya berubah setelah keguguran karena itu dengan mencatat siklus serta mengenali perubahan tubuh yang terjadi, maka kamu akan mendapatkan polanya. Alhasil cara menghitung masa subur setelah keguguran pun semakin akurat. Idealnya, masa subur dimulai pada 12-14 hari sebelum menstruasi pertama.

Tapi jika kamu ingin lebih praktis dan akurat mengetahui apakah sedang subur atau tidak, gunakanlah tes ovulasi. Bahkan Andalan Ovulation Test memiliki tingkat akurasi sampai 99,9% dalam mengukur masa subur. Cara pakainya pun sangat mudah. Kamu hanya perlu meneteskan urin ke dalam lubang sampel, lalu tunggu 3-10 menit maka hasilnya akan muncul. Tidak hanya praktis dan akurat, alat tes ini pun bisa didapatkan dengan mudah karena dijual bebas. Jadi semakin mudah untuk menjalankan program hamil setelah keguguran kan. Jangan patah semangat ya!

Baca Juga: Sperma Bisa Menyebabkan Keguguran di Awal Kehamilan?

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana cara cepat hamil setelah keguguran, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Cara Cepat Hamil Setelah Keguguran

Pastikan kamu dan pasangan sudah siap secara fisik dan mental untuk kembali hamil setelah keguguran.

Setelah keguguran pada kehamilan pertama, akhirnya pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah kembali mengumumkan berita kehamilan. Bahkan beberapa waktu lalu keduanya menggelar acara gender reveal, tepat ketika usia kehamilan Aurel tengah memasuki usia 3 bulan. Tentu berita hamilnya Aurel turut menyemangati para pasangan muda yang juga baru mengalami keguguran. Adapun pertanyaan pertama yang terlintas pada para pejuang dua garis biru adalah bagaimanakah cara cepat hamil setelah keguguran?

Baca Juga: 10 Momen Paling Membahagiakan Sepanjang Kehamilan

Sebelum membahas detail tentang cara apa saja yang harus ditempuh para pasangan agar cepat hamil setelah keguguran, kamu wajib tahu bahwa rahim perempuan memerlukan waktu untuk pulih. Buku What to Expect menyebutkan, idealnya pasangan bisa memulai kembali program hamil tiga bulan setelah keguguran. Selain memastikan rahim telah pulih secara sempurna pasca keguguran, menunggu minimal tiga bulan juga untuk memberi waktu kepada kamu dan pasangan untuk menyiapkan mental. Harapannya saat dinyatakan hamil kembali setelah keguguran, kamu dan pasangan telah siap secara fisik dan mental untuk menjalani kehamilan yang baru.

Jika kamu dan pasangan sudah siap untuk hamil lagi setelah keguguran, berikut cara yang bisa kalian lakukan untuk mewujudkannya:

  1. Berhubungan seksual di masa subur.
    Agar hubungan seksual bisa menghasilkan kehamilan, maka harus memperhatikan waktu yang tepat untuk melakukannya. Apakah definisi waktu yang tepat untuk berhubungan seksual? Melakukan hubungan seksual ketika ovarium melepaskan sel telur alias ovulasi. Pada prinsipnya, sel sperma bisa bertahan hidup di dalam tubuh perempuan selama lima hari. Maka periode menjelang hingga saat ovulasi disebut sebagai masa subur. Inilah waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual.

    Jika ingin praktis, kamu bisa mengetahui masa subur dengan alat tes Andalan Ovulation Kit. Tingkat akurasinya mencapai 99,9% dan cukup meneteskan urin ke dalam lubang sampel serta menunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Kabar baiknya lagi, alat tes ovulasi ini dijual bebas jadi kamu bisa mendapatkannya dengan mudah.

  2. Makan makanan peningkat kesuburan.
    Salah satu cara mempersiapkan fisik agar cepat hamil setelah keguguran adalah dengan memberikan nutrisi terbaik bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi maka metabolisme tubuh bekerja optimal untuk mendukung kerja hormon-hormon reproduksi. Adapun makanan yang dapat meningkatkan kesuburan adalah ikan, daging rendah lemak, kacang-kacangan, zinc, dan telur.
  3. Jaga berat badan agar tetap ideal.
    Yang dimaksud dengan berat badan ideal adalah tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, karena keduanya berpengaruh besar terhadap kerja hormon-hormon reproduksi. Jadi pastikan berat badan kamu dan pasangan ideal agar sperma dan sel telur serta rahim selalu dalam kondisi optimal untuk hamil. Adapun cara untuk menjaga berat badan tetap ideal adalah dengan makan seimbang dan rutin berolahraga. Ingat, rutin berolahraga artinya dilakukan secara konsisten dengan durasi yang terukur, bukan berlebihan. Durasi ideal olahraga adalah minimal 30 menit setiap hari dengan intensitas sedang.
  4. Hindari stres.
    Rasa cemas, kuatir dan tekanan emosi karena tak kunjung hamil justru akan membuat hormon reproduksi menjadi tidak seimbang. Jika ini yang terjadi maka proses pelepasan sel telur pun terhambat dan vitalitas sperma pun merosot, maka dapat dipastikan proses pembuahan tidak terjadi. Maka sangat penting bagi kamu dan pasangan bisa sama-sama saling mendukung serta rileks ketika menjalani program hamil setelah keguguran. Energi positif lebih disukai hormon reproduksi untuk bisa bekerja optimal.

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana cara cepat hamil setelah keguguran, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Tanda-tanda Hamil Muda dan Apa yang Terjadi pada Tubuh

Saat hamil, kamu pasti memiliki banyak pertanyaan. Terutama adalah bertanya apakah saya benar-benar hamil dan bagaimana kondisi bayi dalam kandungan.

Pada satu sampai dua bulan pertama kehamilan kamu mungkin tidak terlihat hamil sama sekali. Sebagian besar ibu yang baru pertama kali melahirkan tidak mengalami gejala setidaknya sampai minggu ke-12.

Baca Juga: Hasil Tes Positif Namun Tidak Terjadi Kehamilan, Apa Sebabnya?

Namun, jika ini bukan bayi pertama kamu, maka kamu mungkin mulai menyadarinya lebih cepat, karena otot-otot di rahim (rahim) dan perut mungkin telah meregang dari kehamilan sebelumnya.

Kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir. Selama sekitar 15 hari pertama tubuh akan menjalani rutinitas normalnya – menebalkan rahim dan melepaskan satu atau dua sel telur.

Secara teknis kamu tidak hamil. Tetapi sekitar minggu ke-2 atau ke-3, jika sel telur bertemu sperma dan terjadi pembuahan, maka itu saatnya!

Sel telur yang telah dibuahi kemudian berjalan menuruni tuba falopi, membelah dan membelah kembali, hingga mencapai rahim.

Ini kemudian akan mengubur dirinya ke dalam dinding (implantasi) di mana si janin akan membuat dirinya sangat nyaman selama sembilan bulan ke depan. Pada empat minggu, telur Anda sekarang menjadi embrio – dan kamu hamil!

Walau kamu mungkin tidak memiliki gejala sama sekali – tetapi kemudian hormon kehamilan mulai bekerja.

Selama trimester pertama hingga minggu ke-12, biasanya ibu hamil mengalami gejala awal kehamilan, seperti:

  • Tidak haid
  • Payudara terasa bengkak
  • Mual dan lelah, sering disebut sebagai morning sickness
  • Penciuman lebih peka
  • Lebih sering buang air kecil
  • Keputihan ringan
  • Perut terasa kembung
  • Mulai merasa malas makan sesuatu dan ingin makanan tertentu.

Jika kamu merasa hamil tetapi belum melihat gejala apa pun, kamu mungkin hamil. Untuk memastikannya memang sebaiknya melakukan tes atau periksa ke dokter atau bidan.

Baca Juga: Kehamilan Tak Kunjung Datang? Saatnya Melakukan Tes Kesuburan

Setiap orang berbeda dan tidak ada orang lain yang akan mengalami kehamilan seperti kamu.
Nah, itu tadi tanda-tanda hamil muda. Jika kamu masih punya pertanyaan seputar kehamilan, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Waspadai, Herpes Saat Hamil Bisa Timbulkan Komplikasi

Herpes termasuk dalam infeksi menular seksual yang banyak terjadi pada populasi yang aktif secara seksual, termasuk ibu hamil. Namun, infeksi ini sering tidak disadari.

Sebagian besar herpes selama kehamilan tidak menyebabkan komplikasi. Namun, terkadang bisa memicu masalah serius bagi janin.

Baca Juga: Empat Fakta Infeksi Menular Seksual Pada Ibu Hamil

Meskipun banyak orang dengan infeksi herpes tidak memiliki masalah dengan kesuburan, ada beberapa data bahwa infeksi herpes dapat menyebabkan masalah dengan kualitas air mani dan peningkatan tingkat infertilitas.

Risiko pada janin

Risiko utama yang terkait dengan herpes dan kehamilan adalah infeksi herpes neonatal. Infeksi pada bayi baru lahir ini jarang terjadi, tetapi bisa sangat serius atau bahkan fatal.

Risiko terbesar untuk herpes neonatal terjadi pada orang yang baru terinfeksi herpes saat hamil — terutama menjelang waktu persalinan.

Infeksi herpes yang baru pertama kali dialami dan terjadi di trimester pertama kehamilan juga beresiko tinggi mengalami keguguran.

Operasi caesar direkomendasikan sebagai pengganti persalinan pervaginam untuk orang yang memiliki gejala genital pada saat persalinan.

Operasi caesar telah terbukti secara signifikan mengurangi risiko penularan herpes ke bayi

Gejala herpes saat hamil

Gejala herpes saat hamil pada dasarnya sama dengan infeksi ini pada orang yang tidak hamil, yaitu:

  • Demam atau menggigil yang muncul beberapa hari setelah terinfeksi virus herpes
  • Rasa nyeri atau gatal-gatal
  • Sensasi terbakar di kulit
  • Ada luka lepuh kecil, terkadang tidak terlihat, di sekitar organ kelamin.

Segera konsultasikan ke dokter jika curiga mengalami herpes saat hamil agar dilakukan pengobatan.

Setelah persalinan

Jika kamu memiliki infeksi herpes oral atau genital, penting untuk membersihkan tangan antara menyentuh luka dan menyentuh bayi. Infeksi herpes menyebar dari kulit ke kulit.
Ini juga berarti bahwa bayi mungkin berisiko terkena herpes dari kontak dengan orang dewasa lain dalam hidup mereka.

Baca Juga: Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Bisa Bikin Susah Hamil

Menyusui tidak dianggap beresiko bagi penderita herpes, jadi ibu boleh memberikan ASI. Pengecualian adalah untuk orang yang memiliki lesi herpes aktif pada payudara, yang tidak boleh menyusui.

Jika kamu masih punya pertanyaan seputar infeksi menular seksual kesehatan reproduksi, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Apa Penyebab Kehamilan Ektopik atau Hamil di Luar Kandungan?

Istilah hamil di luar kandungan atau ectopic pregnancy sering kita dengar. Namun, bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi justru menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi (saluran indung telur). Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik juga bisa terjadi di rongga perut atau leher rahim.

Baca Juga: Ini Alasan Gairah Seks Meluap Saat Hamil

Padahal, tuba falopi tidak didesain sebagai tempat tumbuhnya embrio dan juga tidak bisa meregang seperti halnya rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan dan membahayakan nyawa ibu hamil.

Kehamilan disebut ektopik jika sel telur menempel di luar rahim. Sel telur tersebut seharusnya berjalan melalui tuba falopi dan menempel di dinding rahim untuk berkembang.

Ada beberapa penyebab terjadinya kehamilan ektopik, antara lain kelainan bentuk saluran, ada bekas luka operasi pada saluran telur, atau ada kelainan pada jaringan dinding rahim.

Rahim kita punya keunikan untuk menjadi tempat tumbuhnya janin. Organ ini juga dapat membesar mengikuti ukuran janin. Sementara hal itu tidak dapat dilakukan tuba falopi. Malah, saluran ini bisa pecah ketika janin tumbuh dan menyebabkan perdarahan.

Gejala utama dari kehamilan ektopik adalah perdarahan, rasa sakit di perut bagian bawah, penggul, dan punggung bawah, mengalami rasa pusing berkunang-kunang.

Untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan USG oleh dokter.

Bisakah kehamilan dilanjutkan?

Banyak ibu hamil yang berharap kehamilan ektopik bisa dilanjutkan. Sayangnya hal itu tidak mungkin. Janin tidak dapat bertahan di luar rahim.

Tindakan utama yang dilakukan dokter untuk menangani kondisi hamil di luar kandungan adalah melakukan operasi untuk mengeluarkan janin. Fokus utamanya adalah keselamatan ibu.

Seorang wanita memiliki risiko besar mengalami hamil di luar kandungan jika:

  • Punya riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
  • Pernah menderita penyakit radang panggul atau infeksi yang menyebabkan luka di jaringan, terutama di bagian tuba falopi, rahim, ovarium, atau leher rahim.
  • Pernah melakukan operasi tuba falopi atau organ lain di area panggul.
  • Susah hamil sebelumnya.
  • Menderita endometriosis.
  • Tertular infeksi menular seksual.

Baca Juga: Hindari Kehamilan di Usia Remaja, Pahami Risikonya

Masih punya pertanyaan seputar kehamilan dan kesehatan reproduksi? Kamu ‎bisa langsung ‎‎berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT ‎‎0811-1-326459 ‎atau ‎melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin ‎hingga Jumat pukul ‎‎09.00 – ‎‎16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, ‎sebab segala ‎informasi yang kamu ‎sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mungkinkah Kita Tetap Haid Saat Hamil?

Jika kita berhubungan seksual tanpa kontrasepsi, maka tidak haid merupakan salah satu tanda kehamilan. Tapi, terkadang siklus haid tetap datang.

Petenis dunia Serena Williams dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa ia masih tetap menstruasi di awal kehamilannya.

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB Satu Kali, Apakah Ada Kemungkinan Hamil?

“Aku bahkan melakukan test pack untuk membuat teman-temanku percaya bahwa aku tidak hamil, tetapi sungguh kaget karena hasilnya positif,” katanya dalam sebuah wawancara dengan majalah InStyle.

Lebih terkejut lagi karena pemeriksaan dokter menunjukkan ia sudah hamil tujuh minggu dan dia baru saja bertanding di Australia Open.

Mengalami haid di awal kehamilan ternyata banyak dialami banyak perempuan.

Pendarahan di awal kehamilan ternyata terjadi karena perkembangan plasenta. Ketika embrio menempel di rahim, sel-sel dan jaringan plasenta mulai berkembang. Namun sampai plasenta itu benar-benar terbentuk untuk menjadi “sandaran hidup” janin, tubuh calon ibu melakukan tugas untuk menyuplai pertumbuhan janin dengan nutrisi dan oksigen.

Pada usia sekitar 6 minggu kehamilan, ukuran plasenta cukup besar dan komplek sehingga mulai berperan dalam memberi nutrisi ke janin. Di titik ini calon ibu mungkin mengalami “haid ringan”.

Penyebab perdarahan lain adalah hubungan seksual. Ada sebagian perempuan yang pembuluh darahnya berada dekat dengan permukaan leher rahim. Ketika bercinta, gesekan menyebabkan perdarahan kecil, namun sangat sedikit dan ringan dibanding darah haid.

Tanda keguguran

Mendapati adanya bercak darah di awal kehamilan tentu membuat calon ibu khawatir. Untuk memastikan pertumbuhan janin aman, periksakan ke dokter atau bidan jika mengalami perdarahan.

Faktanya, perdarahan terkadang merupakan tanda awal keguguran. Perdarahan tersebut biasanya dikira menstruasi tetapi lebih berat dan juga disertai kram perut yang parah.

Kehamilan ektopik adalah penyebab perdarahan lain yang harus dikhawatirkan. Kondisi yang sering disebut “hamil anggur” ini terjadi ketika embrio menempel di saluran tuba, bukannya di rahim.

Kehamilan ektopik terkadang menyebabkan perdarahan berwarna kehitaman dan nyeri hebat di perut bagian bawah, terutama di satu sisi. Kondisi ini membutuhkan tindakan dokter segera.

Baca Juga: Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Bisa Bikin Susah Hamil

Masih punya pertanyaan seputar kehamilan dan kesehatan reproduksi? Kamu ‎bisa langsung ‎‎berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT ‎‎0811-1-326459 ‎atau ‎melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin ‎hingga Jumat pukul ‎‎09.00 – ‎‎16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, ‎sebab segala ‎informasi yang kamu ‎sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Infeksi Menular Seksual Bikin Sulit Hamil

Ada 3 jenis infeksi menular seksual yang sering dikaitkan dengan sulit hamil.

Tahukah kamu kalau infeksi menular seksual adalah salah satu penyebab sulit hamil? Kok bisa, memang bagaimana sebenarnya kaitan antara infeksi menular seksual dengan kemampuan untuk hamil?

Baca Juga: Benarkah Infeksi Menular Seksual Meningkatkan Risiko HIV?

Infeksi menular seksual yang tidak diobati akan menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah membuat pria dan wanita yang terinfeksi menjadi tidak subur. Pada pria, infeksi menular seksual atau IMS yang tidak diobati akan membentuk jaringan parut di saluran reproduksinya, yaitu di saluran ejakulasi dan uretra. Jaringan parut tersebut kemudian menghambat saluran dan menyebabkan pria mengalami kemandulan.

Sedangkan pada wanita, infeksi menular seksual yang tidak diobati menyebabkan infeksi peradangan panggul atau pelvic inflammatory disease (PID). Inilah yang kemudian membuat jaringan parut di tuba falopi dan organ reproduksi lainnya. Alhasil sel telur dan sperma tidak dapat bertemu sehingga tidak terjadi pembuahan. Atau kalaupun terjadi pembuahan, jaringan parut yang ada di dalam tuba falopi akan membuat embrio tidak bisa mencapai rahim. Ini kemudian meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan.

Kehamilan ektopik bisa menyebabkan pendarahan serta nyeri panggul yang hebat. Tak hanya itu, kehamilan ektopik juga sangat berbahaya karena janin tidak dapat berkembang normal, plus menyebabkan kerusakan tuba falopi. Jika saluran tuba falopi rusak maka tidak ada yang menghubungkan antara indung telur dengan rahim. Artinya persentase terjadinya kehamilan pun menurun drastis.

Adapun infeksi menular seksual yang bisa berujung pada sulit hamil jika tidak diobati adalah :

  1. Gonore: Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri ini sering kali tidak menimbulkan gejala yang spesifik pada wanita. Wanita yang mengalami gonore sangat berpotensi mengalami PID. Jika tidak diobati membuat infeksi meluas hingga ke saluran indung telur lalu terjadilah perlengketan akibat nanah karena infeksi. Maka sudah dapat dipastikan pembuahan sel telur tidak mungkin terjadi dan wanita yang terinfeksi menjadi sulit hamil.
  2. Klamidia: Jika tidak diobati, klamidia juga menyebabkan terjadinya PID. Bahkan CDC menyebutkan kalau 10-15% infeksi klamidia pada wanita yang tidak diobati, dipastikan akan menjadi PID. Apabila klamidia dan PID tidak kunjung diobati maka berujung pada kerusakan pada tuba falopi, rahim dan organ reproduksi lainnya. Maka persentase sperma untuk dapat membuahi sel telur menjadi sangat kecil.
  3. HIV: Yang terjadi ketika tubuh terinfeksi HIV adalah sistem imun tubuh menurun dan inilah yang kemudian memperburuk infeksi menular seksual. Imunitas yang menurun juga berdampak langsung pada fertilitas atau kesuburan perempuan. Padahal jika tertangani dengan baik, pasien HIV tetap bisa memiliki kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup yang baik ini juga meliputi peluang yang tinggi untuk hamil dan melahirkan anak yang tidak terinfeksi HIV. Tapi ingat, semua ini bisa tercapai jika HIV diobati!

Salah satu faktor yang membuat infeksi menular seksual sering kali tidak diobati adalah karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Ini artinya penting bagi kamu yang sudah aktif secara seksual untuk melakukan skrining infeksi menular seksual secara rutin setiap tahunnya. Dengan begitu, ketika ditemukan adanya infeksi menular seksual maka bisa segera diobati sampai tuntas. Alhasil risiko sulit hamil pun bisa diminimalisir.

Adapun salah satu cara untuk memproteksi diri dari infeksi menular seksual adalah menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual. Pilihlah kondom berbahan lateks yang sudah terbukti tidak dapat ditembus oleh penyebab patogen infeksi menular seksual. Penggunaan kondom tidak hanya saat penetrasi vagina tapi juga seks oral. Tenang jangan langsung membayangkan aktivitas seks oral jadi tidak seru dengan tetap memakai kondom, pilihlah yang beraroma seperti kondom Fiesta. Dijamin aromanya akan menambah gairan seks oral kamu.

Baca Juga: Bisakah Tertular Infeksi Menular Seksual dari Toilet Umum?

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail bagaimana melindungi diri dari infeksi menular seksual yang bisa bikin sulit hamil, segeralah konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang, segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik. Jadi jangan ragu untuk konsultasi ya.

Hindari Kehamilan di Usia Remaja, Pahami Risikonya

Edukasi kesehatan seksual reproduksi penting bagi remaja untuk mencegah kehamilan dini. Sebab, ‎kehamilan di usia ini beresiko tinggi.‎

Kehamilan pada remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada perempuan berusia kurang dari 20 ‎tahun.

Ada banyak faktor yang membuat kehamilan tak direncanakan bisa terjadi di usia remaja, antara ‎lain menjadi korban kekerasan seksual, berhubungan seks di usia muda, tidak punya pengetahuan ‎yang cukup tentang kesehatan seksual dan reproduksi, pernikahan dini, hingga self-esteem yang ‎rendah.‎

Dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id‎, persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun memiliki ‎kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi, dan balita.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan bahwa angka kematian ‎neonatal, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi ‎dibandingkan pada ibu usia 20-39 tahun.‎

Baca Juga: Hasil Tes Positif Namun Tidak Terjadi Kehamilan, Apa Sebabnya?

Kehamilan di usia muda bukan hanya mengancam kesehatan calon ibu, tetapi juga bayi yang ‎dikandungnya. Risiko itu antara lain tekanan darah tinggi (preeklampsia), anemia pada ibu, ‎kesulitan dan komplikasi melahirkan karena organ tubuh yang belum matang, bayi lahir dengan ‎berat rendah, atau pun bayi stunting.‎

Remaja yang berhubungan seksual saat hamil tanpa penggunaan kondom juga beresiko tinggi ‎tertular infeksi menular seksual. Infeksi ini dapat membahayakan bayi.‎

Risiko mental dan sosial

Selain itu, mayoritas perempuan belum siap secara mental untuk menjalani kehamilan di usia dini. ‎Kondisi ini dapat membawa kecemasan, stres, dan juga depresi.

Di banyak negara, remaja yang hamil pada akhirnya putus sekolah. Kondisi ini dapat membuat ‎remaja kelak sulit mendapatkan pekerjaan yang diinginkan sehingga secara ekonomi mereka ‎kesulitan untuk memberi kehidupan yang layak untuk anaknya.‎

Risiko putus sekolah juga tinggi pada remaja laki-laki yang menjadi ayah. Kekhawatiran akan ‎kesehatan pasangan, kesulitan ekonomi, dan juga tidak lagi bisa berteman dengan sebayanya, ‎mendatangkan tekanan mental.

Baca Juga: Sperma Bisa Menyebabkan Keguguran di Awal Kehamilan?

Masih punya pertanyaan seputar kehamilan dan kesehatan reproduksi? Kamu ‎bisa langsung ‎‎berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT ‎‎0811-1-326459 ‎atau ‎melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin ‎hingga Jumat pukul ‎‎09.00 – ‎‎16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, ‎sebab segala ‎informasi yang kamu ‎sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.‎