Perawatan Organ Intim yang Benar di Masa Kehamilan

Kebersihan area kewanitaan atau feminine hygiene adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan pada seorang perempuan. Ada periode dimana kebersihan organ kewanitaan ini menjadi sangat penting, salah satunya di masa kehamilan.
Organ intim yang sehat selama hamil akan menghindari infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Namun kebersihan organ intim selama kehamilan tidak cukup sering dibahas.

Baca Juga: Lesti Kejora Hamil? Inilah Tanda Kehamilan di Minggu Pertama

Bagaimana Kehamilan Mempengaruhi Kesehatan Vagina?

Saat kamu hamil, terjadi perubahan kadar hormon serta peningkatan aliran darah dalam tubuh dapat menyebabkan risiko keputihan menjadi lebih tinggi. Sebagian besar cairan vagina selama hamil tidak berbau dan warnanya pun putih hingga kekuningan. Ini tidak berbahaya dan seharusnya tidak menimbulkan masalah lebih lanjut.

Namun, jika keputihan menjadi lebih banyak dan berbau busuk, bisa menjadi indikasi adanya masalah dan harus diperiksa oleh dokter secepat mungkin.

Mengapa Kebersihan Organ Intim Penting selama Kehamilan?

Vagina berfungsi ganda sebagai jalan lahir bayi dan juga merupakan jalur penularan infeksi. Infeksi yang paling rentan dialami ibu hamil adalah infeksi jamur, yang menyebabkan gejala keputihan tidak normal. Gejalanya berupa rasa gatal dan bau tidak sedap.

Penyebab infeksi adalah keseimbangan organisme dan tingkat keasaman atau pH di vagina yang terganggu. Meskipun belum tentu akan membahayakan kehamilan, namun gejalanya sangat membuat tidak nyaman.

Selain jamur, infeksi bakteri atau vaginosis bakterial adalah infeksi vagina lain yang harus diwaspadai. Penyebabnya ketidakseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat.

Untuk mencegahnya, wanita hamil harus menjaga organ kewanitaan dengan benar. Berikut ini caranya:

  • Gunakan pembersih intim biasa tanpa pewangi untuk area vulva atau bagian luar daerah vagina. Kamu bisa menggunakan Andalan Feminine Care yang aman untuk ibu hamil.
  • Jangan gunakan douche vagina (menyemprotkan cairan pembersih ke dalam vagina), karena dapat mematikan bakteri baik dan sebenarnya dapat meningkatkan risiko infeksi
  • Jangan mencuci bagian dalam vagina. Vagina sudah memiliki mekanisme pembersihan sendiri dengan cairan vagina adalah salah satu mekanisme liang vagina tetap bersih secara alami.
  • Jangan mencuci area vagina dengan sabun dan gel biasa atau yang sangat wangi karena akan merusak keseimbangan pH dan bakteri baik yang menjaga vagina tetap sehat sehingga Kamu malah lebih rentan terhadap infeksi. Sabun yang terlalu keras juga bisa mengakibatkan iritasi pada kulit sensitif di daerah tersebut.

Baca Juga: Kehamilan Ektopik dan Infeksi Menular Seksual, Apa Kaitannya?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Si Kecil Sudah Siap Punya Adik? Begini Cara Menghitung Masa Subur untuk Persiapan Kehamilan Kedua

Setelah beberapa tahun berkontrasepsi, kamu dan pasanganmu akhirnya mendiskusikan rencana untuk hamil lagi. Kini Si Kecil sudah agak lebih besar, lebih mandiri, dan lebih siap untuk punya adik. Kondisi finansial keluarga pun sedang dalam keadaan sangat baik. Tak ingin mengulur waktu, kamu pun segera mencari cara menghitung masa subur untuk persiapan kehamilan kedua. Cara apa saja yang tersedia? Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

  1. Metode kalender

    Untuk menggunakan cara menghitung masa subur yang satu ini, kamu hanya butuh kalender dan pulpen. Bisa juga menggunakan kalender digital di HP, tablet, atau laptop bila kamu lebih nyaman. Pada intinya kamu harus mencatat siklus menstruasi secara rutin hingga mendapatkan prediksi tanggal mulai menstruasi di bulan depan. Nah, hitung mundur 14 hari dari tanggal tersebut untuk menemukan prediksi tanggal ovulasi. Ovulasi alias pelepasan sel telur dari indungnya biasanya terjadi setiap 14 hari sebelum menstruasi, berapapun panjang siklusmu (Dweck & Westen, 2017). Sudah menemukan perkiraan tanggal ovulasi? Perbanyaklah berhubungan intim di tanggal tersebut, beberapa hari sebelumnya, hingga sehari sesudahnya, sebab ini merupakan hari-hari paling subur.

  2. Mengukur suhu basal tubuh

    Dengan cara menghitung masa subur yang satu ini, kamu membutuhkan termometer dan catatan suhu basal tubuh harian. Suhu basal tubuh adalah suhu terendah tubuh ketika dalam keadaan sedang beristirahat, sebelum terpengaruh oleh aktivitas apapun. Sesudah ovulasi, suhu basal tubuh biasanya meningkat sedikit (Griffey, 2010). Catatlah suhu basal tubuhmu saat baru bangun tidur setiap hari selama beberapa bulan. Kamu akan menemukan sebuah pola, misalnya setiap 26 hari sekali, suhu basal tubuhmu ternyata agak naik. Dari pola ini, kamu bisa memprediksi kapan suhu basal tubuhmu akan naik lagi di bulan depan. Nah, upayakanlah memperbanyak hubungan intim 1-2 hari sebelum suhu basal tubuh diperkirakan akan naik. Inilah momen di mana kesuburanmu sedang optimal.

  3. Menggunakan Andalan Ovulation Kit

    Dua cara menghitung masa subur yang sudah disebutkan sebelumnya memakan waktu lama, butuh ketelatenan yang tinggi, dan rentan gagal bagi perempuan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Alternatif lain yang jauh lebih mudah adalah dengan menggunakan alat tes ovulasi yang mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan. Kadar LH biasanya meningkat menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Pilihlah Andalan Ovulation Kit yang memiliki tingkat keakuratan hingga 99,9%. Dengan alat ini, kamu tinggal meneteskan sampel urin pada alat tes, menunggu 3-10 menit, dan langsung mengetahui apakah kamu sedang berada di masa subur atau tidak. Jika ada dua garis merah muda yang mirip atau salah satunya lebih gelap, maka kemungkinan besar kamu akan ovulasi 24-48 jam lagi. Jadwalkanlah hubungan intim dengan pasanganmu setelah 24 jam, sebelum 48 jam. Bila hanya satu garis pink saja yang muncul, artinya tubuh sedang tidak di masa subur.

Baca Juga: Pakai Alat Tes Masa Subur Tingkatkan Peluang Kehamilan

Sudah siap mencoba cara-cara menghitung masa subur untuk persiapan kehamilan kedua? Mudah-mudahan kabar baik yang ditunggu-tunggu segera datang dan si Kecil bisa cepat menyambut adik barunya, ya! Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut perihal perencanaan kehamilan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Berhubungan Seks Aman di Masa Kehamilan? Bisa Banget

Wanita hamil dan pasangannya sering bertanya-tanya apakah aman melakukan hubungan seks selama masa kehamilan. Apakah berhubungan seks akan menyebabkan keguguran atau membahayakan bayi yang belum lahir?

Aktivitas seksual adalah salah satu hal yang normal dilakukan selama kehamilan, selama kehamilannya sehat. Gerakan saat penetrasi dan hubungan intim tidak akan membahayakan bayi, yang dilindungi oleh cairan ketuban dan otot dinding rahim.

Baca Juga: Ini Alasan Gairah Seks Meluap Saat Hamil

Kontraksi saat orgasme tidak sama dengan kontraksi persalinan. Namun, sebagai tindakan pencegahan keamanan, beberapa dokter menyarankan untuk menghindari seks di minggu-awal kehamilan, atau menggunakan kondom. Hal ini karena ada hormon dalam air mani yang disebut prostaglandin yang dapat merangsang kontraksi.

Namun, beberapa ibu hamil di minggu terakhir kehamilannya justru diminta banyak melakukan hubungan seks untuk menginduksi persalinan. Beberapa ahli percaya bahwa prostaglandin dalam air mani akan benar-benar menginduksi persalinan.

Beberapa gel untuk “mematangkan” serviks dan menginduksi persalinan juga mengandung prostaglandin. Namun saat ini hubungan air mani dan induksi persalinan ini masih sebatas teori dan perlu dibuktikan lebih lanjut.

Kapan Tidak Boleh Berhubungan Seks Saat Hamil?

Meskipun berhubungan seks di masa kehamilan aman, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter apakah aman berhubungan seks saat Kamu hamil. Hal ini karena kondisi kehamilan tidak selalu sama pada masing-masing wanita.

Beberapa kondisi kehamilan berisiko tinggi berikut, tidak disarankan untuk berhubungan seks saat kehamilan:

  • Pernah mengalami keguguran atau riwayat keguguran sebelumnya
  • Ada risiko mengalami persalinan prematur (kontraksi sebelum 37 minggu kehamilan)
  • Mengalami perdarahan vagina, keputihan, atau kram tanpa penyebab yang diketahui
  • Kantung ketuban mengeluarkan cairan atau ketuban pecah dini
  • Leher rahim telah terbuka terlalu dini
  • Posisi plasenta terlalu rendah di dalam rahim (plasenta previa)
  • Kehamilan kembar

Ketika dokter melarang kamu berhubungan seksual selama hamil, tanyakan dengan jelas maksud dari berhubungan seksual. Apakah hanya melarang hubungan seks sampai penetrasi, dan masih boleh untuk aktivitas seksual tanpa tanpa penetrasi dan boleh mencapai orgasme, dan sebagainya.

Hubungi dokter jika setelah berhubungan seksual, Kamu mengalami gejala berikut:

  • Nyeri di perut
  • Keluar darah dari vagina
  • Keluar cairan yang tidak wajar (dalam jumlah banyak)
  • Kontraksi yang teratur

Baca Juga: Bisakah Tertular HIV Melalui Seks Oral?

Untuk hubungan seksual yang aman selama kehamilan, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Kontrasepsi Aman Pasca Melahirkan? Ini 4 Rekomendasinya

Kebanyakan pasangan tidak langsung membicarakan pilihan kontrasepsi pasca melahirkan. Hal ini terjadi karena banyak pasangan berpikir memberikan ASI eksklusif adalah salah satu bentuk kontrasepsi alami. Setidaknya ada tiga syarat khusus agar menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami yaitu ibu belum menstruasi pasca melahirkan, menyusui secara langsung atau direct breastfeeding dan terus menerus, dan bayi berusia kurang dari enam bulan. Jika ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi maka menyusui sebagai kontrasepsi alami bisa gagal.

Padahal langsung menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan tidak hanya memberikan manfaat pada ibu tapi juga anak. Manfaat yang dirasakan ibu adalah memiliki waktu pemulihan pasca melahirkan yang sempurna. Sedangkan manfaat untuk anak adalah mendapatkan perhatian penuh, secara gizi dan stimulasi, di 1.000 hari pertama kehirannya. Artinya tumbuh kembang anak akan berjalan optimal.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Lalu pilihan kontrasepsi apa sajakah yang aman bagi ibu pasca melahirkan? Tidak mengganggu produksi ASI, adalah fokus utama para ibu ketika membicarakan pilihan kontrasepsi pasca melahirkan. Tenang, syarat utama ini tersedia dalam 4 pilihan kontrasepsi aman pasca melahirkan berikut ini:

  1. Pil Kontrasepsi Progesteron

    Ini adalah pil kontrasepsi khusus untuk ibu yang sedang menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron dengan dosis rendah. Cara kerja pil kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir leher rahim sehingga memperlambat gerak sperma untuk dapat masuk ke rahim. Pil kontrasepsi ini juga akan membuat dinding rahim tidak siap menerima hasil pembuahan.

  2. Penelitian mengungkapkan adanya beragam manfaat lebih penggunaan pil kontrasepsi progestin, yaitu tidak mengurangi produksi serta memengaruhi kualitas ASI (Berens P, Labbok M. 2015). Kunci sukses dari penggunaan pil ini adalah diminum di jam yang sama setiap harinya. Tapi jika kamu lupa meminumnya, jangan panik. Segera minum pada saat ingat dan lanjutkan kembali sesuai dengan waktu yang sudah dipilih. Jadi jika kamu memilih pil kontrasepsi Andalan Laktasi, waktu terbaik untuk mulai mengonsumsinya adalah 6 minggu setelah melahirkan.

  3. Kontrasepsi IUD

    Alat kontrasepsi yang sering disebut spiral ini terdiri dari hormonal dan non hormonal, keduanya aman untuk ibu menyusui karena tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI. Hal yang menyenangkan dari penggunaan IUD adalah merupakan kontrasepsi jangka panjang, mulai dari 3, 5 bahkan sampai 10 tahun.

    Untuk pemasangannya, kamu bisa melakukan sesaat setelah melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan. Jika lewat dari waktu tersebut, tak perlu panik karena pemasangan tetap bisa dilakukan 6 minggu setelah melahirkan. Bahkan kalau kamu memilih IUD Andalan Postpartum, batang insersinya didesain untuk memudahkan pemasangan pasca melahirkan. Setelah pemasangan pun kamu bisa beraktivitas seperti biasa.

  4. Kontrasepsi Implan atau susuk

    Sama seperti kontrasepsi pil, implan yang aman pasca melahirkan adalah yang hanya mengandung hormon progesteron. Implan dimasukkan ke bawah kulit dan secara perlahan melepaskan hormon dan kontrasepsi ini bisa bertahan mulai dari 3 hingga 4 tahun.

  5. Kontrasepsi Kondom

    Selain pilihan kontrasepsi hormonal, ada juga kontrasepsi non hormonal seperti kondom yang aman digunakan pasca melahirkan. Kelebihan dari kontrasepsi kondom adalah cairan lubrikan pada kondom bisa menjadi pelumas untuk kamu yang mengalami kekeringan Miss V akibat kadar hormon estrogen yang rendah pasca melahirkan. Apalagi jika bahan kondom bertekstur lembut dengan pelumas ekstra seperti Fiesta Ultra Safe tentu membuat ritual bercinta kembali bergairah.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Jadi jangan tunda-tunda lagi untuk pakai kontrasepsi pasca melahirkan, karena tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI. Malah dengan menggunakan kontrasepsi pasca melahirkan, kamu dan pasangan tetap bisa menjaga kualitas hubungan seks tanpa takut ‘kebobolan’. Kalau kamu memerlukan konsultasi seksual dengan ahli, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor ke 0811-1-326459 https://bit.ly/halodktwhatsapp.Jangan kuatir, semua informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiannya, termasuk indentitas kamu.

Kondom Terbaik untuk Pasangan yang Mudah Panik Soal Risiko Kehamilan

“Sayang, kira-kira tadi bocor nggak, ya?”
“Nggak, santai aja…”
“Kalau bocor gimana???”

Bagi pasangan yang benar-benar belum siap atau sama sekali nggak ingin punya anak, kekhawatiran soal kondom bocor bisa menjadi suatu masalah yang serius. Kalau tidak segera dicari solusinya, pasangan bisa sampai enggan berhubungan intim karena takut hamil. Gairah yang sudah sempat terbangkitkan pun turun kembali. Waduh! Ada solusinya, kok. Ini dia kondom terbaik untuk pasangan yang mudah panik soal risiko kehamilan.

Kondom Fiesta Ultra Safe hadir dengan kemampuan untuk mencegah kehamilan yang optimal. Kualitasnya terjamin, sebab Fiesta Ultra Safe sudah 100% lulus uji elektronis dan telah sesuai dengan standar mutu internasional (ISO 4074). Terbuat dari bahan lateks berkualitas tinggi, kondom ini terasa lembut ketika digunakan. Alhasil, segala aktivitas di ranjang bisa dilakukan dengan nyaman.

Baca Juga: Gunakan Kondom, Salah Satu Solusi Ejakulasi Dini

Kondom Terbaik untuk Pasangan yang Mudah Panik Soal Risiko Kehamilan

Tak hanya itu, salah satu fitur utama yang membuatnya menjadi kondom terbaik adalah adanya kandungan pelumas ekstra untuk menambah gairah dan perlidungan maksimal. Bagaimana pelumas bisa membantu memberikan perlindungan ekstra? Menurut penelitian, efektivitas kondom bergantung pada banyak faktor: kemauan pasangan untuk menggunakannya sebelum berhubungan seks, apakah kondom tersebut dipakai terus hingga hubungan seks selesai, dan apakah ada pelumas yang digunakan bersama dengan kondom untuk mencegah robeknya kondom (Cornelisse, Wright, et al., 2019). Nah, dengan adanya pelumas ekstra di dalam Kondom Fiesta Ultra Safe, kemungkinan kondom terlepas, robek, atau bocor akibat gesekan berkurang jauh. Dengan kondom terbaik seperti Fiesta Ultra Safe, pasangan pun bisa jadi lebih tenang tanpa perlu takut soal risiko kehamilan. 

Selain itu, dengan pelumas yang lebih banyak, hubungan intim juga akan terasa lebih nikmat dan bebas dari rasa sakit. Inilah alasan mengapa penggunaan pelumas disarankan bagi perempuan yang vaginanya cenderung kering (Dweck & Westen, 2017). Nah, kehadiran kondom Fiesta Ultra Safe membantu mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Kondom yang Enak untuk Digunakan di Bulan Kasih Sayang Buat Pasutri

Itulah kondom terbaik untuk pasangan yang mudah panik soal risiko kehamilan. Dengan keyakinan bahwa hubungan seks akan aman dan nyaman, kepanikan pasangan tidak akan menjadi isu lagi. Bonus lainnya, risiko penyebaran infeksi menular seksual (IMS) juga akan menurun seiring dengan penggunaan kondom yang tepat dan konsisten. Jadi, chlamydia, gonorrhoea, hepatitis B, HIV, dan sejumlah IMS lainnya tidak akan mengusik momen intimmu dan pasanganmu. Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya, termasuk identitas kamu.

Dua Alat yang Kamu Butuhkan Sebelum Memulai Program Hamil

Setelah beberapa tahun menikah dan berkontrasepsi, akhirnya kamu dan pasanganmu memutuskan bahwa kalian sudah betul-betul siap untuk berkeluarga. Kira-kira apa saja yang dibutuhkan, ya? Coba deh, cek dua alat ini…

Baca Juga: Cara Cepat Hamil Setelah Keguguran

  • Andalan Ovulation Test

    Dua Alat yang Kamu Butuhkan Sebelum Memulai Program Hamil

    Meskipun ada pasangan yang bisa langsung berhasil di percobaan pertama, kenyataannya untuk bisa hamil tidak semudah itu. Kamu butuh pengetahuan yang mantap mengenai momen paling pas untuk berhubungan intim. Agar bisa terjadi kehamilan, sperma perlu membuahi sel telur. Pembuahan tersebut harus terjadi di waktu yang tepat, yaitu ketika lendir di rahim sedang banyak-banyaknya, teksturnya luar biasa cair, dan bening. Dengan rahim yang kondisinya subur begini, sperma akan lebih mampu masuk lebih jauh dan bertahan (Westheimer & Lehu, 2019). Nah, masa paling subur tadi biasanya terjadi di sekitar momen ovulasi, yaitu saat sel telur dilepas oleh indungnya. Kalau hubungan seks dilakukan di momen kurang subur, yakni ketika lendir rahim sedang kental, tebal, dan lengket, sperma akan tertahan di perjalanan dan bisa gagal mencapai sel telur.

    Bagaimana cara untuk mengetahui kapan tubuh perempuan sedang berada di masa subur? Salah satu trik yang cukup mudah adalah dengan menggunakan alat uji ovulasi. Misalnya, dengan Andalan Ovulation Test.

    Andalan Ovulation Test bekerja dengan mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin (air kencing) perempuan. Tingkat keakuratannya mencapai 99,9%. LH merupakan salah satu hormon di dalam tubuh perempuan yang biasanya akan meningkat drastis kadarnya menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Nah, dengan Andalan Ovulation Test, kamu bisa mengetahui apakah 24-48 jam ke depan merupakan waktu yang terbaik untuk berhubungan seks atau tidak. Praktis, kan?

  • Andalan Pregnancy Test Kit

    Dua Alat yang Kamu Butuhkan Sebelum Memulai Program Hamil

    Setelah menemukan momen paling jitu untuk berhubungan intim, langkah penting berikutnya adalah mencari tahu apakah strategi tersebut sudah berhasil. Menurut Dr. Virginia Beckett, pakar kesehatan reproduksi ternama di Inggris, ada banyak tanda-tanda dari kehamilan. Beberapa di antaranya misalnya seperti telat datang bulan, mudah lelah, merasa mual, payudara membesar dan sensitif, serta keram perut.

    Kalau tanda-tanda ini sudah muncul, maka kamu membutuhkan alat tes kehamilan, Misalnya, Andalan Pregnancy Kit. Andalan Pregnancy Kit bekerja dengan mengukur kadar hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) di urin perempuan. Biasanya, sekitar seminggu setelah sel telur berhasil dibuahi oleh sperma, hasil pembuahan yang disebut dengan blastosit akan mengeluarkan HCG. Kadar HCG paling tinggi di pagi hari, jadi ini merupakan waktu yang baik untuk menggunakan alat tes kehamilan. Meskipun begitu, nggak perlu khawatir juga kalau kamu hanya sempat melakukannya di lain waktu, sebab alat tes kehamilan dengan sensitivitas yang tinggi tetap akan bisa berfungsi dengan baik (Regan, 2019). Dengan tingkat keakuratan 99,9%, kualitas Andalan Pregnancy Kit tak perlu dipertanyakan lagi. Kamu tinggal mencelupkan alatnya ke dalam wadah berisi urin dan mengikuti petunjuk sederhana untuk membaca hasilnya sebelum 5 menit.

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Itulah dua alat yang kamu butuhkan sebelum memulai program hamil. Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Begini Cara Kerja Test Pack dalam Mendeteksi Kehamilan

Cara paling mudah untuk mendeteksi kehamilan adalah dengan menggunakan test pack. Dijual secara bebas, test pack bisa dibeli tanpa resep dan digunakan di rumah. Menginter-pretasikan hasilnya pun bisa dilakukan sendiri tanpa butuh bantuan dokter atau bidan.

Test pack bekerja dengan mendeteksi kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG) di dalam urin. Setelah sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma mulai menempel di dinding rahim, sel tersebut biasanya akan mengeluarkan hormon hCG. Di awal masa kehamilan, kadar hCG bisa meningkat secara drastis dan berlipat ganda setiap 2-3 hari sekali (Jensen & Stewart, 2015).

Baca Juga: Hamil Tapi Test Pack Negatif, Bisa Jadi Hamil Anggur

HCG mulai bisa dideteksi oleh test pack dengan kepekaan yang tinggi paling cepat 7 hari setelah pembuahan (Regan, 2019). Hasil test pack bisa saja negatif apabila digunakan terlalu dini atau jika kadar hCG di dalam urin masih terlalu rendah. Jadi, biasanya test pack disarankan untuk digunakan beberapa hari setelah lewatnya jadwal menstruasi.

Begini Cara Kerja Test Pack dalam Mendeteksi Kehamilan

Salah satu brand test pack populer berkualitas tinggi di Indonesia adalah Andalan Pregnancy Test.    Test pack berbentuk strip yang satu ini memiliki tingkat kepekaan hingga 25ml hCG/ml urin. Keakuratannya pun mencapai 99%.

Untuk menggunakan test pack, caranya sangat mudah.

  • Carilah sebuah wadah yang bersih dan kering untuk menampung urin.
  • Bila memungkinkan, usahakan untuk buang air kecil pertama kali di pagi hari, sebab kadar hCG saat bangun tidur biasanya paling tinggi.
  • Buka kemasan aluminium dan keluarkan strip untuk menguji.
  • Selama setengah menit, celupkan strip ke dalam sampel urin hingga bagian bawah garis biru terendam.
  • Angkat kembali strip yang baru dicelupkan dan tunggulah 1-3 menit.
  • Periksalah hasil tes yang muncul.

Bagaimana caranya tahu bila hasilnya positif? Ketika hCG bersentuhan dengan urin, warna pada stripnya akan berubah. Pertama, satu buah garis biru akan muncul untuk menandakan bahwa alat tesnya berfungsi. Beberapa menit kemudian, akan muncul garis biru kedua untuk menandakan adanya kehamilan (Regan, 2019). Ada baiknya menggunakan test pack lagi untuk yang kedua kalinya sekitar seminggu setelah penggunaan test pack yang pertama. Soalnya, sel telur yang sudah dibuahi masih bisa gagal menempel di dinding rahim dan menyebabkan hasil tes yang sebelumnya sudah positif disusul dengan hasil negatif. Kalau hal ini terjadi, beberapa hari setelahnya tubuh akan mengalami menstruasi.

Baca Juga: Tampil Cantik, Glowing, dan Terlindungi dengan Elzsa

Begitulah penjelasan singkat mengenai cara kerja test pack dalam mendeteksi kehamilan. Jika kamu ingin berkonsultasi, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Sulit Mengakses Kontrasepsi? Ini Solusi Mencegah Kehamilan di Tengah Wabah Corona

Di tengah pandemik COVID-19, pasokan barang kebutuhan sehari-hari mulai berkurang, termasuk alat-alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Selain masalah produksi yang melambat, distribusi produk juga kini memakan waktu lebih lama, dengan perizinan impor semakin ketat dan beberapa negara yang memberlakukan pelarangan impor sementara.

Padahal, justru di saat krisis begini kontrasepsi amat dibutuhkan, dengan meningkatnya kedekatan pasutri selama masa karantina. Pimpinan Departemen Kesehatan di Skotlandia pun mengimbau masyarakat agar menggunakan kontrasepsi saat lockdown demi mencegah kehamilan di masa kritis ini, sebab perempuan hamil sistem imunnya lebih rentan dan bisa menambah potensi penularan Corona bagi diri sendiri dan orang lain. Apalagi, social distancing akan sulit dilakukan dengan pemeriksaan kehamilan rutin di rumah sakit. Pernyataan ini dikeluarkan menyusul kasus pertama bayi yang positif virus Corona di Inggris (The Independent, 2020).

Baca Juga: 6 Alasan Krusial Mencegah Kehamilan di Tengah COVID-19

Lantas, bagaimana solusinya agar masyarakat tetap bisa mengakses kontrasepsi di tengah wabah Corona ini? Berikut beberapa alternatifnya.

  • Membeli kondom di apotek atau supermarket
    Jika Anda tidak bisa berkunjung ke rumah sakit untuk meminta resep pil KB, mengikuti jadwal suntik, pemasangan implan, ataupun pengecekan IUD, tidak perlu khawatir, sebab Anda masih bisa membeli kondom secara bebas. Meskipun banyak fasilitas yang tutup, sebagian besar supermarket dan apotek tetap beroperasi selama masa karantina. Yang penting, jangan lupa untuk berganti baju, mencuci tangan, dan mandi sesegara mungkin saat Anda tiba di rumah.
  • Membeli kontrasepsi secara online melalui smartphone Anda
    Berbagai toko online masih menjual kondom serta pil KB, sehingga Anda bisa memesannya dengan mudah tanpa perlu keluar rumah. Beberapa gerai terpercaya yang menjual produk kontrasepsi secara online di Indonesia misalnya Asmaraku, Klik-K24, Kimia Farma, Halodoc, Grab Health, dan Jd.id. Jangan lupa untuk menanyakan ketersediaan stok terlebih dahulu serta memastikan tanggal expiry date sebelum membeli. Usahakan untuk hanya bertransaksi melalui gerai-gerai resmi. Kalaupun Anda terpaksa membeli melalui merchant yang bukan merupakan gerai resmi karena keterbatasan stok, pastikan bahwa toko yang Anda pilih memang memiliki reputasi yang baik. Caranya, bacalah kolom ulasan terlebih dahulu.
  • Memanggil dokter atau bidan ke rumah
    Alih-alih mengunjungi rumah sakit, Anda bisa memanggil tenaga medis ke rumah untuk suntik KB. Saat ini sudah ada cukup banyak aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk membuat janji bersama dokter di rumah Anda sendiri. Jadi, Anda tetap bisa mendapatkan pelayanan meskipun tidak bisa ke mana-mana.

Baca Juga: 5 Strategi Menjaga Kesehatan Reproduksi Sambil Mencegah Penularan Virus Corona

Itulah 3 solusi mengakses kontrasepsi untuk mencegah kehamilan di tengah pandemik Corona. Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa berkonsultasi ke Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459   pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Semua yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cara Efektif Menghitung Masa Subur Agar Bisa Merencanakan Kehamilan

Tahukah Anda? Kehamilan ternyata bisa direncanakan dengan memanfaatkan kalender. Sistem yang disebut dengan metode kalender, rhythm method, atau juga dikenal sebagai fertility awareness method (FAM) ini diterapkan dengan menandai tanggal-tanggal subur di antara siklus menstruasi yang dianggap ideal untuk berhubungan seks.

Siklus Menstruasi
Secara teoritis, siklus menstruasi terdiri dari 28 hari. Meskipun begitu, kenyataannya siklus menstruasi perempuan bisa saja bervariasi dengan durasi mulai dari 26 hingga 35 hari (Mihm, Gangooly & MuttuKrishna, 2010). Siklus ini mencakup beberapa hari dengan masa subur yang tinggi, hari terjadinya ovulasi, menstruasi, dan kemudian disusul dengan masa subur yang rendah.

Baca Juga: Menghitung Masa Subur Pakai Termometer, Memangnya Bisa?

Menggunakan Metode Kalender untuk Memprediksi Masa Subur
Agar pasangan bisa segera hamil, hubungan seks sebaiknya terjadi di masa subur, yakni mulai dari 5 hari sebelum ovulasi, tepat di hari ovulasi, atau 12 hingga 24 jam pasca ovulasi. Masalahnya, tidak seperti menstruasi, ovulasi seringkali tidak menunjukkan tanda-tanda yang bisa dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu, salah satu cara untuk memprediksinya adalah dengan metode kalender.

Metode kalender merupakan metode yang efektif untuk memprediksi masa subur (Scherwitzl, Hirschberg, dan Scherwitzl, 2015). Metode ini memanfaatkan pengetahuan mengenai lamanya siklus menstruasi tiap-tiap orang. Untuk menerapkannya, Anda bisa menggunakan kalender untuk melakukan pencatatan secara manual atau mengunduh salah satu dari berbagai jenis aplikasi kalender menstruasi yang bisa Anda akses melalui smartphone Anda.
Langkah-langkah Menggunakan Metode Kalender

  • Catat tanggal dan durasi menstruasi terakhir
    Misalnya, di bulan lalu Anda menstruasi dengan durasi selama 7 hari dari tanggal 14 hingga 20 Februari.
  • Catat tanggal prediksi ovulasi
    Ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sejak hari pertama menstruasi. Jadi, jika Anda mengalami menstruasi hari pertama pada tanggal 14 Februari, maka Anda seharusnya ovulasi pada tanggal 28 Februari.
  • Catat tanggal-tanggal subur yang ideal untuk berhubungan seks
    Dengan berbekal informasi mengenai tanggal prediksi ovulasi, yaitu 28 Februari, tandai 5 hari sebelumnya, yakni tanggal 23 hingga 27 Februari, dan satu hari setelahnya, yaitu tanggal 29 Februari. Inilah tanggal-tanggal subur Anda.

Sebaliknya, jika Anda ingin menggunakan metode kalender untuk mencegah kehamilan, hindari berhubungan seks tanpa kontrasepsi pada tanggal-tanggal subur tadi.

Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan

  • Metode kalender membutuhkan disiplin dan pencatatan yang teliti
    Anda tidak bisa sekadar mengira-ngira, misalnya “Bulan lalu menstruasi berapa hari ya? Tulis 6 hari saja deh.” Ini bisa menyebabkan melesetnya prediksi untuk bulan-bulan berikutnya. Anda harus betul-betul mencatat dengan tekun dan konsisten setiap bulannya.
  • Metode kalender kurang bisa diandalkan jika siklus menstruasi tidak teratur
    Beberapa hal yang bisa menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur misalnya jika Anda baru saja melahirkan, sedang menyusui, sedang memasuki masa transisi menuju menopause, atau menggunakan jenis obat-obatan tertentu yang memengaruhi hormon (Hill, 2019). Selain kondisi-kondisi medis, kejadian dalam hidup Anda pun bisa memengaruhi siklus menstruasi hingga menjadi kurang teratur, misalnya jika Anda baru berduka, mengalami banyak tekanan di bidang karir atau rumah tangga, ataupun baru mengalami peristiwa traumatis.

Baca Juga: Wah, Ternyata Ini 6 Hormon Menakjubkan di Balik Kesuburan Laki-laki dan Perempuan

Selain dengan metode kalender, masih ada banyak cara lainnya untuk menentukan masa subur, misalnya dengan mengukur suhu tubuh saat sedang beristirahat (basal body temperature) atau memperhatikan kekentalan cairan vagina (Hill, 2019). Jika Anda masih bingung, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter / bidan. Anda pun bisa curhat atau mengajukan pertanyaan ke HaloDKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke  https://wa.me/628111326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Semua informasi yang Anda sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Menurut data PBB tahun 2019, 1 dari 4 kehamilan di dunia merupakan kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Penyebab utamanya adalah tidak digunakannya kontrasepsi atau terlalu mengandalkan metode kontrasepsi tradisional yang kurang efektif dalam mencegah kehamilan. WHO (2019) menyebutkan bahwa maraknya KTD merupakan sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan banyak membawa dampak negatif, seperti:

  • Gangguan kesehatan hingga kematian ibu dan bayi
  • Meningkatnya angka aborsi yang tidak aman
  • Kekerasan terhadap anak
  • Anak tidak dapat bertumbuh kembang dengan maksimal karena ketidaksiapan orangtua
  • Jika pendapatan rendah, KTD berisiko menyebabkan tingkat pendidikan yang rendah, diikuti dengan masalah pekerjaan dan kemiskinan

Baca Juga: Bebas Panik dengan Kontrasepsi Darurat, Begini Pemakaiannya

Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan mengenai metode Keluarga Berencana (KB) untuk mencegah KTD dan dampak-dampak buruknya. Metode KB secara garis besar terbagi 2, yaitu KB modern (kondom, pil KB, suntik KB, implan, dan kontrasepsi darurat) dan KB tradisional (metode withdrawal, kalender, dan pemberian ASI eksklusif). Pada umumnya KB modern lebih efektif daripada metode tradisional dalam mencegah kehamilan, sehingga lebih disarankan. Berikut perbandingan KB modern secara umum.
Metode-metode Keluarga Berencana (KB) Modern

Metode Jenis Cara Kerja Perlindungan Contoh Produk
Kondom
  • Kondom laki-laki, kondom perempuan (internal kondom).
  • Kondom berasa, kondom bertekstur, kondom beraroma.
  • Kondom berpelumas, kondom tanpa pelumas
  • Kondom lateks, kondom non-lateks
Mencegah pertemuan sperma dengan sel telur agar tidak terjadi pembuahan Efektif memberi perlindungan terhadap kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS) selama kondom digunakan dengan tepat. Satu kondom hanya bisa digunakan untuk satu kali berhubungan seks.
  • Andalan
  • Sutra
  • Fiesta
  • Supreme
Pil
  • Pil kombinasi estrogen dan progesteron
  • Pil progesteron (pil mini/pil laktasi)
Memanipulasi kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah pelepasan sel telur, menebalkan dinding rahim, dan mengentalkan lendir leher rahim untuk menyulitkan masuknya sperma. Efektif melindungi dari kehamilan selama masa konsumsi pil KB, asalkan diminum secara tepat dan konsisten setiap hari pada jam yang sama
  • Andalan
  • Andalan FE
  • Andalan Laktasi
Suntikan
  • Suntikan KB kombinasi estrogen dan progesteron
  • Suntikan KB progesteron saja
Memanipulasi kadar hormon untuk mencegah kehamilan seperti pada pil KB. Suntikan KB efektif melindungi dari kehamilan selama:

  • 1 bulan
  • 3 bulan

(tergantung jenis yang dipilih)

  • Andalan 1 bulan
  • Andalan 3 bulan
  • Andalan Harmonis 1 bulan
IUD
  • IUD tembaga (Copper T)
  • IUD hormonal
IUD tembaga melepaskan ion yang  menyulitkan pergerakan sperma agar tidak  bertemu dengan sel telur.
IUD hormonal bekerja dengan cara yang kurang lebih serupa dengan pil dan suntik KB hormonal.
Efektif melindungi dari kehamilan selama:

  • 3 tahun
  • 5 tahun
  • 10 tahun

(tergantung jenis IUD yang digunakan)

  • Andalan TCu 380A,  Safe Load, dan Postpartum
  • Andalan Cu 375 Sleek
  • Andalan Silverline Cu 200 Ag & 380 Ag
Implan
  • Satu batang
  • Dua batang
Memanipulasi kadar hormon untuk mencegah kehamilan seperti pada pil KB. Efektif melindungi dari kehamilan selama:

  • 3 tahun
  • Andalan Implan
Kontrasepsi Darurat (kondar), postpil, atau morning after pill   Mengandung hormon progesteron berdosis tinggi, untuk cepat mencegah pelepasan sel telur dan  mengentalkan lendir leher rahim demi menyulitkan masuknya sperma. Efektif mencegah kehamilan jika diminum 2 butir sesegera mungkin maksimal <120 jam (5 hari) sejak terakhir berhubungan seks
  • Andalan Postpil

Baca Juga: 6 Hoax yang Sering Anda Dengar Mengenai Kontrasepsi Darurat

Kesimpulannya, ada banyak metode kontrasepsi modern dengan masa perlindungan yang bervariasi. Untuk mengetahui mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, Anda bisa berkonsultasi ke bidan atau dokter. Selain itu, Anda juga bisa menghubungi HaloDKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Semua yang Anda sampaikan akan dijaga kerahasiaannya.