Penyebab Kembung Saat Menstruasi

Menstruasi kadang datang disertai segala macam efek samping dan rasa tidak nyaman. Kebanyakan perempuan tahu bagaimana kram atau nyeri saat menstruasi. Belum lagi berdamai dengan PMS (sindrom premenstruasi), jerawat, hingga kembung saat menstruasi. Nah, sebenarnya apa ya penyebab kembung saat menstruasi?

Baca Juga: Payudara Sakit saat Menstruasi, Apa yang Mesti Dilakukan?

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di BMC Women’s Health yang mensurvei 156 wanita menemukan bahwa 73 persen mengalami setidaknya satu gejala di saluran pencernaan selama menstruasi. Meskipun belum pernah dilakukan penelitian yang secara khusus mengaitkan produksi gas berlebihan di usus dan menstruasi, cukup jelas bahwa siklus menstruasi memang dapat menimbulkan gejala pada saluran pencernaan.

Penyebab Kembung Saat Menstruasi

Penyebab kembung adalah produksi gas berlebihan di saluran pencernaan. Ini ada hubungannya dengan pembawa pesan kimia yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah sejenis hormon dan menyebabkan peradangan, dan pada wanita dapat terjadi di rahim.

Prostaglandin dapat ditemukan di hampir setiap jaringan baik pada manusia maupun hewan, dan mereka memiliki banyak fungsi berbeda untuk masing-masing organ tubuh. Bahan kimia ini adalah bagian normal dari menstruasi karena setiap wanita memilikinya.

Peran prostaglandin adalah membuat rahim berkontraksi sehingga lapisan rahim akan luruh dan keluar sebagai “darah” menstruasi. Jadi prostaglandin inilah yang juga berperan menyebabkan kram selama menstruasi.

Prostaglandin yang terlalu banyak bisa menyebabkan produksi gas dan kembung selama menstruasi. Pertama, prostaglandin akan mengendurkan jaringan halus dan meningkatkan sekresi elektrolit. Jadi lambung dan usus akan rileks dan memiliki banyak elektrolit. Kedua, selain kembung, hal tersebut dapat menyebabkan kentut lebih sering saat menstruasi.

Jika kamu mudah mengalami kram menstruasi, biasanya juga mudah kembung atau diare saat menstruasi. Jika prostaglandin mencapai saluran pencernaan, usus besar dapat berkontraksi seperti rahim, memindahkan isi usus keluar lebih cepat, menyebabkan diare.

Selain peran prostaglandin, gaya hidup juga bisa menyebabkan produksi gas berlebih penyebab kembung saat menstruasi. Misalnya, kamu terlalu banyak makan makanan yang membuat kembung. Misalnya kacang, kembang kol, kubis, atau apa pun yang memicu gas di lambung. Makanan olahan juga dapat menyebabkan terbentuknya gas dan diare.

Cara Mengurangi Kembung Saat Menstruasi

Ada hal-hal lain yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan kembung saat menstruasi. Misalnya, banyak melakukan aktivitas fisik dan olahraga rutin. Olahraga bisa membuat gerakan usus lebih lancar sehingga tidak ada gak yang terperangkap di sana.

Cara lain mengurangi kembung saat menstruasi adalah mengkonsumsi probiotik, dan mengonsumsi makanan anti-inflamasi yaitu makanan yang rendah gula. Jangan lupa kurangi makanan olahan dan beralih ke makanan yang lebih sehat.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Kembung saat menstruasi memang mengganggu, tapi tidak terlalu mengkhawatirkan. Tetapi jika kembung ini sudah sangat mengganggu, bahkan berlanjut meskipun kamu tidak sedang menstruasi, sebaiknya berbicara dengan dokter.

Dokter akan memberikan saran bagaimana mengendalikan keluhan selama menstruasi. Bisa saja masalahnya lebih serius dari yang kamu bayangkan. Inilah pentingnya melakukan pemeriksaan rutin, meskipun kamu tidak memiliki keluhan.

Kembung yang berlebihan dan menyebabkan nyeri bisa jadi berkaitan dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) atau endometriosis. Jangan tunda ke dokter.

Keluhan seputar menstruasi dan bagaimana menjaga organ kewanitaan selama menstruasi juga bisa kamu konsultasikan ke Halo DKT. Kamu cukup menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Tidak Benar Minum Minyak Kelapa Bisa Mempersingkat Menstruasi

Beberapa waktu lalu sempat beredar rumor di internet bahwa makan minyak kelapa dapat mempersingkat menstruasi dan mengurangi pendarahan. Sayangnya, ini hanya sebatas rumor dan bukan fakta sebenarnya.

Minyak kelapa sempat naik daun dan menjadi idola produsen pengobatan alternatif hingga kecantikan. Sejak tahun 1950-an lemak jenuh dianggap sebagai sumber masalah kesehatan dan kegemukan. Muncullah alternatif lemak yang lebih sehat yaitu lemak kelapa murni atau kemudian dikenal dengan virgin coconut oil.

Baca Juga: Dorongan Makan Kompulsif Saat Menstruasi, Ini Penyebabnya

Minyak kelapa ini diklaim dapat menurunkan berat badan hingga meningkatkan fungsi otak dan kesehatan jantung. Minyak nabati ini dianggap sebagai makanan super yang sesungguhnya. Faktanya, beberapa khasiatnya yang diklaim hanya sebatas hype daripada berbasis bukti ilmiah.

Minyak Kelapa Bisa Memperpendek Menstruasi?

Salah satu manfaat kesehatan yang beredar di media sosial adalah minyak kelapa dapat membantu wanita memperpendek menstruasi, atau agar menstruasi cepat selesai.

Dikatakan bahwa asam lemak esensial dan antioksidan yang terkandung dalam minyak kelapa dapat mengatur siklus menstruasi termasuk cepat menghentikan pendarahan.

Apakah siklus menstruasi dapat dipersingkat? Siklus menstruasi wanita merupakan sebuah proses interaksi kompleks antara berbagai hormon yang diproduksi oleh ovarium dan otak. Banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, mulai dari perubahan hormon, diet, atau kondisi medis dan pengobatan tertentu.

Tidak pernah disebutkan bahwa makan minyak kelapa dapat mengurangi atau memperpendek perdarahan menstruasi. Satu-satunya klaim yang sudah dibuktikan melalui penelitian adalah, lemak nabati dan kacang-kacangan atau disebut asam lemak tak jenuh ganda memang dapat meredakan gejala sindrom pramenstruasi (PMS) seperti depresi dan kelelahan.

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Siklus menstruasi

Aliran darah menstruasi yang lebih deras dapat terjadi karena sejumlah alasan, termasuk penggunaan kontrasepsi hormonal, kadar hormon, dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti masalah tiroid, endometriosis, sindrom ovarium polikistik, fibroid rahim, dan bahkan kanker ginekologi tertentu.

Aliran darah yang lebih berat juga terjadi karena usia. Anak perempuan yang baru saja mulai menstruasi umumnya belum berovulasi secara teratur, sehingga darah menstruasi cenderung sedikit dan masa menstruasi lebih singkat.

Sedangkan wanita yang mendekati akhir masa reproduksi mereka dianggap lebih mungkin mengalami lebih banyak pendarahan.

Siklus menstruasi yang tidak teratur adalah salah satu masalah ginekologi yang paling umum. Ada banyak kemungkinan penyebab siklus menstruasi yang terganggu, berikut di antaranya:

Stres

Ketika kamu stres, siklus menstruasi dapat terganggu. Stres menyebabkan pelepasan kortisol (hormon stres) yang dapat memicu perubahan hormon secara keseluruhan yang mengganggu menstruasi.

Obat-obatan atau kontrasepsi

Meskipun tidak berhubungan langsung dengan sistem reproduksi, obat-obatan dan metode kontrasepsi dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Obat antidepresan, pengencer darah, dan steroid adalah contoh obat yang dapat mempengaruhi hormon dan mengganggu siklus menstruasi.

Alat kontrasepsi seperti IUD juga dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus atau membuat darah menstruasi lebih banyak.

Gangguan ovulasi

Gangguan ovulasi atau pola ovulasi yang tidak teratur akan mengganggu siklus menstruasi. Ovulasi adalah faktor kunci dan salah satu fase dalam siklus menstruasi, sehingga jika tidak terjadi ovulasi, otomatis siklus menstruasi pun terganggu.

Polip atau fibroid rahim

Polip adalah pertumbuhan di rahim yang biasanya jinak, artinya bukan kanker. Polip di rahim dapat menyebabkan menstruasi yang lama atau bercak diantara siklus menstruasi.

Fibroid juga biasanya merupakan pertumbuhan jinak di rahim yang dapat menyebabkan pendarahan menstruasi yang berat dan lebih lama dari biasanya.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Jika Kamu mengalami gangguan menstruasi, jangan mengobati sendiri, apalagi hanya berbekal informasi di internet. Lebih baik Kamu berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Benarkah Diet Bebas Gluten Bisa Meredakan Nyeri Menstruasi?

Nyeri menstruasi dialami sebagian perempuan, dan ini menyebabkan penderitaan bulanan yang cukup menyiksa. Meskipun obat pereda nyeri atau perawatan hormonal bisa efektif, namun mengandalkan obat-obatan tentu memiliki efek samping tidak baik untuk tubuh. Apakah acar cara lain meredakan nyeri menstruasi?

Beberapa studi menunjukkan bahwa perubahan pola makan dengan mengurangi makanan yang mengandung gluten, bisa mengurangi nyeri menstruasi. Berikut penjelasan dan fakta yang sebenarnya!

Baca Juga: Lima Drama Saat Menstruasi Tiba

Penyebab Nyeri Menstruasi

Nyeri menstruasi sering digambarkan dengan kram di perut bagian bawah, seperti diremas-remas sehingga beberapa perempuan harus menggunakan pereda nyeri. Cara meredakan nyeri menstruasi dengan metode lain juga kerap dicoba, seperti menggunakan penghangat di sekitar perut, minum ramuan herbal, dan sebagainya.

Lebih dari 80% perempuan mengalami rasa sakit saat menstruasi, dan hampir 20% rasa sakitnya cukup berat sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Tak jarang mereka harus absen dari sekolah atau tempat kerja.

Nyeri haid umumnya berkurang seiring bertambahnya usia, dan banyak yang tidak lagi mengeluhkan nyeri menstruasi setelah memiliki anak. Sebagian besar perempuan tidak menganggap nyeri menstruasi harus dibawa ke dokter. Mereka cenderung bertahan dan mengobati diri sendiri.

Nyeri menstruasi berasal dari respons peradangan saat lapisan rahim terlepas.
Ketika sel-sel lapisan rahim diluruhkan, pembuluh darah di rahim pecah, itulah sebabnya menstruasi berwujud darah bersama sel-sel rahim yang terlepas.

Cara Meredakan Nyeri Menstruasi

Nyeri yang sedang bisa diobati dengan parasetamol. Jika itu tidak membantu, bisa beralih ke obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau asam mefenamat. Pada sebagian perempuan, obat-obatan akan bekerja dengan baik, tetapi itu bukan solusi jangka panjang.

Mengkonsumsi pereda nyeri terutama dari golongan NSAID untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah lain seperti pendarahan lambung. Oleh karena itu, pendekatan dengan hormon yakni pemberian pil KB dapat menjadi alternatif cara meredakan nyeri menstruasi.

Diet rendah gluten juga diyakini bisa meredakan nyeri menstruasi. Ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa nyeri haid dipengaruhi oleh konsumsi gandum atau gluten dalam makanan.

Ada istilah diet tinggi inflamasi, yakni terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, kafein, alkohol, dan daging. Diet ini harus dihindari karena dapat memperburuk rasa sakit dan nyeri selama menstruasi.

Beberapa ahli mengatakan pasien-pasien mereka mengeluhkan nyeri menstruasi bertambah buruk jika mengkonsumsi junk food atau makanan olahan. Tetapi dengan mengurangi gluten nyeri sedikit berkurang.

Sebuah studi menemukan bahwa diet vegan rendah lemak dapat mengurangi nyeri haid, namun ini hanya studi skala kecil. Perlu dibuktikan dengan studi yang lebih besar.

Beberapa peneliti telah mengamati hubungan antara gluten, gandum, dan peradangan, dan menyimpulkan bahwa diet rendah gluten menjadi alasan mengapa perubahan pola makan berhasil meredakan nyeri menstruasi.

Diet bebas gluten mungkin tidak berhasil untuk semua orang. Namun, mengurangi gandum atau gluten mungkin patut dicoba, karena rasa sakit adalah efek peradangan. Produk gandum adalah salah satu penyebab peradangan pada beberapa orang.

Baca Juga: Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Satu-satunya saran ketika kamu selalu mengalami nyeri menstruasi adalah mendatangi tenaga kesehatan. Penyebab yang mendasari nyeri menstruasi harus disingkirkan sebelum seseorang mencoba segala pengobatan dan mengubah diet.

Kamu bisa juga berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp, untuk masalah menstruasi kamu.

Kapan Kembali Menstruasi Setelah Melahirkan?

Menstruasi berhubungan dengan kesuburan, kehamilan, dan bahkan menyusui. Tidak menstruasi adalah salah satu tanda awal kehamilan. Saat kamu hamil, hormon dalam tubuh akan mencegah terjadinya menstruasi.

Kemudian, jika kamu memutuskan untuk menyusui, menstruasi Mungkin akan berhenti selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi. Jadi, kapan kamu harus bersiap menstruasi kembali lagi dan apakah menstruasi akan mempengaruhi pemberian ASI?

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Kapan Menstruasi Lagi Setelah Melahirkan?

Pendarahan yang akan kamu alami segera setelah bayi lahir mungkin tampak seperti menstruasi, tetapi sebenarnya tidak demikian. Itu adalah darah nifas atau disebut lochia. Darah nifas terdiri dari campuran darah, lendir, dan jaringan dari lapisan rahim.

Darah di awal nifas biasanya berwarna merah terang, volumenya banyak, dan mungkin bergumpal. Secara bertahap, volume perdarahan nifas mulai berkurang, sampai berhenti sama sekali, setelah kurang lebih enam minggu.

Umumnya, menstruasi pertama datang setelah enam minggu pasca melahirkan dan kamu menyusui eksklusif. Namun jika menyusui, kemungkinan menstruasi sudah kembali di bulan ketiga setelah melahirkan. Namun, pengalaman setiap perempuan berbeda. Ada yang mengalami menstruasi lebih cepat, ada yang lebih lama hingga 9 bulan bahkan 1 tahun.

Menyusui Menunda Menstruasi

Menyusui dapat menunda kembalinya siklus menstruasi selama berbulan-bulan, setahun, atau bahkan lebih lama. Tergantung pada kondisi tubuh dan seberapa sering kamu menyusui.

Perempuan usai melahirkan umumnya tidak akan mengalami menstruasi beberapa bulan jika:

  • Menyusui secara eksklusif
  • Menyusui bayi sangat intens siang dan malam
  • Merawat sendiri bayinya sehingga tetap dekat karena selalu menggendong bayi dan tidur bersama
  • Menunda makanan padat pertama bayi sampai si kecil berusia empat hingga enam bulan

Setelah bayi berusia enam bulan, dan pemberian ASI sudah ditambah makanan padat, bayi juga sudah mulai jarang terbangun di tengah malam, maka kemungkinan menstruasi akan mulai kembali. Meskipun begitu, beberapa ibu masih belum mendapatkan menstruasi selama beberapa bulan setelah ibu tidak lagi menyusui.

Ketika menstruasi sudah kembali, bukan berarti bayi langsung disapih. Kualitas ASI tetap baik selama ibu juga mengkonsumsi makanan bergizi. Namun, perubahan hormon pada hari-hari menjelang menstruasi memang dapat mempengaruhi ASI dan pola menyusui bayi selama beberapa hari.

Ada kemungkinan juga bahwa kembalinya menstruasi dapat menyebabkan nyeri pada puting, penurunan suplai ASI, dan rasa ASI berubah. Penelitian menunjukkan bahwa komposisi ASI berubah di sekitar masa ovulasi (pertengahan siklus menstruasi). Sementara itu, tingkat natrium dan klorida dalam ASI naik, laktosa (gula susu) dan kalium turun. Jadi, ASI menjadi lebih asin dan kurang manis.

Di sekitar waktu ovulasi dan sebelum menstruasi, kadar estrogen dan progesteron berubah yang dapat mempengaruhi payudara dan ASI. Ketika kadar estrogen dan progesteron naik, itu bisa membuat payudara terasa penuh dan lembut.

Kadar estrogen yang lebih tinggi juga dapat mengganggu produksi ASI. Studi juga menunjukkan bahwa kadar kalsium dalam darah turun setelah ovulasi. Tingkat kalsium yang lebih rendah juga dapat menyebabkan puting sakit dan penurunan suplai ASI.

Menstruasi dan Kembalinya Kesuburan

Menstruasi kembali setelah melahirkan tidak berpengaruh pada kualitas ASI, namun berdampak pada kesuburan. Ketika menstruasi sudah kembali lagi, artinya kamu bisa hamil kapan saja jika sudah aktif melakukan hubungan seks dengan pasangan tanpa kontrasepsi.

Baca Juga: Menstruasi Normal Berapa Hari?

Kamu dan pasangan disarankan segera menggunakan kontrasepsi yang sesuai. Kontrasepsi bisa digunakan sekitar empat sampai enam minggu setelah bayi lahir. Pastikan untuk memberi tahu dokter bahwa kamu sedang menyusui sehingga akan diberikan metode kontrasepsi yang aman dan tidak memengaruhi produksi dan suplai AS.

Bahkan, kehamilan masih bisa terjadi meskipun kamu belum mendapatkan menstruasi setelah melahirkan, Sel telur tetap dapat dilepaskan sebelum menstruasi kembali rutin. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan kondom saat berhubungan seksual setelah melahirkan.

Periode menyusui, memberikan ASI, dan mencegah kehamilan memang sedikit kompleks. Jangan khawatir, kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Menstruasi Tidak Normal, Salah Satu Indikator Masalah Kesehatan

Sebagai seorang perempuan, apakah kamu pernah mendengar bahwa menstruasi adalah adalah “tanda vital” atau indikator kesehatan kelima? Artinya, menstruasi tidak normal, menunjukkan ada gangguan kesehatan di salah satu organ tubuhmu.

Menurut Johns Hopkins Medicine, yang dimaksud tanda vital adalah fungsi paling dasar tubuh yang sangat menentukan. Awalnya ada empat tanda vital utama yang rutin dipantau secara rutin oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan kalau kita sakit yaitu: suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.

Baca Juga: Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Pada 1990-an, ada tambahan satu lagi tanda vital tubuh yaitu “nyeri” sebagai tanda vital kelima yang harus dipantau selain empat tanda vital di atas. Tetapi karena rasa sakit tidak dapat diukur secara obyektif, sulit untuk memasukkannya bersama dengan empat tanda vital lain yang dapat diukur secara obyektif.

Dalam beberapa tahun terakhir, pendukung kesehatan perempuan mengusulkan “tanda vital kelima,” yang merujuk pada siklus menstruasi. Siklus menstruasi ini berarti bahwa ini adalah salah satu “fungsi paling dasar” tubuh perempuan.

Menstruasi Tidak Normal, Tanda Gangguan Kesehatan?

Menstruasi yang normal ditandai dengan volume, durasi, dan siklus yang teratur. Ketika ada gangguan dalam salah satunya, misalnya volume menstruasi terlalu banyak, durasi terlalu panjang, dan siklus tidak beraturan, bisa jadi menandakan ada masalah.

Dengan kata lain, menstruasi tidak normal menunjukkan ada yang salah dengan kesehatan seorang wanita secara keseluruhan. Sama seperti tekanan darah tinggi atau denyut nadi yang cepat memberikan petunjuk tentang kesehatan jantung dan keadaan emosional seseorang.

Gangguan siklus menstruasi bisa memberikan petunjuk tentang fungsi fisik, dan bahkan mental dan emosional perempuan. Dari riwayat menstruasi yang tidak teratur, muncul petunjuk bahwa ovulasi juga tidak teratur.

Gangguan ovulasi ini biasanya akan disertai gejala lain seperti nyeri saat menstruasi, pendarahan hebat, jerawat yang berat, perubahan suasana hati, dan banyak lainnya. Gejala-gejala ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab gangguan ovulasi bisa karena ketidakseimbangan hormon estrogen, progesteron, dan bahkan testosteron. Kadang-kadang ketidakseimbangan itu dapat diperbaiki dengan perubahan pola makan atau gaya hidup. Namun, jika masalahnya lebih berat, maka membutuhkan perhatian medis.

Menstruasi yang tidak teratur dan atau menyakitkan juga bisa menjadi petunjuk yang paling jelas bahwa ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya yang memiliki implikasi pada kesuburan perempuan.

Kapan Disebut Menstruasi Tidak Normal?

Berikut ini tanda-tanda menstruasi tidak normal yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut ke tenaga medis:

  • Siklus menstruasi lebih pendek dari 21 hari atau lebih lama dari 36 hari.
  • Mengalami bercak atau pendarahan di tengah siklus
  • Perdarahan yang sangat berat dan/atau berkepanjangan selama periode menstruasi
  • Nyeri hebat atau kram saat menstruasi dan/atau pertengahan siklus, dengan atau tanpa mual atau muntah
  • Kembung hebat menjelang dan/atau selama menstruasi.
  • Mentruasi yang disertai perubahan emosional, cemas, atau marah yang intens
  • Jerawat kistik dan/atau hirsutisme (pola pertumbuhan rambut berlebihan)

Jika mengalami salah satu atau lebih tanda menstruasi tidak normal tersebut, jangan menebak-nebak bahkan mengatasi sendiri. Masalah yang berkaitan dengan menstruasi adalah salah satu cara tubuh memberitahu bahwa ada sesuatu yang salah.

Daripada selalu minum pereda nyeri selama menstruasi, akan lebih baik kamu memastikan ke dokter dan tenaga medis. Dokter akan menganggap serius gejala menstruasi yang persisten, tidak teratur dan/atau menyakitkan, dan kemudian mencari akar penyebabnya dan membantu mengobatinya. Bahkan jika masalah menstruasi kamu berdampak pada kesuburan, akan ada konsultasi lebih jauh dan penanganan yang lebih seksama.

Baca Juga: Tiga Penyebab Menstruasi Tidak Teratur Setelah Melahirkan

Kamu punya masalah dengan siklus menstruasi? Coba hubungi Halo DKT di nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp, sebagai pendahuluan sebelum menemui dokter.

Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Menstruasi adalah kejadian alamiah pada perempuan, yang siklusnya biasanya sebulan sekali. Selama menstruasi, kebanyakan perempuan tidak memahami, apa yang sedang terjadi di tubuh mereka. Menstruasi adalah sebuah siklus yang unik dan teratur, di mana proses terjadinya menstruasi itu dibagi menjadi empat fase atau tahapan.

Durasi atau satu siklus menstruasi biasanya membutuhkan waktu 28 hari, tetapi bervariasi untuk masing-masing perempuan. Ketika seorang perempuan tidak hamil, makai a akan melalui empat fase atau tahapan utama.

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Proses Terjadinya Menstruasi

Berikut ini adalah proses terjadinya menstruasi yang dibagi menjadi empat tahap:

  1. Fase menstruasi
    Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi dan berlangsung sekitar tujuh hari. Kamu mengenalnya dengan mens atau haid. Saat ini vagina kamu mengeluarkan darah dari dalam rahim.

    Selama fase menstruasi, terjadi perubahan hormon, yakni estrogen dan progesteron turun dan tubuh melepaskan hormon prostaglandin. Estrogen dan progesteron menyebabkan lapisan rahim luruh dan lapisan inilah yang dikeluarkan saat seorang perempuan mengalami menstruasi.

    Rahim melepaskan lapisannya karena tidak diperlukan ketika tidak ada embrio yang akan tertanam. Lamanya menstruasi sangat bervariasi, antara tiga hingga tujuh hari. Selain perdarahan, perempuan di fase menstruasi dapat mengalami gejala seperti kram atau nyeri perut, kembung, payudara menjadi lembut, munculnya jerawat, dan perubahan suasana hati.

  2. Fase folikuler
    Fase folikuler sering tumpang tindih dengan menstruasi, karena dimulai pada hari pertama menstruasi, dan berlangsung antara 10 hingga 16 hari.

    Selama fase ini, tubuh melepaskan Follicle-Stimulating Hormone (FSH) yang akan memicu ovarium membuat folikel, yang merupakan kantung berisi telur yang belum matang. Selama satu fase ini, sekitar 10 folikel akan tumbuh dan bersaing untuk “menang”. Folikel yang paling kuat akan tumbuh dan akhirnya terbentuk sel telur matang yang siap dibuahi. Folikel lain yang tidak berkembang akan diserap kembali oleh tubuh.

    Karena fase folikel tumpang tindih dengan menstruasi, gejala yang kamu alami adalah kram dan kembung, namun disebabkan menstruasi, bukan karena pertumbuhan folikel.

  3. Ovulasi
    Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi, atau sekitar seminggu setelah hari terakhir menstruasi. Folikel yang tumbuh menjadi telur matang akan dilepaskan selama ovulasi. Telur kemudian melakukan perjalanan dari ovarium ke tuba falopi, di mana ia berpotensi dibuahi oleh sperma.

    Ovulasi berlangsung selama sel telur yang dilepaskan masih hidup biasanya 12-24 jam. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada jendela waktu 3 hingga 5 hari di sekitar waktu ovulasi di mana kamu kemungkinan besar akan hamil jika melakukan hubungan seks tanpa pengaman. Hal ini karena sperma dapat hidup di dalam perempuan hingga lima hari, menunggu sel telur matang yang lewat.

    Selama ovulasi, kamu mungkin melihat cairan vagina menjadi bening dan licin mirip putih telur mentah. Sebagian perempuan merasakan nyeri di satu sisi tergantung ovarium mana yang melepaskan sel telur. Selain itu, libido meningkat di fase ovulasi ini.

  4. Fase luteal
    Fase luteal adalah fase terakhir dari siklus menstruasi, dan biasanya berlangsung selama 14 hari. Selama fase ini, sisa folikel berubah menjadi korpus luteum, yang pada dasarnya adalah kumpulan sel yang membuat hormon progesteron. Lapisan rahim pun menebal untuk mempersiapkan kehamilan jika sel telur dibuahi.

    Fase ini adalah fase pra menstruasi sehingga kerap muncul gejala sindrom pramenstruasi (PMS, umumnya terjadi pada hari ke-12 fase luteal. Gejala PMS antara lain kram, kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, kembung, perubahan gerakan usus, hingga susah tidur.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Kamu memiliki masalah seputar menstruasi? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Dorongan Makan Kompulsif Saat Menstruasi, Ini Penyebabnya

Tidak hanya masa kehamilan trimester awal, ‘ngidam’ makanan tertentu juga bisa terjadi jelang menstruasi tiba. Ya, di masa pramenstruasi ini, dorongan makan kompulsif atau makan terus menerus memang begitu tinggi. Apa yang terjadi? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur untuk Perempuan dengan Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Hasrat atau dorongan makan yang kuat untuk mengkonsumsi coklat, junkfood, bakso yang pedas, atau makanan apapun yang diidamkan dalam jumlah tertentu jelang menstruasi memang terdengar biasa.

Beberapa gejala makan kompulsif di antaranya :

  • Keinginan untuk terus makan padahal sudah kenyang atau tidak dalam kondisi lapar.
  • Makan dalam jumlah yang besar.
  • Merasa bersalah setelah makan berlebihan.
  • Makan secara sembunyi-sembunyi atau makan terus menerus sepanjang hari.

Sebuah studi menyebutkan dorongan makan secara berlebihan sebelum menstruasi terjadi karena adanya faktor fisiologis.

Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Eating Disorders, menyebutkan gejolak hormon dalam ovarium memainkan peran penting. Lever progesterone yang tinggi selama fase pramenstruasi membuat dorongan makan meningkat dan tubuh seperti tak pernah merasa puas.

Di sisi lain, tampaknya estrogen berperan memicu turunnya nafsu makan. Level estrogen meningkat di fase ovulasi.

Cara menghindari makan kompulsif :

  • Sadari bahwa fase pramenstruasi biasanya dorongan untuk makan kompulsif cukup besar. Makanlah dengan cara senyaman dan semenikmati mungkin.
  • Buat daftar makanan apa saja yang sudah dan akan dikonsumsi. Hitung kalori setiap makanan yang dikonsumsi untuk memastikan berapa jumlah kalori yang masuk. Dengan mengetahui jumlah kalori yang masuk bisa menghentikan keinginan untuk makan berlebihan.
  • Konsumsi makanan sehat setiap harinya terutama menjelang masa pramenstruasi.
  • Kurangi konsumsi gula dan garam.
  • Tingkatkan konsumsi serat seperti buah dan sayur, serat membuat kamu kenyang lebih lama.
  • Buatlah camilan sehat sendiri di rumah dengan berbagai variasi tekstur dan rasa.
  • Saat keinginan makan berlebihan meningkat, segera minum air putih yang dicampur sari buah segar atau mint.
  • Stress dan mood swing saat pramenstruasi memicu keinginan makan berlebihan, karena itu kelola stress dengan baik, alihkan energi untuk berolahraga, tidur, relaksasi atau menekuni hobi. Jangan lampiaskan pada makanan tidak sehat yang pada akhirnya merusak metabolisme tubuh baik saat pramenstruasi maupun setelahnya.

Baca Juga: Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Itulah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan agar keinginan makan kompulsif jelang menstruasi bisa diredam. Selamat mencoba, nikmati manfaatnya. Jika kamu mengalami problem menstruasi yang cukup serius, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Beruntunglah kamu yang mengalami menstruasi tepat pada waktunya. Sebab, tidak semua wanita bisa merasakan menstruasi. Apa saja kondisi yang menghalangi terjadinya menstruasi? Simak penjelasannya berikut ini.

Menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada fase akhir pubertas bagi seorang wanita di usia remajanya. Rentang waktu pubertas dimulai usia 8-16 tahun. Namun apa jadinya jika hingga usia 16 tahun tidak mengalami menstruasi? Normalkah ini?

Baca Juga: Delapan Kondisi yang Memicu Gangguan Siklus Menstruasi‎

Dalam dunia medis dikenal istilah amenorrhea atau amenore yang artinya tidak terjadi menstruasi atau absence of menstruation. Istilah ini berlaku untuk wanita yang belum mengalami menstruasi hingga usia 16 tahun dikenal dengan istilah amenore primer.

Sementara amenore sekunder ditujukan bagi mereka yang pernah mengalami menstruasi selama minimal 3 siklus atau 3 bulan, lalu menstruasinya berhenti.

Pemicu terjadinya amenore bisa karena faktor alami dalam tubuh, bisa pula karena berbagai kondisi medis yang perlu diobati.

Berikut tiga kondisi yang membuat menstruasi tak kunjung terjadi :

  • Beberapa kondisi alami yang membuat menstruasi tidak terjadi seperti kehamilan, menyusui dan menopause.
  • Gaya hidup tidak sehat bisa memicu terjadinya amenore seperti olahraga berlebihan, stress yang tak kunjung terkelola dengan baik. Kondisi lemak tubuh yang terlalu banyak atau terlalu sedikit juga memicu tertundanya menstruasi atau menghentikan menstruasi.
  • Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Biasanya dipicu oleh tumor di kelenjar tiroid. Selain itu kadar estrogen yang rendah atau kadar tingginya kadar hormon progesterone juga memicu amenore.
  • Kelainan genetik atau kromosom seperti sindrom Turner dan sindrome Sawyer juga memicu amenore.
  • Obat-obatan yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu, seperti obat darah tinggi, obat antipsikotik dan antidepresan, termasuk obat kemoterapi juga menyebabkan amenore.
  • Tiba-tiba menghentikan konsumsi pil KB juga bisa menghentikan menstruasi pada beberapa waktu sebelum kondisi siklus menstruasi kembali normal.
  • Problem fisik pada sistem reproduksi wanita juga bisa memicu tidak terjadinya menstruasi atau pun tertundanya menstruasi.
  • Problem-problem kesehatan yang disebabkan cacat lahir, tumor, infeksi yang terjadi selama kehamilan atau saat proses persalinan.

Nah, buat kamu yang mengalami salah satu dari kondisi tersebut, segera konsultasi ke dokter. Terutama buat gadis remaja yang memasuki usia 14 tahun namun belum ada tanda-tanda pubertas seperti berkembangnya payudara, tumbuhnya rambut di kemaluan, dan belum mengalami menstruasi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat.

Baca Juga: Siklus Normal Menstruasi Lancar‎

Jangan pernah menunda konsultasi ke dokter bila kamu mengalami problem serius seputar menstruasi ini. Sebab menstruasi menjadi pintu masuk proses reproduksi bagi seorang wanita. Karena itu, sebagai langkah awal, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Payudara Sakit saat Menstruasi, Apa yang Mesti Dilakukan?

Seiring bertambahnya usia, seorang remaja belia akan merasakan perkembangan payudaranya. Jelang masa menstruasi pertamanya, payudara seringkali bukan hanya bertambah semakin besar ukurannya namun juga meninggalkan jejak berupa rasa nyeri.

Baca Juga: Berapa Lama Jarak antara Masa Subur dengan Menstruasi?

Nyeri pada payudara jelang masa menstruasi memang termasuk salah satu gejala premenstrual syndrome (PMS). Kondisi ini seringkali dikhawatirkan oleh para belia di masa pubertasnya ini. Apakah kondisi ini termasuk normal? Temukan jawabannya dalam penjelasan berikut ini.

Pemicu rasa sakit

Memang tidak semua remaja mengalami nyeri payudara jelang menstruasi. Namun sebagian besar harus rela merasakan ketidaknyamanan ini. Tahukah kamu, rasa sakit ini muncul karena perubahan hormon estrogen dan progesteron yang jumlahnya menurun dalam tubuh.

Kedua hormon inilah yang bertanggung jawab terhadap siklus menstruasi seseorang. Karena itu, kamu jangan terlalu khawatir berlebihan bila mengalami nyeri pada payudara jelang menstruasi. Semua terjadi karena proses alamiah dalam tubuh.

Kabar baiknya, rasa sakit ini akan berkurang seiring bertambahnya usia. Namun, pada beberapa orang rasa sakit ini tetap muncul sepanjang periode menstruasi setiap bulannya. Selama dalam batas normal, hal ini tetap wajar kok, tak perlu dikhawatirkan.

Apa yang bisa dilakukan?

Sekalipun proses alamiah dalam tubuh, bukan berarti nyeri pada payudara tidak bisa diatasi, minimal dikurangi derajatnya. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi rasa sakitnya, di antaranya :

  • Kurangi konsumsi garam, gula, susu, dan kafein yang menjadi salah satu pemicu rasa sakit payudara.
  • Gunakan bra yang lebih nyaman dan mendukung jelang menstruasi tiba. Kenyamanan yang dirasakan bisa membantu mengurangi rasa sakit yang muncul.
  • Cara lain mengurangi rasa sakit bisa dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran.
  • Olahraga juga mampu mengurangi rasa sakit yang terjadi. Pilih jenis olahraga yang tepat seperti berjalan atau bersepeda. Jangan pilih olahraga lari yang bisa memperburuk rasa sakit pada payudara.

Itulah yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir rasa nyeri pada payudara jelang menstruasi tiba. Langkah-langkah tersebut bisa kamu lakukan sebelum siklus menstruasi datang. Lakukan secara rutin di rumah dan rasakan manfaatnya.

Baca Juga: Jangan Takut, Makan Mentimun saat Menstruasi Tidak Berbahaya

Jika kamu mengalami masalah PMS yang tak tertahankan atau problem lain seputar menstruasi, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Menstruasi Normal Berapa Hari?

Ini salah satu pertanyaan paling sering ditanyakan oleh wanita belia seputar menstruasi yang dialaminya. Untuk mengetahui lebih jauh apa saja batasan menstruasi yang normal, simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Lebih jauh dari sekadar urusan durasi hari, siklus menstruasi sejatinya bisa menjadi sinyal kondisi kesehatan kamu. Yuk, kenali siklus menstruasi setiap bulannya, agar kamu makin paham dengan kondisi tubuh sendiri dan melatih untuk lebih peka apakah siklus menstruasi yang kami alami masuk dalam kategori normal atau tidak normal.

Untuk mengetahui seberapa normal siklus menstruasi kamu, coba ingat menstruasi terakhir tanggal berapa, dan berlangsung berapa hari? Jika kamu lupa atau tidak yakin dengan jawabannya, sudah saatnya mulai memperhatikan siklus bulanan berikutnya. Tandai di kalender agar mudah mengingat dan membandingkan dengan periode sebelumnya.

Pencatatan dan pelacakan ini menjadi penting, sebab dapat membantumu memahami normal atau tidaknya siklus menstruasi setiap bulannya. Juga mendeteksi jika terjadi gangguan menstruasi yang serius. Termasuk mengidentifikasi perubahan penting seperti, siklus yang terlewat, perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Bahkan kondisi ketidakteraturan menstruasi bulanan bisa menjadi indikasi terjadinya sesuatu yang serius di dalam tubuh. Karena itu, waspadalah jika kamu mengalami siklus menstruasi yang tidak normal.

Ini batasan menstruasi normal

Tiap wanita memiliki karakteristik siklus menstruasinya sendiri, dalam hal ini tiap orang bisa berbeda-beda durasi atau panjang pendeknya jumlah hari menstruasinya. Yang pasti, inilah batasan siklus menstruasi normal:

  • Periode normal berlangsung selama rentang waktu 21-35 hari setiap bulannya.
  • Durasi menstruasi berlangsung 2-7 hari.
  • Selama beberapa tahun pertama menstruasi dimulai sering terjadi siklus yang lebih panjang. Namun seiring bertambah usia akan memendek dan lebih teratur mendekati batas normal.
  • Karena menstruasi terkait dengan hormonal dan faktor psikologis, siklus menstruasi juga kadang fluktuatif tergantung situasi dan kondisi seseorang.
  • Begitu pula gejala PMS yang menyertai, seperti nyeri perut bagian bawah, sakit kepala, cepat lelah, sensitif, mood swing, ringan-beratnya selama masih dalam batas normal, jangan terlalu khawatir.
  • Bagi kamu yang sudah menikah, penggunaan alat kontrasepsi juga mempengaruhi siklus menstruasi. Karena itu konsultasikan ke dokter dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang tepat dengan kondisimu.
  • Jelang memasuki masa menopause, siklus menstruasi kembali tidak teratur. Konsultasikan ke dokter jika mengalami sesuatu yang serius, misalnya perdarahan tidak teratur jelang dan saat menopause. Karena di fase ini risiko terjadinya kanker serviks meningkat seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Normal karena Kerjasama Hormonal

Nah, buat kamu yang mengalami masalah seputar menstruasi, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Tahukah kamu, 3 dari 4 wanita mengalami nyeri perut jelang dan saat menstruasi. Hal ini dipicu oleh hormon prostaglandin di dalam rahim yang luruh saat proses ovulasi terjadi.

Proses alamiah ini bukan berarti membuat kita pasrah menerima begitu saja. Ada loh yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahkan membebaskan diri dari belenggu nyeri bulanan jelang dan saat menstruasi datang.

Baca Juga: Ladies, Jangan Terjebak dengan 5 Mitos Menstruasi Ini

Setidaknya ada empat langkah mudah yang bisa kamu lakukan di rumah menjelang menstruasi. Yuk, lakukan empat langkah berikut ini agar nyeri perut menstruasi tak hinggap lagi:

Kelola stress

Mereka yang mengalami stress jelang menstruasi berisiko dua kali lipat mengalami nyeri perut. Karena itu, mengatasi stress mampu mengurangi nyeri perut yang terjadi. Stress selama fase folikuler (fase awal menstruasi) lebih mungkin memicu nyeri ketimbang stress yang terjadi di fase luteal yang merupakan fase kedua dari siklus menstruasi. Namun, apapun fasenya, sejatinya stress mesti dikelola dengan baik agar tidak berimbas pada nyeri perut yang mengganggu.

Stop rokok

Racun yang terkandung dalam sebatang rokok tidak hanya merusak tubuh dan memicu penyakit kardiovaskular, melainkan juga ikut andil memicu terjadinya nyeri perut saat menstruasi. Seiring waktu, semakin sering dan semakin banyak paparan asap rokok, semakin besar risiko nyeri perut yang hebat tersebut. Karena itu stop merokok agar risiko nyeri menstruasi bisa dihindari.

Olahraga ringan

Jangan malas berolahraga jelang menstruasi. Sebab olahraga merupakan salah satu cara yang efektif mengurangi nyeri menstruasi. Sebuah meta analisis dari 11 percobaan menemukan bahwa olahraga seperti aerobik, peregangan, dan yoga dapat mengurangi intensitas nyeri juga mempersingkat durasinya. Selain itu, olahraga juga mengurangi stress yang menjadi pemicu lain timbulnya nyeri.

Relaksasi dan perawatan diri

Cara lain mengurangi nyeri dengan melakukan perawatan diri juga relaksasi. Tidak perlu mahal dan mewah, cukup rebahan di tempat tidur sambil menonton televisi atau sekadar berselancar di sosial media. Sesantai mungkin sehingga fokus teralihkan pada hal-hal ringan dan menenangkan. Mintalah bantuan pasangan atau sahabat membantu proses relaksasi sekadar jadi teman ngobrol atau dengan membantu melakukan pijatan ringan, mengoleskan minyak lavender. Rasakan dan nikmati manfaatnya.

Baca Juga: Kenapa sih, Sering Muncul Jerawat Menjelang Menstruasi?

Selamat mencoba ya, semoga nyeri perut saat menstruasi tak lagi menghampiri. Jika kamu masih mengalami problem menstruasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ahli. Caranya mudah, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Jam kerja sudah lewat, namun conference call untuk membahas proyek yang deadline-nya 3 hari lagi belum juga selesai. Si Kecil menangis sambil menjerit-jerit minta dibuatkan susu. AC bocor dan kamu belum sempat menghubungi tukang reparasi. Seakan-akan harimu belum cukup menantang, tahu-tahu menstruasi pun datang dan kamu jadi kalang kabut mencari pembalut dan obat pereda nyeri. Padahal, seharusnya jadwal menstruasi masih 2 minggu lagi. Menstruasi tidak teratur di tengah kesibukan work from home WFH bisa membuat siapapun frustrasi, apalagi bila sebelumnya siklus menstruasi selalu dapat diprediksi dengan akurat. Mengetahui pemicu perubahan siklus menstruasi bisa membantumu menemukan solusi yang pas untuk mengembalikan keteraturan siklus dan menambah kendali terhadap hari-harimu. Berikut beberapa kemungkinan penyebab menstruasi jadi tidak teratur di masa WFH.

Baca Juga: Menstruasi Pertama para Belia

  • Stres

    Di masa WFH, beban tanggung jawab sehari-hari pada umumnya jadi semakin berat. Menemani anak belajar, membersihkan rumah, memasak, sekaligus bekerja dengan workload yang meningkat bisa memicu stres (Putro & Riyanto, 2020). Bila tingkat stres berlebihan, hal ini dapat membuat menstruasi tidak teratur (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Untuk mengatasinya, cobalah diskusikan dengan keluarga mengenai alternatif-alternatif untuk mengurangi beban yang dipikul sendiri. Misalnya, agar kamu tak perlu repot mencuci tumpukan piring, setiap anggota keluarga bisa diminta mencuci piring dan gelas masing-masing. Jika budget tersedia, pertimbangkan untuk memanfaatkan jasa pihak ketiga, misalnya jasa bersih-bersih rumah, laundry kiloan, dan sebagainya.

  • Kurang tidur

    Kondisi WFH juga bisa mempengaruhi pola tidur. Dengan beban tanggung jawab pribadi yang bertambah, banyak perempuan yang baru bisa tidur setelah larut malam, namun tetap harus bangun tidur dini hari. Tak hanya itu, sebagian besar aktivitas selama WFH dilakukan dengan menggunakan gadget, baik laptop, tablet, maupun HP. Padahal, terpapar layar gadget yang bercahaya terus-terusan dalam durasi yang panjang juga bisa membuat orang jadi semakin sulit tidur (Shanmugasundaram, Swetha, & Gopalakrishnan, 2019). Dengan durasi dan kualitas tidur yang tidak optimal, siklus menstruasi pun jadi berantakan (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Solusinya? Serupa dengan taktik untuk mengatasi stres, distribusikan tanggung jawab yang lebih merata dengan seluruh anggota keluarga yang tinggal bersamamu. Selain itu, bila banyak bekerja dengan gadget, aktifkan mode blue light filter agar dampak cahaya dari layar tidak terlalu signifikan dan berhentilah memegang gadget beberapa jam sebelum waktu tidur.

  • Perubahan pola makan

    Makanan siap saji mungkin lebih praktis. Akan tetapi konsumsi makanan siap saji secara rutin bisa membuat menstruasi tidak teratur (Amgain & Neupane, 2019). Bagaimana kalau tak sempat memasak menu sehat di tengah kesibukan WFH? Apakah lebih baik tak usah makan malam saja? Tidak juga. Melewatkan jam makan tanpa mengkonsumsi apapun juga bisa merusak keteraturan siklus menstruasi. Carilah alternatif agar kamu tetap bisa mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang secara teratur, misalnya dengan membayar orang lain untuk memasak, membeli makanan sehat melalui jasa antar, atau berlangganan catering sehat.

Baca Juga: Jangan Takut, Vaksinasi COVID saat Menstruasi itu Aman

Dari 3 kemungkinan penyebab menstruasi tidak teratur tadi, mana yang kamu alami? Mudah-mudahan dengan informasi ini kamu bisa segera menemukan solusi untuk mengatasinya, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.