Nyeri Menstruasi akibat Endometriosis Perlu Segera Diatasi, Yuk Kenali Gejalanya

Jangan abaikan nyeri menstruasi akibat endometriosis, karena bisa mengganggu kesuburan. Apa saja gejala lainnya?

Ada anggapan, nyeri menstruasi akan hilang sendiri ketika menikah dan punya anak. Sayangnya, pendapat ini tak sepenuhnya benar. Pada nyeri menstruasi akibat endometriosis, nyeri tidak akan hilang dengan punya anak. Bahkan penyakit bisa makin gawat bila dibiarkan tanpa diobati.

Baca Juga: Mengatasi Endometriosis dengan Pil KB, Apakah Bisa?

Menstruasi terjadi karena sel telur tidak dibuahi, lalu tubuh berusaha meluruhkan lapisan dinding rahim (endometrium). Inilah yang keluar sebagai darah haid. Dalam proses peluruhan ini, terjadi kontraksi yang bisa menimbulkan nyeri, dan rahim pun meradang. Inilah nyeri menstruasi atau dismenore.

Secara umum, dismenore terbagi menjadi primer dan sekunder. Dismenore primer muncul begitu saja, tanpa disebabkan oleh penyakit lain. Diduga, nyeri muncul akibat prostaglandin yang berlebihan pada endometrium. Ini akan memicu rahim berkontraksi lebih kuat, sehingga nyeri terasa lebih kuat. Pada dismenore, sebagian perempuan melaporkan nyeri berkurang setelah melahirkan, meski menurut studi, klaim ini belum terlalu meyakinkan.
Adapun dismenore sekunder muncul akibat adanya kondisi/penyakit lain di organ reproduksi. Salah satunya, endometriosis.

Waspadai Nyeri Menstruasi Akibat Endometriosis

Nyeri menstruasi akibat endometriosis tidak boleh disepelekan ya, Ladies. Endometriosis adalah kondisi di mana endometrium yang harusnya keluar sebagai darah haid, malah menempel di organ lain, dan tumbuh di sana. Dia bisa tumbuh di indung telur, tuba falopi, vagina, usus, atau rektum.

Endometrium abnormal yang tumbuh di luar rahim tadi ikut tumbuh dan menebal seiring berjalannya siklus menstruasi. Ketika tiba periode haid, endometrium abnormal yang sudah menebal itu pecah dan berdarah, layaknya jaringan endometrium normal di dinding rahim. Namun karena tidak ada jalan keluar dari tubuh, darah dari endometriosis abnormal ini pun terperangkap dalam tubuh. Inilah yang menimbulkan nyeri menstruasi hebat.

Lama kelamaan, bisa terbentuk kista. Bila endometriosis terjadi pada indung telur, terbentuklah kista yang disebut endometriomas. Jaringan sekitar endometriosis akan ikut teriritasi dan meradang, hingga akhirnya terbentuk jaringan parut. Bila ini terjadi pada rongga rahim, bisa terjadi perlengketan antara jaringan panggul dengan organ-organ di rongga rahim. Hal ini bisa mengganggu kesuburan.

Bisakah Diobati

Endometriosis bisa diobati bila ditemukan dalam stadium dini. Makanya, jangan abaikan nyeri menstruasi hebat. Jangan menunggu lama, karena berpikir bahwa nyeri akan hilang sendiri kalau sudah punya anak. Bayangkan kalau penyebabnya endometriosis, ia akan terus tumbuh dan penyakit jadi makin parah seiring berjalannya waktu. Tahu-tahu begitu kamu menikah dan ingin punya anak, baru ketahuan kalau kamu punya endometriosis, dan sudah ada perlengketan parah di organ-organ rongga rahimmu. Kalau sudah begini, pengobatan tidak banyak membantu. Bila dioperasi pun, bisa tumbuh lagi.

Nah bila ditemukan dini, endometriosis bisa diobati dengan terapi hormon. Ini efektif mengontrol endometriosis sehingga tidak berkembang makin berat. Gangguan kesuburan akibat endometriosis pun bisa dicegah.

Jadi, segeralah ke dokter bila kamu mengalami nyeri menstruasi hebat ya. Nyeri menstruasi akibat endometriosis biasanya muncul beberapa hari sebelum haid, dan berlangsung hingga beberapa hari setelah haid selesai. Mungkin juga ada nyeri panggul dan perut. Gejala lain misalnya darah haid yang sangat banyak, atau terjadi perdarahan di luar periode menstruasi. Juga, nyeri saat bersenggama.

Baca Juga: Penyebab Kembung Saat Menstruasi

Jangan tunda konsultasi ke dokter, bila kamu curiga mengalami endometriosis. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Jangan Takut, Vaksinasi COVID saat Menstruasi itu Aman

Jangan percaya kabar yang mengatakan bahwa vaksinasi COVID saat menstruasi bisa berisiko. Itu cuma hoaks.

Vaksin adalah salah satu cara efektif untuk membuat pandemi COVID-19 segera berakhir. Tak heran bila pemerintah berusaha keras agar vaksinasi COVID berjalan cepat dan mencapai target. Namun sebagian perempuan masih ragu apakah vaksinasi saat menstruasi itu aman.

Baca Juga: Bolehkah Ikut Vaksin COVID-19 Ketika Sedang Menggunakan Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui?

Bila kamu termasuk di antaranya, hilangkanlah keraguan itu. Gak perlu takut atau khawatir. Vaksinasi COVID saat menstruasi tidak ada risikonya, alias aman.

Vaksinasi COVID saat Menstruasi Aman, Jangan Percaya Hoaks

Beberapa waktu lalu sebuah screenshot sempat banyak beredar di media sosial dan grup WA, dengan menampilkan nama ginekolog Dr. Aditi Raghuvanshi. Screenshot yang dilengkapi aksara India itu berisi imbauan bahwa vaksinasi harus dilakukan 5 hari sebelum atau 5 hari setelah menstruasi, karena “vaksinasi saat menstruasi bisa menyebabkan masalah bagi wanita”. Ini adalah bohong belaka alias hoaks. Departemen informasi publik India telah menyanggah isi screenshot tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO juga telah menegaskan bahwa kabar tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Dr. Soumya Swaminathan dalam laman WHO Science in 5 menjelaskan soal vaksinasi terkait menstruasi dan fertilitas. Ia menjelaskan, tidak ada halangan secara ilmiah bagi perempuan untuk mendapat vaksin saat menstruasi. Ini berlaku untuk vaksin secara umum; vaksin COVID maupun vaksin lainnya.

Jadi, bila kamu mendapat jadwal vaksinasi COVID saat menstruasi, jangan ragu untuk datang dan mendapat vaksin. Tidak perlu meminta jadwal ulang vaksinasi. Menunda vaksinasi COVID hingga selesai haid hanya akan membuatmu kehilangan kesempatan untuk segera mendapatkan proteksi. Alhasil, kamu memiliki risiko lebih besar terkena COVID-19. Makin cepat mendapat vaksin, makin baik untukmu.

Juga, jangan khawatir soal fertilitas (kesuburan). Vaksin COVID juga tidak akan mengganggu fungsi organ-organ reproduksi perempuan. Jadi, kekhawatiran bahwa vaksin COVID bisa menyebabkan infertilitas (kemandulan) tidaklah benar.

Vaksinasi Membuat Haid Terlambat?

Secara ilmiah, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa vaksin COVID bisa mempengaruhi siklus menstruasi. Namun memang sebagian perempuan yang melaporkan adanya perubahan dalam menstruasi, sehabis vaksinasi. Ada yang merasa darah haidnya menjadi lebih banyak, ada yang jadi lebih sedikit, ada yang melaporkan haid datang terlambat, ada pula yang menjadi lebih cepat dari jadwal.

Diduga, perubahan pola menstruasi seperti tadi dipengaruhi oleh respons tubuh terhadap stres. Vaksinasi bertujuan memicu respons imun tubuh untuk membentuk kekebalan. Proses ini bisa menimbulkan stres tersendiri bagi tubuh, dan inilah yang diduga bisa memicu perubahan pola menstruasi. Biasanya, perubahan hanya terjadi dalam 1-2 siklus haid, dan tidak perlu dikhawatirkan.

Baca Juga: Benarkah Pasien Covid Tidak Boleh Gunakan KB Hormonal Selama Pengobatan?

Bila kamu merasa khawatir dengan perubahan pola haid setelah vaksinasi, ada baiknya ke dokter. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Siklus Menstruasi Tidak Teratur, bisa Dibantu dengan Pil KB?

Betul, pil KB bisa membantu mengatasi siklus menstruasi tidak teratur yang disebabkan oleh PCOS. Perlu konsultasi ke dokter dulu, ya.

Ada yang bilang, kalau siklus menstruasi tidak teratur bisa diobati dengan pil KB. Benar gak sih? Ada benarnya. Tapi, gak semua gangguan siklus haid bisa dibantu dengan pil KB. Jadi, jangan langsung mengobati diri sendiri dengan minum pil KB tanpa pengawasan dokter ya, karena perlu diketahui dulu penyebab gangguan siklus haid yang kamu alami.

Baca Juga: Menstruasi Normal Berapa Hari?

Yup, ada banyak penyebab gangguan siklus haid. Salah satu penyebab yang paling umum adalah PCOS atau sindrom ovarium polikistik. Apa tuh PCOS? Yuk simak penjelasannya.

Siklus Menstruasi Tidak Teratur akibat PCOS

Pada dasarnya, PCOS adalah kelainan hormonal pada perempuan usia reproduktif. Ada 3 ciri khas PCOS: siklus menstruasi tidak teratur, kadar androgen yang berlebihan, dan terbentuknya polikistik pada indung telur atau ovarium. Kalau kamu memiliki 2 dari 3 ciri tersebut, kemungkinan besar kamu memiliki PCOS.

Siklus menstruasi tidak teratur adalah gejala PCOS yang paling umum. Perempuan dengan PCOS biasanya memiliki siklus haid yang lebih lama/jarang. Jarak antar periode menstruasi lebih dari 35 hari, bahkan sampai 2-3 bulan. Bisa jadi, menstruasi dalam setahun kurang dari sembilan kali. Dan ketika menstruasi, biasanya darah haid banyak.
Peningkatan kadar androgen banyak dialami oleh pejuang PCOS. Tanda-tandanya cukup mudah dikenali. Yaitu bulu yang berlebihan pada wajah dan tubuh (hirsutisme), kadang juga disertai jerawat berat karena wajah sangat berminyak, dan kebotakan yang menyerupao pola botak pada laki-laki (area dahi dan/atau ubun-ubun).

Dua tadi adalah gejala yang bisa langsung dirasakan. Ada juga gejala yang tidak tampak secara fisik, tapi bisa terlihat melalui pemeriksaan USG. Bila dilihat dengan USG, indung telur tampak membesar, dan di dalamnya terdapat folikel-folikel sel telur yang membesar, seperti untaian mutiara. Jadi, folikel yang mengelilingi sel telur membesar, tapi tidak terjadi pematangan sel telur. Ini terjadi karena terjadi ketidakseimbangan antara androgen dengan estrogen – progesteron.

Inilah yang membuat siklus menstruasi kamu jadi tidak teratur. Dan, akibat adanya gangguan pematangan sel telur, maka kesuburanmu pun terganggu. Ya, karena tidak ada sel telur matang yang dilepaskan dari ovarium ke tuba fallopi untuk dibuahi sperma.

Betulkah Pil KB bisa Membantu?

Ya. Pil KB bisa membantu, bila siklus menstruasi tidak teratur yang kamu alami disebabkan oleh PCOS. Pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik. Misalnya Pil KB Andalan, yang mengandung estrogen sintetik Ethinylestradiol dan progesteron sintetik Levonogestrel dalam dosis kecil sehingga lebih aman.

Nah, estrogen dan progesteron pada Pil KB Andalan akan mengimbangi kadar testosteron dalam tubuhmu. Dengan demikian, kadar hormon dalam tubuhmu bisa mencapai keseimbangan seperti seharusnya.

Dengan seimbangnya kadar hormon, maka gangguan yang muncul akibat androgen berlebih pun perlahan menghilang. Siklus haid kamu bisa kembali teratur, dan gangguan pematangan sel telur pun bisa teratasi.

Bonusnya, kulitmu jadi lebih glowing. Pertumbuhan rambut di wajah bisa berkurang, dan minyak pada kulit wajah pun lebih terkendali. Efek dominonya, jerawat pun bisa ikut berkurang.

Tentu saja, dokterlah yang bisa mendiagnosis PCOS, dan meresepkan pil KB bila dibutuhkan. Untuk itu, kamu perlu berkonsultasi ke dokter bila mengalami gangguan siklus haid.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Kenapa sih, Sering Muncul Jerawat Menjelang Menstruasi?

Fluktuasi hormon bisa memicu munculnya jerawat menjelang menstruasi. Bagaimana mengatasinya ya?

Siapa nih yang sering mengalami jerawat menjelang menstruasi? Menyebalkan sekali ya. Kulit yang tadinya mulus, mendadak merah-merah berjerawat, atau jerawat makin menjadi-jadi. Ternyata, ini dialami oleh 50-80% perempuan.

Baca Juga: Benarkah Jerawat Membandel Bisa Diatasi dengan Pil KB?

Kondisi ini kerap disebut jerawat PMS. Umumnya, jerawat mulai bermunculan dalam 7-10 hari sebelum menstruasi. Jerawat PMS cukup khas: jerawat tampak merah meradang, dan biasanya muncul di wajah bagian bawah. Yaitu pipi, garis rahang, dagu, dan leher. Penasaran apa penyebabnya? Yuk kita simak.

Jerawat Menjelang Menstruasi: Faktor Hormonal

Yup, betul sekali. Penyebab jerawat menjelang menstruasi, apa lagi kalau bukan faktor hormonal. Seperti kamu ketahui, kadar hormon dalam tubuhmu selalu berfluktuasi selama siklus menstruasi. Di awal siklus, kadar estrogen meningkat, diikuti dengan peningkatan progesteron. Nah, mendekati periode menstruasi, kadar kedua hormon ini menurun, tapi kadar testosteron tetap stabil. Iya, testosteron adalah hormon laki-laki, tapi perempuan pun memilikinya dalam jumlah kecil.

Dengan kondisi di atas, maka aktivitas testosteron jadi relatif lebih tinggi ketimbang estrogen dan progesteron, menjelang dan selama menstruasi. Nah, testosteron cenderung menstimulasi kelenjar minyak di wajahmu untuk memproduksi lebih banyak sebum atau minyak.

Pada sebagian perempuan, hal tersebut membuat kulit lebih glowing, tapi pada sebagian perempuan lainnya, malah bisa memicu jerawat. Sebum yang berlebihan bisa tersumbat di pori-pori bersama kotoran dan sel kulit mati. Ini bisa memicu pertumbuhan bakteri C. acnes (sebelumnya dikenal sebagai P. acnes) hingga menimbulkan infeksi, dan muncullah jerawat.

Masalahnya tidak itu saja. Sistem pertahanan tubuh akan bereaksi terhadap pertumbuhan bakteri. Inilah yang memicu radang pada jerawat. Stres yang kerap muncul saat PMS juga bisa memperburuk jerawat menjelang menstruasi.

Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?

Pertama, jaga selalu kebersihan kulit wajahmu, agar pertumbuhan C. acnes tetap terkendali. Cucilah wajah 2x sehari saat mandi pagi dan sore. Hindari juga menyentuh wajah ya, karena bakteri dan kotoran dari tangan bisa menempel di kulitmu. Kamu juga bisa menggunakan obat jerawat yang dijual bebas, untuk membantu mempercepat penyembuhan jerawat menjelang menstruasi.

Cukupi kebutuhan vitamin dan mineral ya, karena akan membantu memelihara kesehatan kulitmu. Bagi yang kulitnya cenderung berjerawat, jangan sampai kekurangan vitamin A, C, E, D, serta zinc.

Sebisa mungkin, hindari atau setidaknya, minimalkan konsumsi makanan/minuman manis, roti putih, dan makanan olahan yang tinggi karbohidrat/gula. Makanan seperti ini ditengarai meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang bisa memicu/memperburuk jerawat menjelang menstruasi.

Baca Juga: Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Masih punya pertanyaan seputar jerawat dan menstruasi? Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Alasan di Balik Pentingnya Mengkonsumsi Zat Besi saat Menstruasi

Kekurangan zat besi saat menstruasi menempatkanmu dalam risiko anemia. Cukupi selalu kebutuhan zat besi setiap hari ya.

Mungkin kamu sudah sering dengar, perempuan perlu mengonsumsi cukup zat besi saat menstruasi. Bahkan tak jarang, dokter meresepkan suplemen penambah zat besi. Ya, sepenting itulah zat besi untuk perempuan ketika haid. Kenapa ya? Yuk cari tahu alasannya.

Baca Juga: 7 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Menstruasi, Apa Saja Ya?

Pentingnya Mencukupi Zat Besi saat Menstruasi

Tahukah kamu, rerata perempuan kehilangan 40 – 80 ml darah selama periode menstruasi. Ini memang sangat sedikit bila dibandingkan total darah di tubuh kita, yang umumnya berkisar antara 4,5 – 5,6 L. Namun dalam setiap mililiter darah haid, terkandung zat besi yang ikut keluar. Menurut penelitian, hilangnya zat besi saat menstruasi rerata mencapai 1,6 mg dalam 40 ml darah haid.

Bisa dibayangkan kalau darah haid yang keluar lebih dari 40 mL. Bila darah haid kamu mencapai 60 mL berturut-turut selama beberapa periode menstruasi, cadangan zat besi dalam tubuhmu bisa terkuras. Dan kalau darah yang keluar sampai 80 mL, kamu bisa mengalami anemia.

Diperkirakan, 20-25% orang di dunia mengalami kekurangan (defisiensi) zat besi, terutama anak-anak dan perempuan. Perempuan usia reproduktif lebih berisiko, karena tiap bulan kehilangan darah saat haid. Itu sebabnya, penting sekali mengasup zat besi saat menstruasi. Tidak lain untuk menggantikan zat besi yang ikut keluar bersama darah haid, sehingga cadangan zat besi di tubuhmu tidak terkuras habis, dan kamu terhindar dari risiko anemia.

Anemia adalah masalah serius lho. Kalau kamu mengalami anemia, berarti kadar hemoglobin (Hb) dalam darahmu rendah. Padahal, Hb penting untuk mengangkut oksigen dalam darah, untuk diedarkan ke seluruh organ tubuh. kalau Hb kamu rendah, otomatis oksigen dalam darah kamu rendah, dan organ-organ tubuhmu lama-lama kekurangan oksigen. Makanya kamu akan tampak pucat, lemah, gampang capek, dan mudah pusing.

Anemia jadi masalah yang makin serius bila dialami oleh kamu yang berusia produktif. Bila kamu hamil dalam kondisi anemia, kehamilanmu bisa berisiko lho. Ketika melahirkan, risiko perdarahan mengintai. Dan anak yang kamu lahirkan nanti pun berisiko mengalami anemia.

Kecukupan zat besi ternyata juga penting lho untuk mengurangi keluhan PMS. Penelitian di Harvard menemukan, perempuan yang mengonsumsi makanan tinggi zat besi memiliki kemungkinan 30-40% lebih kecil mengalami PMS, dibandingkan mereka yang mengonsumsi zat besi lebih rendah.

Yuk, Cukupi Kebutuhan Zat Besi

Sebagai perempuan, kamu butuh zat besi lebih banyak daripada laki-laki. Kamu perlu mengasup sekitar 18 mg zat besi setiap hari, dan jangan sampai kurang mengasup zat besi saat menstruasi ya.

Kamu bisa mendapat zat besi dari makanan sehari-hari. Misalnya daging merah, hati, kuning telur, brokoli, dan sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan pakcoy. Namun saat haid, daging merah sebaiknya memilih sumber zat besi selain daging merah, karena pangan tersebut mengandung prostaglandin, yang bisa memperberat kram dan nyeri perut.

Baca Juga: Cara Alami atasi Nyeri Saat Menstruasi

Bila telapak tanganmu pucat, kamu mungkin mengalami anemia, dan memerlukan suplemen zat besi. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Warna Darah Menstruasi bisa Menunjukkan Kesehatanmu, Yuk Kenali

Warna darah menstruasi bisa bervariasi. Bisa merah cerah, coklat, atau oranye. Umumnya normal, tapi ada juga yang perlu diwaspadai.

Kadang merah, kadang pink, cokelat, atau merah gelap. Jangan kaget atau heran. Warna darah menstruasi memang bisa bervariasi. Variasi warna ini bisa terjadi dari hari ke hari selama kamu menstruasi, atau pada siklus menstruasi berbeda, dan berbeda-beda pula pada tiap perempuan.

Baca Juga: Jangan Takut, Makan Mentimun saat Menstruasi Tidak Berbahaya

Sekilas informasi, menstruasi terjadi ketika sel telurmu yang sudah matang dan berada di tuba falopi, tidak dibuahi oleh sperma. Dipengaruhi oleh perubahan hormon, lapisan rahim (endometrium) yang sebelumnya telah menebal untuk persiapan kehamilan seandainya sel telur dibuahi, akhirnya mulai lepas dari dinding rahim. Darah dan jaringan endometrium inilah yang kita kenal sebagai darah haid.

‘Pelangi’ Warna Darah Menstruasi

Kamu sudah paham bagaimana menstruasi terjadi. Lalu, kenapa warna darah menstruasi kadang berbeda-beda ya? Ternyata ini berkaitan dengan periode menstruasi. Namun perlu diperhatikan, warna tertentu bisa menunjukkan kondisi/penyakit tertentu. Seperti apa warna darah menstruasi yang normal, dan mana yang menandakan penyakit? Yuk kita cari tahu bersama.

Merah cerah
Darah menstruasi yang merah cerah biasanya muncul di awal periode menstruasi. Warna darah menstruasi ini menandakan perdarahan yang baru terjadi, dan darah keluar dengan cepat melalui serviks (leher rahim) dan vagina. Darah merah cerah biasanya juga muncul ketika kamu mengalami kram. Sebabnya, kram terjadi ketika rahim berkontraksi, sehingga darah mengalir lebih deras.

Merah gelap – hitam
Warna darah menstruasi yang gelap menandakan bahwa itu adalah darah yang sudah agak lama, atau alirannya lambat. Warnanya bisa merah gelap, cokelat, atau hitam. Kamu mungkin menyadari, darah menstruasi berwarna merah gelap ketika bangun tidur, atau setelah berbaring selama beberapa waktu. Warna ini muncul karena darah berada di rahim untuk sementara waktu. Darah haid merah gelap juga bisa muncul ketika menstruasi hampir selesai, ketika aliran darah haid sudah melambat.

Warna coklat terjadi karena darah telah teroksidasi, menandakan bahwa ini adalah darah lama. Darah haid coklat kadang muncul di awal atau akhir periode menstruasi. Darah coklat yang muncul di awal periode adalah darah sisa dari menstruasi sebelumnya, sedangkan darah coklat di akhir periode muncul karena aliran darah sudah melambat, sehingga butuh waktu lebih lama untuk keluar melalui vagina. Di samping itu, warna darah cokelat atau merah gelap juga bisa menandakan awal kehamilan.

Adapun darah hitam, biasanya muncul di akhir periode menstruasi. Ini adalah darah lama, seperti halnya darah coklat. Darah menghitam karena berada di bagian rahim yang lebih dalam, sehingga butuh waktu ekstra untuk luruh. Apalagi, aliran darah sudah kian melambat. Namun demikian, darah haid hitam juga bisa menandakan adanya penyumbatan vagina.

Pink
Warna darah pink biasa muncul di awal atau akhir periode menstruasi, ketika darah masih sangat sedikit. Tercipta warna pink karena darah bercampur dengan cairan serviks. Namun perlu waspada bila darah terus berwarna pink selama periode menstruasi. Bisa jadi kamu anemia, mengalami penurunan berat badan drastis, atau karena kamu menjalani diet yang tidak sehat.

Oranye
Seperti halnya darah pink, darah oranye juga bisa terjadi karena bercampur dengan cairan serviks. Namun, darah menstruasi berwarna oranye juga bisa menandakan adanya infeksi bakteri atau infeksi menular seksual.

Abu-abu
Bila warna darah menstruasi kamu abu-abu, segeralah ke dokter. Bisa jadi ada infeksi bakteri pada vagina. Gejala lain infeksi yaitu demam, nyeri dan/atau gatal pada vagina, dan tercium bau tidak sedap. Bila kamu sedang hamil, darah abu-abu bisa menjadi tanda keguguran.

Baca Juga: Menstruasi Pertama para Belia

Tentu saja, pemaparan soal rentang warna darah menstruasi di atas hanya sebagai gambaran. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

5 Alasan untuk Makan Cokelat ketika Menstruasi

Butuh alasan untuk makan cokelat ketika menstruasi? Yes we have plenty.

Apakah kamu termasuk yang suka cari-cari pembenaran atau alasan untuk makan cokelat? Artikel ini dijamin bikin kamu girang. Ternyata, menikmati cokelat itu bukan ‘dosa’. Malah, makan cokelat ketika menstruasi bisa bermanfaat. Asyik kan.

Baca Juga: Lima Drama Saat Menstruasi Tiba

Siapa yang tidak suka cokelat. Rasanya yang manis, agak pahit, dan tekstur lembut yang lumer di mulut, sukses membuat kita bahagia saat melumatnya. Namun, tak jarang cemilan ini dituding sebagai penyebab jerawat dan kegemukan, sehingga dihindari sebisa mungkin.

Memang, cokelat mengandung gula dan kalori cukup tinggi. Khususnya cokelat susu, yang mengandung kakao rendah, gula tinggi, dan ditambahkan susu untuk membuat teksturnya makin lembut. Untuk pilihan yang lebih sehat, kamu bisa pilih dark chocolate. Kandungan kakaonya tinggi (50-90%), dan gula lebih rendah.

Manfaat Makan Cokelat ketika Menstruasi

Yang dimaksud disini tentu saja dark chocolate ya, bukan cokelat susu. Di bawah ini adalah 5 alasan untuk makan cokelat ketika menstruasi. Penasaran kan?

  1. Mengurangi nyeri menstruasi
    Dark chocolate mengandung kalium dan magnesium, yang bisa mengurangi nyeri menstruasi dan nyeri menjelang haid. Kedua zat ini membantu fungsi otot tubuh, sehingga lebih meminimalkan terjadinya kram perut. Rasa kembung pun berkurang karena kalium menghentikan otot untuk menyimpan air.
  2. Melelehkan stres dan mood swing
    Kamu pasti sering mendengar, cokelat bisa memicu rasa bahagia. Ini karena dark chocolate mampu meningkatkan kadar serotonin dan endorfin di otak, yang disebut juga hormon bahagia. Sebaliknya, kadar “hormon stress” kortisol berkurang, dengan mengkonsumsi dark chocolate. Mood kamu pun membaik, dan perasaan lebih tenang. Pastinya, semua ini yang kamu butuhkan kala mood swing melanda selama PMS dan menstruasi.
  3. Membangkitkan energi
    Butuh tambahan semangat di jam genting sore hari? Dark chocolate bisa jadi pilihanmu. Cokelat mengandung kafein yang bisa membantumu bersemangat, tapi kadarnya tidak setinggi kopi, sehingga lebih nyaman dikonsumsi saat haid. Kombinasi kafein, endorfin, dan serotonin dalam dark chocolate, menjadi energy booster yang efektif.
  4. Membuat otot lebih rileks
    Kamu mungkin merasa, pinggul, perut, dan paha terasa pegal dan kaku saat menstruasi. Nah, kandungan magnesium dalam dark chocolate bisa membantu meredakan keluhan ini.
  5. Membuat kulit makin glowing
    Menjelang haid, kerap muncul jerawat. Alhasil, kulit jadi tampak kusam akibat bekas jerawat. No worries! Makan cokelat ketika menstruasi bisa membantu kulitmu lebih glowing. Kandungan besi, tembaga, dan seng dalam dark chocolate membantu melepaskan sel-sel kulit mati, sehingga tampaklah lapisan kulit baru yang segar dan cerah. Noda dan bekas jerawat pun jadi lebih samar. Belum lagi kandungan flavonoid, yang mengurangi peradangan di kulit.

Tentu, makanlah cokelat dengan bijak ya, jangan berlebihan. Dan, pilih yang kandungan kakaonya minimal 60%, dan gula sesedikit mungkin.

Baca Juga: Payudara Sakit saat Menstruasi, Apa yang Mesti Dilakukan?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Jangan Takut, Makan Mentimun saat Menstruasi Tidak Berbahaya

Jangan takut makan mentimun saat menstruasi. Aman, tidak akan membuat darah haid tersisa di dinding rahim.

Kamu pasti pernah mendengar mitos yang sangat populer ini: “jangan makan mentimun saat menstruasi, karena getahnya bisa membuat darah haid tersisa di dinding rahim. Ini bisa bikin kanker indung telur, dan bikin mandul”. Tenang saja, kamu gak perlu takut. Ini cuma mitos yang tidak ada dasar ilmiahnya. Tidak ada hubungan antara makan mentimun saat menstruasi dengan kanker maupun kemandulan.

Baca Juga: Tidak Benar Minum Minyak Kelapa Bisa Mempersingkat Menstruasi

Makan Mentimun saat Menstruasi: 100% Aman

Mentimun bukan termasuk penyebab kanker rahim ataupun kemandulan. Juga tidak ada bukti ilmiah bahwa getah pada mentimun bisa menyebabkan darah menstruasi tersisa di dinding rahim. Secara alami, darah haid akan berhenti dengan sendirinya dalam sekitar 7 hari. Makan mentimun saat menstruasi tidak akan mengganggu peluruhan darah haid.

Beberapa faktor risiko untuk kanker rahim antara lain: usia di atas 40 tahun, paparan estrogen setelah menopause, gemuk/obes, tidak pernah melahirkan, dan memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik (PCOS). Adapun infertilitas atau kemandulan, banyak sekali penyebab dan faktor risikonya. Yang pasti, makan mentimun saat menstruasi bukan salah satunya.

Jadi kalau kamu suka mentimun, tidak perlu menghindarinya selama menstruasi. Malah sebenarnya, mentimun bisa membantumu mencegah dehidrasi saat haid, karena banyak mengandung air. Belum lagi kandungan serat, serta berbagai vitamin dan mineral dalam mentimun, yang baik untuk kesehatan. Es ketimun serut, lalap ketimun, rujak ketimun, silakan mengonsumsinya ketika menstruasi.

Hanya saja, bila perutmu terasa kembung setelah makan mentimun, sebaiknya hindari dulu, karena bisa membuat perut makin tidak nyaman ketika haid. Mentimun mengandung cucurbitacin. Pada sebagian orang, zat ini bisa memicu kembung, sendawa, dan kentut yang berbau. Namun bila kamu tidak punya masalah dengan mentimun, tidak perlu menghindarinya.

Yang terpenting, jaga selalu kebersihan organ intim saat menstruasi ya, karena lebih rentan mengalami infeksi dan iritasi. Pembersih kewanitaan bisa kamu gunakan. Pilihlah yang memiliki pH seimbang, dan sesuai dengan pH vagina (3,5 – 4,5). Selain itu juga yang mengandung prebiotik, karena bisa membantu memelihara keseimbangan mikroflora, sebagai pertahanan alami vagina. Dua kriteria ini bisa kamu temukan dalam Andalan Feminine Hygiene.

Baca Juga: Bikin Enggak Nyaman, Ini Penyebab Diare Saat Menstruasi!

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Lima Tips Ampuh untuk Mengatasi Masalah Menstruasi Tidak Teratur

Menstruasi tidak teratur adalah sesuatu yang dialami oleh banyak perempuan. Datang bulan secara mendadak di momen-momen yang tidak diharapkan bisa membuat perempuan merasa terganggu dan tak memiliki kontrol atas fungsi reproduksinya sendiri. Sebaliknya, ketika menstruasi sedang diharapkan, namun tak muncul-muncul juga, bisa timbul perasaan khawatir. Meskipun ketidakteraturan menstruasi bisa jadi sesuatu yang normal di tahun-tahun pertama setelah mengalami menstruasi, ada kalanya ini merupakan gejala dari gangguan kesehatan reproduksi (Deborah, Priya & Swami, 2017). Apa saja strategi yang bisa dipraktekkan untuk membuat menstruasi jadi lebih teratur? Berikut beberapa yang bisa dicoba.

Baca Juga: Siklus Normal Menstruasi Lancar

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
    Siapapun boleh punya #bodygoals, tapi diet yang terlalu ekstrim sebaiknya dihindari. Penelitian menemukan bahwa kekurangan nutrisi bisa membuat menstruasi tidak teratur (Jahangir, 2018). Sebaliknya, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dapat membantu meregulasi siklus menstruasi. Oleh karena itu, perbanyaklah menyantap menu makanan sehat. Sekarang sudah banyak, kok, sumber-sumber di media yang menyediakan inspirasi menu makanan sehat dengan rasa yang tetap enak. Tak ingin repot? Kamu bisa berlangganan layanan catering menu sehat.
  • Membiasakan tidur yang cukup
    Produktif bekerja itu baik, namun pastikan bahwa work-life balance tetap ada dan waktu istirahat tidak terganggu. Faktanya, kekurangan jam tidur pun bisa mempengaruhi pola menstruasi sehingga menstruasi tidak teratur (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Bila kamu harus begadang terus-terusan demi pekerjaanmu, mungkin sudah saatnya kamu berdiskusi dengan atasan soal masalah ini atau mempertimbangkan untuk mencari alternatif pekerjaan lain dengan jam kerja yang lebih sehat.
  • Olahraga dengan porsi yang proporsional
    Rutin berolahraga dapat meningkatkan keteraturan pola menstruasi dan ovulasi, serta meningkatkan kesuksesan program hamil (Benham, Yamamoto, et al., 2018). Akan tetapi, lakukanlah olahraga dengan porsi yang seimbang. Soalnya, aktivitas fisik yang terlalu berat malah bisa membuat menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali (Machmudah et al., 2017).
  • Mengurangi sumber stres
    Stres pun bisa membuat siklus menstruasi jadi kacau balau (Huhmann, 2020). Apalagi, di tengah pandemi COVID-19 yang sangat meresahkan dan memicu munculnya berbagai kecemasan. Oleh karena itu, kamu membutuhkan berbagai strategi untuk manajemen stres. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari menjalani hobi, curhat dengan teman, meditasi, beribadah, hingga mencari bantuan dari psikolog. Strategi yang dibutuhkan tiap orang berbeda-beda dan tak bisa dipaksakan pada orang lain, jadi pilihlah yang paling cocok untukmu.
  • Konsultasi kesehatan reproduksi
    Kalau kamu sudah mencoba berbagai cara, namun siklus menstruasi tidak membaik juga, tak ada salahnya berkonsultasi ke dokter mengenai kesehatan reproduksimu. Siapa tahu memang ada gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan profesional. Sebagai contoh, polycystic ovarian syndrome (PCOS) bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon dan salah satu gejalanya adalah menstruasi yang tidak teratur (Walker, Decherney & Saunders, 2021). Nah, dengan berkonsultasi, dokter bisa membantu memberikan solusi yang tepat.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Itulah lima tips ampuh untuk mengatasi masalah menstruasi tidak teratur. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Jangan Sepelekan Perdarahan di Luar Menstruasi, Bisa Jadi Tanda Bahaya

Perdarahan di luar menstruasi bisa disebabkan oleh kondisi serius, misalnya kanker.

Umumnya menstruasi berlangsung selama 2-7 hari, meski bisa juga lebih lama. Di luar periode ini, bisa juga terjadi perdarahan pada vagina. Ini disebut perdarahan diluar menstruasi, atau spotting. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Ada yang berbahaya, ada pula yang tidak.

Baca Juga: Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Penyebab perdarahan di luar menstruasi yang tidak berbahaya misalnya: mengkonsumsi kontrasepsi hormonal, yaitu pil, suntik, susuk, IUS, atau kontrasepsi darurat. Bisa juga terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim. Atau, vaginamu kering sehingga terjadi luka saat bersenggama. Keguguran juga bisa menimbulkan perdarahan. Bila terjadi di awal kehamilan umumnya tidak berbahaya. Namun ada baiknya kamu ke dokter, untuk tindakan kuret diperlukan. Juga untuk menilai apa penyebab keguguran, sehingga bisa dilakukan tindakan untuk mencegahnya terjadi lagi.

5 Sebab Perdarahan di Luar Menstruasi yang Berbahaya

Selain penyebab yang telah disebutkan, perdarahan di luar menstruasi bisa pula merupakan tanda dari kondisi serius. Misalnya 5 di bawah ini.

  1. Endometriosis
    Endometriosis bisa menyebabkan perdarahan di luar menstruasi, nyeri haid hebat, dan darah haid yang begitu banyak. Jangan abaikan tanda-tanda ini ya, Ladies, karena endometriosis bisa mengganggu kesuburan. Makin lama endometriosis didiamkan, akan semakin berat dan makin sulit ditangani.
  2. Kehamilan di Luar Kandungan
    Perdarahan akibat kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik biasanya ringan, tapi disertai nyeri panggul. Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi malah menempel di tuba falopi, bukannya dinding rahim. Bila sel telur tersebut terus tumbuh, tuba falopi bisa pecah. Ini adalah kondisi darurat, yang butuh segera ditangani oleh dokter. Segeralah ke UGD bila mengalami gejala: nyeri berat pada panggul atau perut bawah yang disertai perdarahan, nyeri bahu, dan pusing yang teramat sangat. Kondisi ini juga bisa menyebabkan pingsan dan syok.
  3. Kanker

    Perdarahan di luar menstruasi bisa juga tanda adanya kanker serviks (leher rahim), atau kanker rahim. Pada kanker serviks, perdarahan juga bisa terjadi setelah berhubungan seks. Gejala lain misalnya nyeri/rasa tidak nyaman saat bersenggama, atau keputihan yang berbau tidak sedap. Kanker serviks bisa dialami oleh perempuan muda maupun tua; paling sering di usia 35-44 tahun.

    Adapun kanker rahim, umumnya mengenai perempuan usia 50 tahun ke atas. Untuk itu, perlu waspada bila ibu, tante, atau kakak yang sudah menopause, tiba-tiba “mens” lagi. Tak jarang, itu adalah gejala kanker rahim. Pada perempuan yang belum menopause, bisa terjadi perdarahan di luar menstruasi.

  4. Infeksi
    Perdarahan di luar menstruasi juga bisa mengindikasikan adanya infeksi pada organ-organ reproduksi. Salah satunya infeksi menular seksual oleh chlamydia. Waspadai pula kemungkinan penyakit radang panggul, yang bisa menimbulkan jaringan parut pada organ di rongga panggul.
  5. Polip
    Polip adalah tumor jinak, yang bisa tumbuh di rahim, atau di serviks. Meski umumnya tidak berbahaya, polip bisa menimbulkan perdarahan, dan pada kasus tertentu perlu diangkat, karena bisa menghalangi pergerakan sperma atau implantasi sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.

Baca Juga: Dorongan Makan Kompulsif Saat Menstruasi, Ini Penyebabnya

Jangan ragu periksa ke dokter, bila kamu mengalami perdarahan di luar menstruasi. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

7 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Menstruasi, Apa Saja Ya?

Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi saat menstruasi, karena mengandung nutrisi yang bisa membantu meringankan keluhan menstruasi.

Ada makanan yang sebaiknya dihindari saat menstruasi, seperti dijelaskan di artikel ini 5 Jenis Makanan Minuman Ini Sebaiknya Kamu Hindari Saat Menstruasi. Selain itu, ada juga makanan yang baik dikonsumsi saat menstruasi lho. Beberapa makanan mengandung nutrisi yang kamu butuhkan saat menstruasi. Mencukupi kebutuhan nutrisi-nutrisi tersebut bisa membantu meredakan keluhan haid.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

7 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Menstruasi

Tenang saja, makanan yang baik dikonsumsi saat menstruasi, gak ribet kok. Malah mungkin, kamu sudah biasa mengkonsumsinya sehari-hari. Nah saat kamu haid, jangan lupa atau malas mengkonsumsi 7 makanan ini ya. Apa saja sih? Cus meluncur.

  1. Ikan
    Ikan kaya mengandung asam lemak omega-3. Nutrisi ini berperan sebagai antioksidan dan antiinflamasi, yang membantu relaksasi rahim, dan mengurangi kram perut. Ikannya tidak harus salmon ya. Ikan lokal seperti sarden, ikan kembung, ikan mas, lele, dan patin juga kaya akan omega-3.
  2. Ayam
    Ayam, ikan, dan telur adalah sumber protein yang sangat baik dikonsumsi saat haid. Kamu pasti sudah paham, betapa pentingnya protein bagi tubuh. Saat menstruasi, protein membuatmu kamu kenyang lebih lama, sehingga tidak tergoda cemilan yang kurang menyehatkan. Mengapa yang disarankan adalah ayam, ikan, dan telur? Ada apa dengan daging merah? Well, daging merah sebenarnya kaya akan zat besi, yang sangat asupannya harus terpenuhi saat haid. Namun daging merah juga tinggi prostaglandin, yang bisa memperburuk nyeri dan kram perut. Jadi, ada baiknya memilih sumber protein lain.
  3. Telur
    Tak hanya sebagai sumber protein dan asam lemak esensial, telur juga kaya akan vitamin D, B6, dan E. Ketiga vitamin ini membantu mengurangi gejala PMS. Namun kalau pencernaanmu sensitif, sebaiknya hindari telur rebus matang, karena bisa menyebabkan kembung dan heartburn. Sebagai gantinya, kamu bisa mengolah telur jadi orak-arik, mata sapi, telur setengah matang, atau poached egg.
  4. Sayuran hijau
    Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan kale kaya akan zat besi, serta berbagai vitamin dan mineral lain. Brokoli juga baik dikonsumsi saat menstruasi. Selain mengandung zat besi, sayuran ini juga tinggi magnesium, kalium, vitamin A, C, B6, dan E, yang membantu menghalau keluhan PMS.
  5. Buah-buahan
    Buah adalah alternatif cemilan yang sangat baik saat menstruasi. Rasa buah yang manis dan segar, bisa memenuhi keinginanmu terhadap makanan manis, serta mencegah dehidrasi. Berbagai vitamin dan mineral pada buah bisa membantu memperbaiki mood, dan buah yang banyak mengandung air seperti jeruk dan semangka, akan menghindari kamu dari dehidrasi.
  6. Dark chocolate
    Yup, jangan takut makan dark chocolate saat menstruasi. Cemilan lezat ini kaya akan antioksidan dan magnesium, yang penting untuk mengatasi keluhan menstruasi. Dark chocolate juga meningkatkan kadar serotonin, si ‘happy hormone’ yang akan memperbaiki mood kamu. Untuk mendapatkan efek ini, pilih coklat dengan kandungan kakao minimal 60% ya.
  7. Oatmeal
    Oatmeal kaya akan kalsium, zat besi, serta vitamin A dan B. Menurut sebuah studi, asupan zat besi dari oatmeal berhubungan dengan risiko PMS yang lebih rendah. Oatmeal juga baik lho dikonsumsi ketika pencernaan terasa tidak enak.

Baca Juga: Delapan Kondisi yang Memicu Gangguan Siklus Menstruasi‎

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Betulkah Menstruasi Tidak Teratur Tanda Tidak Subur?

Siklus menstruasi tidak teratur sering kali menandakan tidak terjadi ovulasi. Tanpa terjadinya ovulasi, tentu saja kesuburan terganggu.

Umumnya, siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari. Namun tentu saja, kondisi tiap perempuan berbeda. Bisa saja lebih pendek atau lebih panjang. Siklus menstruasi yang terjadi tiap 21 – 35 hari masih normal. Nah, bagaimana kalau siklus menstruasi tidak teratur? Bulan ini haid tapi bulan depan tidak, dan baru haid lagi 2-3 bulan berikutnya. Atau, siklus menstruasi kurang dari 21 hari. Apakah normal?

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Sayangnya, tidak. Kondisi ini merupakan salah satu tanda infertilitas atau ketidaksuburan. Kalau kamu memiliki siklus menstruasi tidak teratur, tidak haid, atau mengalami perdarahan yang abnormal, sebaiknya jangan kamu abaikan ya. Ketiga kondisi tadi sering kali menandakan bahwa kamu tidak mengalami ovulasi (anovulasi).

Artinya, tidak ada sel telur yang dilepaskan oleh indung telur lalu masuk ke tuba falopi. Padahal untuk bisa dibuahi oleh sperma, sel telur harus ready di tuba falopi. Ditengarai, ovulasi tidak teratur menyumbang sekitar 30-40% kasus infertilitas pada perempuan.

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Banyak hal yang bisa memicu menstruasi tidak teratur. Bila dikaitkan dengan infertilitas, salah satu yang paling sering yaitu PCOS (polycystic ovary syndrome) atau sindrom ovarium polikistik. PCOS ditandai dengan tingginya hormon androgen pada tubuh. Inilah yang diduga menyebabkan siklus haid jadi tidak teratur. Secara fisik, tingginya hormon androgen bisa terlihat dari lebatnya rambut pada tubuh atau wajah. Bila dilihat dengan USG, indung telur tampak membesar, dan banyak folikel sel telur di dalamnya, seperti untaian mutiara.

Penyebab lain dari siklus menstruasi tidak teratur yang berhubungan dengan ketidaksuburan yaitu endometriosis. Ini adalah kondisi di mana endometrium (dinding rahim) tumbuh di tempat/organ lain. Endometriosis bisa membuat darah haid lebih banyak, perdarahan lebih lama, dan siklus haid lebih pendek. Akibat endometriosis, bisa terjadi perlengketan/peradangan pada organ-organ panggul, timbulnya jaringan parut pada tuba falopi, terganggunya implantasi telur, dan penurunan kualitas sel telur. Ciri khas endometriosis: darah haid sangat banyak, dan nyeri saat haid.

Gangguan tiroid juga bisa membuat menstruasi tidak teratur, yang berujung pada infertilitas. Hormon tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) maupun kurang aktif (hipotiroid) bisa menimbulkan ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya terjadi gangguan ovulasi, yang membuat perempuan sulit hamil.

Jadi, jangan abaikan siklus haid yang tidak teratur ya. Terlebih bila kamu berusia 20-30 tahun, yang bisa dibilang berada di masa puncak usia reproduktif. Sebaiknya segeralah ke dokter, sekalipun kamu belum menikah atau belum berencana hamil. Makin cepat penyebabnya diketahui, keberhasilan pengobatan pun akan makin baik, sehingga begitu tiba saatnya kamu ingin hamil, kondisimu sudah baik.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.