Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Menstruasi adalah kejadian alamiah pada perempuan, yang siklusnya biasanya sebulan sekali. Selama menstruasi, kebanyakan perempuan tidak memahami, apa yang sedang terjadi di tubuh mereka. Menstruasi adalah sebuah siklus yang unik dan teratur, di mana proses terjadinya menstruasi itu dibagi menjadi empat fase atau tahapan.

Durasi atau satu siklus menstruasi biasanya membutuhkan waktu 28 hari, tetapi bervariasi untuk masing-masing perempuan. Ketika seorang perempuan tidak hamil, makai a akan melalui empat fase atau tahapan utama.

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Proses Terjadinya Menstruasi

Berikut ini adalah proses terjadinya menstruasi yang dibagi menjadi empat tahap:

  1. Fase menstruasi
    Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi dan berlangsung sekitar tujuh hari. Kamu mengenalnya dengan mens atau haid. Saat ini vagina kamu mengeluarkan darah dari dalam rahim.

    Selama fase menstruasi, terjadi perubahan hormon, yakni estrogen dan progesteron turun dan tubuh melepaskan hormon prostaglandin. Estrogen dan progesteron menyebabkan lapisan rahim luruh dan lapisan inilah yang dikeluarkan saat seorang perempuan mengalami menstruasi.

    Rahim melepaskan lapisannya karena tidak diperlukan ketika tidak ada embrio yang akan tertanam. Lamanya menstruasi sangat bervariasi, antara tiga hingga tujuh hari. Selain perdarahan, perempuan di fase menstruasi dapat mengalami gejala seperti kram atau nyeri perut, kembung, payudara menjadi lembut, munculnya jerawat, dan perubahan suasana hati.

  2. Fase folikuler
    Fase folikuler sering tumpang tindih dengan menstruasi, karena dimulai pada hari pertama menstruasi, dan berlangsung antara 10 hingga 16 hari.

    Selama fase ini, tubuh melepaskan Follicle-Stimulating Hormone (FSH) yang akan memicu ovarium membuat folikel, yang merupakan kantung berisi telur yang belum matang. Selama satu fase ini, sekitar 10 folikel akan tumbuh dan bersaing untuk “menang”. Folikel yang paling kuat akan tumbuh dan akhirnya terbentuk sel telur matang yang siap dibuahi. Folikel lain yang tidak berkembang akan diserap kembali oleh tubuh.

    Karena fase folikel tumpang tindih dengan menstruasi, gejala yang kamu alami adalah kram dan kembung, namun disebabkan menstruasi, bukan karena pertumbuhan folikel.

  3. Ovulasi
    Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi, atau sekitar seminggu setelah hari terakhir menstruasi. Folikel yang tumbuh menjadi telur matang akan dilepaskan selama ovulasi. Telur kemudian melakukan perjalanan dari ovarium ke tuba falopi, di mana ia berpotensi dibuahi oleh sperma.

    Ovulasi berlangsung selama sel telur yang dilepaskan masih hidup biasanya 12-24 jam. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada jendela waktu 3 hingga 5 hari di sekitar waktu ovulasi di mana kamu kemungkinan besar akan hamil jika melakukan hubungan seks tanpa pengaman. Hal ini karena sperma dapat hidup di dalam perempuan hingga lima hari, menunggu sel telur matang yang lewat.

    Selama ovulasi, kamu mungkin melihat cairan vagina menjadi bening dan licin mirip putih telur mentah. Sebagian perempuan merasakan nyeri di satu sisi tergantung ovarium mana yang melepaskan sel telur. Selain itu, libido meningkat di fase ovulasi ini.

  4. Fase luteal
    Fase luteal adalah fase terakhir dari siklus menstruasi, dan biasanya berlangsung selama 14 hari. Selama fase ini, sisa folikel berubah menjadi korpus luteum, yang pada dasarnya adalah kumpulan sel yang membuat hormon progesteron. Lapisan rahim pun menebal untuk mempersiapkan kehamilan jika sel telur dibuahi.

    Fase ini adalah fase pra menstruasi sehingga kerap muncul gejala sindrom pramenstruasi (PMS, umumnya terjadi pada hari ke-12 fase luteal. Gejala PMS antara lain kram, kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, kembung, perubahan gerakan usus, hingga susah tidur.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Kamu memiliki masalah seputar menstruasi? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Ingin Segera Hamil Setelah Keguguran? Begini Cara Hitung Masa Suburnya

Cara praktis untuk tahu masa subur setelah keguguran adalah dengan menggunakan Andalan Ovulation Kit.

Keguguran adalah salah satu momen terberat dalam perjalanan pernikahan. Butuh semangat yang sama untuk tetap bisa percaya bahwa kamu dan suami tetap bisa punya harapan untuk kembali hamil hingga menimang momongan. Dan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh pasangan yang telah melalui masa duka keguguran adalah, kapankah waktu terbaik untuk hamil lagi? Serta bagaimanakah cara menghitung masa suburnya setelah keguguran?

Baca Juga: Kehamilan Tak Kunjung Datang? Saatnya Melakukan Tes Kesuburan

Jika pertanyaan kapankah waktu terbaik untuk hamil lagi setelah keguguran diajukan kepada dokter kandungan, maka mereka pasti menjawab tiga bulan setelah keguguran. Mengapa tiga bulan? Karena selama masa tiga bulan, rahim telah kembali pulih dan siap untuk menjalani proses kehamilan. Lantas apakah setelah tiga bulan, otomatis rahim kembali subur?

American College of Obstetricians and Gynaecologist (ACOG) masa subur perempuan setelah keguguran sangat tergantung pada usia kehamilan saat keguguran terjadi. Pada perempuan yang mengalami keguguran pada usia kehamilan 13 minggu, maka ovulasi atau masa subur akan terjadi dua minggu setelahnya. Tetapi pada perempuan yang mengalami keguguran saat usia kehamilannya di atas 13 minggu, maka dibutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ovulasi. Hal inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan baru yaitu, bagaimanakah cara menghitung masa subur setelah keguguran?

Untuk pertanyaan itu, ada dua hal yang wajib kamu ketahui tentang masa subur setelah keguguran, yaitu:

  1. Amati bagaimana siklus menstruasi setelah keguguran: Tandailah pada kalender kapan hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi yang normal adalah 21-35 hari. Adapun cara menghitung siklus menstruasi adalah dimulai dari hari pertama menstruasi setelah keguguran sampai hari pertama menstruasi di periode berikutnya. Lakukan pencatatan selama beberapa bulan untuk mengetahui apakah siklus menstruasi kamu berubah atau tidak setelah keguguran.
  2. Kenali perubahan tubuh saat masa subur: Tubuh selalu menampakkan perubahan saat terjadi ovulasi atau proses ovarium melepaskan sel telur. Perubahan tersebut adalah suhu tubuh meningkat 0,3 sampai 0,5 derajat Celcius. Tak hanya perubahan suhu, tubuh juga memberikan tanda sedang subur melalui produksi lendir pada serviks. Bila sedang subur, lendir serviks berwarna bening dan cair akan dikeluarkan dari vagina. Cairan ini menyerupai putih telur. Dan payudara terasa nyeri serta kamu mengalami kram ringan di salah satu sisi panggul. Ini semua adalah cara tubuh “mengkomunikasikan” kalau kamu sedang subur.

Pada beberapa perempuan, siklus menstruasinya berubah setelah keguguran karena itu dengan mencatat siklus serta mengenali perubahan tubuh yang terjadi, maka kamu akan mendapatkan polanya. Alhasil cara menghitung masa subur setelah keguguran pun semakin akurat. Idealnya, masa subur dimulai pada 12-14 hari sebelum menstruasi pertama.

Tapi jika kamu ingin lebih praktis dan akurat mengetahui apakah sedang subur atau tidak, gunakanlah tes ovulasi. Bahkan Andalan Ovulation Test memiliki tingkat akurasi sampai 99,9% dalam mengukur masa subur. Cara pakainya pun sangat mudah. Kamu hanya perlu meneteskan urin ke dalam lubang sampel, lalu tunggu 3-10 menit maka hasilnya akan muncul. Tidak hanya praktis dan akurat, alat tes ini pun bisa didapatkan dengan mudah karena dijual bebas. Jadi semakin mudah untuk menjalankan program hamil setelah keguguran kan. Jangan patah semangat ya!

Baca Juga: Sperma Bisa Menyebabkan Keguguran di Awal Kehamilan?

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana cara cepat hamil setelah keguguran, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Cara Cepat Hamil Setelah Keguguran

Pastikan kamu dan pasangan sudah siap secara fisik dan mental untuk kembali hamil setelah keguguran.

Setelah keguguran pada kehamilan pertama, akhirnya pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah kembali mengumumkan berita kehamilan. Bahkan beberapa waktu lalu keduanya menggelar acara gender reveal, tepat ketika usia kehamilan Aurel tengah memasuki usia 3 bulan. Tentu berita hamilnya Aurel turut menyemangati para pasangan muda yang juga baru mengalami keguguran. Adapun pertanyaan pertama yang terlintas pada para pejuang dua garis biru adalah bagaimanakah cara cepat hamil setelah keguguran?

Baca Juga: 10 Momen Paling Membahagiakan Sepanjang Kehamilan

Sebelum membahas detail tentang cara apa saja yang harus ditempuh para pasangan agar cepat hamil setelah keguguran, kamu wajib tahu bahwa rahim perempuan memerlukan waktu untuk pulih. Buku What to Expect menyebutkan, idealnya pasangan bisa memulai kembali program hamil tiga bulan setelah keguguran. Selain memastikan rahim telah pulih secara sempurna pasca keguguran, menunggu minimal tiga bulan juga untuk memberi waktu kepada kamu dan pasangan untuk menyiapkan mental. Harapannya saat dinyatakan hamil kembali setelah keguguran, kamu dan pasangan telah siap secara fisik dan mental untuk menjalani kehamilan yang baru.

Jika kamu dan pasangan sudah siap untuk hamil lagi setelah keguguran, berikut cara yang bisa kalian lakukan untuk mewujudkannya:

  1. Berhubungan seksual di masa subur.
    Agar hubungan seksual bisa menghasilkan kehamilan, maka harus memperhatikan waktu yang tepat untuk melakukannya. Apakah definisi waktu yang tepat untuk berhubungan seksual? Melakukan hubungan seksual ketika ovarium melepaskan sel telur alias ovulasi. Pada prinsipnya, sel sperma bisa bertahan hidup di dalam tubuh perempuan selama lima hari. Maka periode menjelang hingga saat ovulasi disebut sebagai masa subur. Inilah waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual.

    Jika ingin praktis, kamu bisa mengetahui masa subur dengan alat tes Andalan Ovulation Kit. Tingkat akurasinya mencapai 99,9% dan cukup meneteskan urin ke dalam lubang sampel serta menunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Kabar baiknya lagi, alat tes ovulasi ini dijual bebas jadi kamu bisa mendapatkannya dengan mudah.

  2. Makan makanan peningkat kesuburan.
    Salah satu cara mempersiapkan fisik agar cepat hamil setelah keguguran adalah dengan memberikan nutrisi terbaik bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi maka metabolisme tubuh bekerja optimal untuk mendukung kerja hormon-hormon reproduksi. Adapun makanan yang dapat meningkatkan kesuburan adalah ikan, daging rendah lemak, kacang-kacangan, zinc, dan telur.
  3. Jaga berat badan agar tetap ideal.
    Yang dimaksud dengan berat badan ideal adalah tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, karena keduanya berpengaruh besar terhadap kerja hormon-hormon reproduksi. Jadi pastikan berat badan kamu dan pasangan ideal agar sperma dan sel telur serta rahim selalu dalam kondisi optimal untuk hamil. Adapun cara untuk menjaga berat badan tetap ideal adalah dengan makan seimbang dan rutin berolahraga. Ingat, rutin berolahraga artinya dilakukan secara konsisten dengan durasi yang terukur, bukan berlebihan. Durasi ideal olahraga adalah minimal 30 menit setiap hari dengan intensitas sedang.
  4. Hindari stres.
    Rasa cemas, kuatir dan tekanan emosi karena tak kunjung hamil justru akan membuat hormon reproduksi menjadi tidak seimbang. Jika ini yang terjadi maka proses pelepasan sel telur pun terhambat dan vitalitas sperma pun merosot, maka dapat dipastikan proses pembuahan tidak terjadi. Maka sangat penting bagi kamu dan pasangan bisa sama-sama saling mendukung serta rileks ketika menjalani program hamil setelah keguguran. Energi positif lebih disukai hormon reproduksi untuk bisa bekerja optimal.

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang bagaimana cara cepat hamil setelah keguguran, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Keputihan Setiap Hari, Normalkah?

Sebagai perempuan, kita semua tahu bahwa keputihan adalah bagian dari keluhan seputar area organ intim. Walau sebenarnya keputihan hal yang normal, tetapi bagaimana jika mengalaminya setiap hari?

Untuk lebih memahami keputihan, sebelumnya ketahui dulu dari mana cairan vagina ini berasal.

Baca Juga: Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Keputihan berasal dari kelenjar di dalam vagina dan leher rahim. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil cairan yang disebut juga dengan sekresi vagina.

Cairan akan mengalir keluar dari vagina setiap hari, membersihkan sel-sel tua yang melapisi vagina. Ini adalah proses yang benar-benar alami—sebagai cara tubuh untuk menjaga vagina tetap sehat dan bersih.

Jumlah cairannya bervariasi pada tiap perempuan. Beberapa mengalami keputihan setiap hari, sementara yang lain lebih jarang mengalaminya.

Dengan kata lain, keputihan setiap hari sebenarnya hal yang normal.

Bedakan yang normal dan tidak normal

Keputihan normal biasanya jernih atau seperti susu dan mungkin memiliki aroma halus yang tidak menyenangkan atau berbau busuk. Penting juga untuk mengetahui bahwa keputihan berubah selama siklus menstruasi.

Perubahan warna dan ketebalan cairan vagina berhubungan dengan ovulasi dan merupakan hal yang alami. Tetapi di luar perubahan normal yang terkait dengan siklus haid, perubahan lain mungkin tidak normal.

Keputihan yang kamu alami mungkin menunjukkan ketidakseimbangan bakteri sehat di vagina, yang bisa menjadi tanda bahwa semuanya tidak baik-baik saja.

Karena setiap perempuan berbeda, ada baiknya untuk memperhatikan keputihan yang kamu alami.

Lama kelamaan kamu akan belajar mengenali apa yang normal dan apa yang mungkin menandakan masalah—terutama jika mengalami gejala lain pada saat yang bersamaan, seperti nyeri saat buang air kecil, gatal-gatal, dan iritasi.

Hanya kamu yang tahu tubuhmu. Jika kamu mengalami keputihan yang tampaknya tidak normal untuk (dengan atau tanpa gejala lain), bicarakan dengan dokter atau bidan.

Baca Juga: Lima Rutinitas di Kamar Mandi untuk Mencegah Keputihan

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang keputihan dan kesehatan reproduksi, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Adakah Makanan yang Bisa Pengaruhi Keputihan dan Aroma Miss V?

Kamu mungkin pernah mendengar mitos yang menyebut apa yang kita makan bisa berpengaruh pada aroma vagina, bahkan memicu keputihan. Di antaranya adalah buah nanas dan mentimun yang bisa membuat vagina “lebih becek”.

Walau mitos itu dipercaya banyak orang, namun belum ada penelitian yang menyimpulkan kebenarannya.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Namun, sebagian orang mengaku aroma vaginanya berubah ketika mereka banyak mengonsumsi buah, sayuran, atau rempah. Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula juga diketahui bisa membuat keputihan lebih sering.

Selama ini para dokter telah memperingatkan pengaruh konsumsi antibiotik pada terganggunya flora vagina sehingga dapat memicu rasa gatal dan juga bau tidak sedap.

Biasanya gangguan itu bersifat sementara dan akan kembali normal ketika kita sudah tidak mengkonsumsi obat. Kita juga bisa menjaga keseimbangan flora vagina dengan mengonsumsi sumber probiotik dan menghindari melakukan douching.

Walau begitu, tidak perlu terlalu khawatir dengan aroma vagina karena pada dasarnya sangat normal jika vagina memiliki bau yang khas.

Keputihan sendiri tidak terkait dengan asupan makanan tetapi disebabkan karena infeksi jamur dan bakteri di vagina. Kondisi ini dapat dialami semua perempuan pada usia berapa pun.

Untuk mencegah keputihan, yang utama adalah menjaga kebersihan organ genital. Saat mandi bersihkan area ini dengan air tanpa sabun untuk sehari-hari.

Namun, pada saat tertentu, misalnya saat menstruasi, kita bisa membersihkannya dengan sabun khusus kewanitaan yang bisa menjaga pH vagina, misalnya Andalan Fresh Intimate Wash.

Hindari menggunakan douching atau semprotan pembersih vagina atau menggunakan sabun yang mengandung pewangi.

Terakhir, gunakan pakaian dalam yang bisa menyerap keringat seperti bahan katun saat kita beraktivitas.

Keputihan pada dasarnya adalah hal yang normal, tetapi ada kondisi yang harus diwaspadai, misalnya jika timbul rasa gatal mengganggu, cairan berwarna kekuningan atau hijau, berbau tidak sedap, dan ada sensasi terbakar saat buang air kecil. Jika menemukan gejala ini coba periksakan ke dokter.

Baca Juga: Salah Perlakukan Celana Dalam Bisa Bikin Keputihan

Informasi seputar keputihan dan cara mengatasinya bisa juga kamu dapatkan dengan berkonsultasi ‎ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Yuk, Pahami Cara Penularan Infeksi Menular Seksual Gonore

Infeksi menular seksual gonore ditularkan melalui kontak seksual langsung. Baik melalui penetrasi penis ke vagina, oral seks, dan anal seks.

Buat kalian pecinta Ikatan Cinta, pasti masih ingat ketika Elsa tertular gonore dari Ricky. Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Tahukah kamu, penyakit ini termasuk salah satu masalah kesehatan utama di dunia, karena menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Duh, seram ya. Penting nih mengetahui bagaimana penularan infeksi menular seksual gonore. Apalagi, gonore tidak selalu menimbulkan gejala. Bisa saja seseorang gonore tanpa menyadarinya.

Baca Juga: Infeksi Menular Seksual Bikin Sulit Hamil

Biasanya, gonore hanya menimbulkan gejala pada laki-laki, berupa nanah yang keluar dari penis. Penyebabnya, gonore menyerang selaput lendir saluran kemih (uretra). Nah pada laki-laki, uretra cukup panjang, merentang dari kandung kemih hingga ujung penis. Nanah yang dihasilkan infeksi pun banyak, hingga keluar dari penis. Saat buang air kecil terasa sakit karena uretra mampet akibat nanah. Selain itu, ujung penis tampak merah dan bengkak.

Pada perempuan, seringnya tidak bergejala. Uretra pada perempuan pendek, sehingga nanah yang dihasilkan sangat sedikit atau hampir tidak ada. Ini yang membuat infeksi menular seksual gonore pada perempuan sering tidak terdeteksi. Diam-diam penyakit meluas hingga menjalar ke bagian lain dari organ genital. Yang dikhawatirkan bila infeksi mengenai saluran telur dan organ-organ panggul, hingga mengganggu kesuburan.

Cara Penularan Infeksi Menular Seksual Gonore

Infeksi menular seksual gonore sangat mudah menular. Yaitu melalui kontak seksual langsung, baik secara genital-genital, oro-genital, maupun ano-genital. Dengan kata lain, gonore menular tidak hanya melalui hubungan seksual yang melibatkan penetrasi penis ke vagina, tapi juga seks oral, dan seks anal. Masa inkubasi hingga akhirnya timbul gejala berkisar antara 2-5 hari.

Mengapa penyakit ini bisa mengenai organ genital, mulut, dan anus? Jawabannya sederhana: karena bakteri Neisseria gonorrhoeae menyerang selaput lendir (mukosa). Kebetulan, ketiga organ tadi memiliki lapisan mukosa.

Di sisi lain, kamu tak perlu takut tertular infeksi menular seksual gonore bila kulit tangan, kaki, dan bagian tubuh lain terkena nanah penderita gonore, karena bakteri penyebab gonore tidak bisa menempel pada kulit yang dilapisi keratin (zat tanduk).

Gonore juga tidak akan menular melalui handuk, sprei, dan lain-lain. Kuman ini tidak tahan lama di udara bebas, udara kering, dan suhu >39oC. Jadi jangan khawatir seandainya nanah penderita gonore mengenai benda-benda milikmu. Kumannya akan segera mati sendiri. Bila kamu masih khawatir, cuci saja sprei/handuk tersebut dengan air panas.

Bila kamu atau pasanganmu kena infeksi menular gonore, bicarakanlah secara terbuka. Pasti menyakitkan, tapi ini penting dilakukan karena kalian berdua harus segera berobat ke dokter. Perlu berobat sama-sama ya, agar penyakitnya sama-sama tuntas, dan tidak ada infeksi berulang.

Jangan melakukan pengobatan sendiri ya. Memang kamu bisa membeli sendiri obat gonore di toko obat (bukan apotek) tanpa resep. Namun kamu perlu tahu, obat gonore adalah antibiotik. Pemakaian antibiotik yang tidak sesuai dosis dan aturan akan menimbulkan resistansi. Artinya, kuman tidak lagi mempan terhadap antibiotik tersebut. Pastinya kamu tidak mau kan gonore jadi berlarut-larut hanya karena minum obat tanpa aturan. Padahal bila diobati dengan benar, gonore bisa sembuh total dan tuntas, dan tidak muncul lagi.

Selama pengobatan, pakailah kondom untuk mencegah terjadinya infeksi ulang. pakailah kondom bahkan saat melakukan seks oral. Sekarang sudah banyak sekali pilihan kondom yang bisa kamu sesuaikan dengan seleramu. Ada Sutra, Fiesta, hingga kondom premium Supreme dari Andalan.

Baca Juga: Cegah Infeksi Menular Seksual dengan Kondom

Malu berkonsultasi ke dokter soal infeksi menular gonore? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Menstrual Cup Menyebabkan Hernia, Masak Sih?

Masih ada kecurigaan, menstrual cup menyebabkan hernia. Hal ini belum dibuktikan oleh studi. Untuk amannya, lepaslah menstrual cup dengan benar.

Mungkin kamu pernah membaca soal dua orang perempuan di Inggris yang mengalami prolaps (hernia) setelah memakai menstrual cup. Artikel-artikel yang menulis tentang hal ini menyebut, informasi mengenai cara melepas menstrual cup seringkali keliru. Misalnya saran untuk mengejan untuk menurunkan menstrual cup agar mudah diraih oleh jari. Hal ini bisa melemahkan otot dasar panggul. Tapi apakah benar menstrual cup menyebabkan hernia?

Baca Juga: Pertanyaan yang Paling Sering Muncul Tentang Menstrual Cup

Betulkah Menstrual Cup Menyebabkan Hernia?

Hingga saat ini, belum ada studi ilmiah yang membuktikan bahwa menstrual cup menyebabkan hernia. Sebuah laporan yang dipublikasi di The Lancet meninjau 43 studi seputar menstrual cup, dengan total 3.300 perempuan. Dalam laporan tersebut, disimpulkan bahwa menstrual cup adalah pilihan yang aman. Hernia terjadi akibat tekanan intra abdomen. Misalnya hamil, melahirkan, sering mengangkat barang berat, obesitas, atau terlalu sering bersin/batuk/tertawa.

Lalu, bagaimana dengan cerita dua perempuan tadi? Bisa jadi, mereka sudah memiliki masalah pada otot dasar panggul sebelumnya. Bagaimanapun, penggunaan menstrual cup secara massal masih relatif baru, meski alat ini telah diciptakan pada 1932. Masih banyak kesalahpahaman mengenai menstrual cup, dan mungkin juga pemakaian yang kurang tepat, khususnya saat melepasnya.

Lubang pada mulut menstrual cup berfungsi untuk menciptakan segel dengan dinding vagina. Jangan menarik batang menstrual cup. Selain bisa merusaknya, juga akan menarik otot-otot vagina dan dasar panggul ke bawah. Inilah yang bisa berbahaya. Segel pada mulut vagina harus dibuka dulu, dengan cara memijat bagian dasar menstrual cup, atau melepaskan segel pada mulut menstrual cup perlahan menggunakan jari. Barulah perlahan mengeluarkannya dari vagina.

Seperti telah disebutkan, saran untuk mengejan agar menstrual cup turun sehingga lebih mudah dilepas, sebaiknya dihindari. Hal ini kurang baik, karena mengejan bisa melemahkan otot dasar panggul. Lepaslah menstrual cup dengan cara yang benar, untuk menghindari risiko otot dasar panggul jadi lemah.

Nah bila menstrual cup kamu sering ‘lolos’ hingga jatuh ke bukaan vagina, coba cek ke dokter. Bisa jadi, itu tanda bahwa otot-otot dasar panggul lemah. Jangan diabaikan ya. Otot dasar panggul yang lemah tidak bisa menyokong organ-organ panggul dengan baik, sehingga bisa berujung pada hernia. Bila masih ringan, hernia bisa diatasi dengan memperkuat otot-otot dasar panggul. Misalnya dengan senam Kegel, latihan squat, bridge pose, dan memakai bola Kegel. Dokter akan membantumu melakukan latihan-latihan yang dibutuhkan, dan memandumu agar melakukannya dengan tepat.

Baca Juga: Berapa Lamakah Masa Pakai Menstrual Cup?

Kesimpulannya, tidak benar menstrual cup menyebabkan hernia. Justru sebenarnya, menstrual cup bisa membantu mendorong organ-organ panggul kembali ke posisi yang stabil pada kasus hernia ringan, seperti fungsi pesari.

Untuk berkonsultasi seputar permasalahan menstruasi dan kesehatan organ reproduksi, kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Tujuh Tanda saatnya Kamu Beralih ke Menstrual Cup

Ingin beralih ke menstrual cup? Tujuh tanda ini mungkin bisa membantumu memantapkan keputusan.

Mungkin kamu menyadari, makin banyak orang di sekitarmu—adik, kakak, sahabat—yang beralih ke menstrual cup. Alasannya tentu bermacam-macam: menstrual cup lebih praktis, hemat, ramah lingkungan, dan lain-lain.

Pembalut, tampon, dan menstrual cup memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan terhadap produk menstruasi adalah personal. Semua kembali lagi ke kenyamanan dan preferensi tiap orang.

Baca Juga: Memakai Menstrual Cup saat Bersenggama, Memang Bisa?

Apakah kamu sedang mempertimbangkan untuk beralih ke menstrual cup? Tujuh hal berikut ini bisa menjadi tanda, sudah saatnya kamu melaksanakan niat itu.

7 Tanda saatnya Beralih ke Menstrual Cup

  1. Bosan cuci dan ganti tiap 4 jam
    Menstruasi bukanlah halangan bagi kita perempuan, untuk bekerja dan beraktivitas seperti biasa. Namun tentu saja, kita harus menjaga kebersihan organ intim dengan mengganti pembalut secara berkala, untuk mencegah bakteri berkembang biak di bawah sana. Bila kamu merasa bosan harus mencuci dan mengganti pembalut setiap 4 jam dan ingin sesuatu yang lebih praktis, menstrual cup bisa menjadi pilihanmu.

  2. Malas bangun tengah malam
    Kita biasa memakai pembalut ekstra panjang di malam hari, agar tak perlu khawatir bocor, dan waktu tidur terganggu karena harus mengganti pembalut tengah malam. Namun tetap saja, kadang bocor tak terhindarkan. Atau mendadak kita merasa darah keluar dengan deras, sehingga kita langsung ke kamar mandi untuk berganti pembalut.

    Salah satu keunggulan menstrual cup, bisa dipakai sampai 12 jam. Juga aman lho dipakai saat tidur. Jadi kita bisa tidur dengan lebih nyaman, tanpa perasaan was-was.

  3. Ingin mengurangi sampah
    Pastinya kita risih melihat sampah yang makin menggunung, dan berserakan di laut. Dan harus diakui, sampah pembalut sangatlah banyak. Dalam sebulan saja, kita bisa memakai sekitar 25 pembalut. Dengan perhitungan 5 pembalut sehari, selama 5 hari menstruasi. Bayangkan betapa banyak sampah pembalut yang kita hasilkan dalam setahun. Beralih ke menstrual cup adalah opsi yang sangat efektif untuk kamu yang ingin mengurangi sampah, dan mulai menerapkan pola hidup zero waste.

  4. Ingin lebih hemat
    Harga menstrual cup memang tidak murah. Namun kamu cukup membeli sekali, untuk dipakai selama bertahun-tahun. Bahkan ada yang bisa dipakai sampai 10 tahun. Bayangkan berapa banyak uang yang bisa kamu hemat.

  5. Tidak ingin ribet saat traveling
    Saat traveling, pasti malas sekali kalau harus mencari toilet umum tiap 4 jam untuk mengganti pembalut. Pastinya lebih praktis bila memakai menstrual cup. Apalagi, menstrual cup bisa dipakai berenang.

  6. Jenuh berurusan dengan bocor dan tembus
    Berbeda dengan pembalut yang menyerap darah haid, menstrual cup menampung darah haid sehingga tidak ada risiko darah merembes keluar. Di liang vagina, ia bekerja dengan menciptakan “daya segel” pada otot-otot dinding vagina, sehingga darah tertampung dengan baik tanpa risiko “bocor”.

  7. Ingin lebih mengenal tubuh
    Memakai menstrual cup perlu belajar dulu. Sebelumnya, kamu perlu mengenali dulu anatomi vaginamu, untuk menentukan ukuran cup yang sesuai. Kamu harus berani memasukkan jari, untuk menilai ketinggian serviks. Setelahnya, kamu masih harus belajar cara memasukkan menstrual cup, dan memposisikannya dengan nyaman di dalam vagina. Keseluruhan proses ini akan membuatmu lebih mengenal tubuh sendiri. Kamu juga benar-benar menyadari bahwa tubuh setiap orang itu berbeda dan unik, sehingga kamu lebih menghargai tubuhmu sendiri.

Menstruasi adalah hal yang sangat alami, dan tidak ada satu alasan pun untuk merasa malu terhadap siklus bulanan ini. Tentu saja kamu tak perlu memaksakan diri memakai menstrual cup hanya karena terpengaruh orang lain. Sebaliknya bila kamu sudah yakin untuk beralih ke menstrual cup, lakukanlah riset mendalam untuk tiap merk, sebelum kamu membelinya. Saat pertama kali mencoba menstrual cup, kamu bisa menggunakan lubrikan berbasis air saat pagar lebih mudah dan nyaman. Ada Fiesta Lubricant Gel, atau Fiesta Intimate Lubricant yang bisa kamu pilih.

Baca Juga: 8 Teknik Melipat Menstrual Cup Biar Bebas Sakit Saat Dipakai

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT seputar permasalahan menstruasi, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Jangan Percaya kalau Ada yang Bilang Menstrual Cup Bikin Vagina Longgar

Menstrual cup bikin vagina longgar? Ah, kata siapa.

Masih ragu memakai menstrual cup karena takut vagina jadi longgar? Tenang saja, anggapan bahwa menstrual bikin vagina longgar itu cuma isapan jempol kok. Tapi, kita kan memakai menstrual cup seharian, selama periode menstruasi; yakin vagina tidak jadi longgar? Jawabannya: tidak.

Baca Juga: Enam Hal Seputar Menstrual Cup yang Harus Dihindari

Menstrual Cup Bikin Vagina Longgar: Hoaks

Vagina terbentuk dari jaringan otot dan mukosa (jaringan lunak). Dalam keadaan rileks dan kosong, dinding-dinding vagina saling berhimpitan dan menekan hingga rapat. Namun, dinding ini sangatlah elastis. Ketika kita memasukkan sesuatu misalnya menstrual cup, dinding-dinding ini otomatis akan terbuka dan memberi ruang untuk cup. Selanjutnya, otot-otot vagina dan otot dasar panggul menciptakan “daya isap” atau “daya segel” di sekeliling menstrual cup, sehingga cup tetap berada di posisinya.

Nah begitu kita melepas cup, dinding-dinding vagina akan kembali menutup ke bentuk semula. Tapi apakah dengan pemakaian menstrual cup yang sering, otot-otot tadi tidak jadi kendor? Jangan khawatir, lagi-lagi jawabannya tidak.
Elastisitas otot vagina sangat hebat. Bayangkan, otot-otot ini bisa meregang begitu luas sampai bayi bisa keluar melewatinya. Uniknya, peregangan tidak membuat elastisitas otot-otot vagina berkurang atau hilang, tidak seperti karet yang lama-lama melar bila diregangkan terlalu lebar atau sering. Setelah meregang, otot-otot vagina bisa kembali ke bentuk semula. Jadi jangan takut, tidak ada cerita menstrual cup bikin vagina longgar.

Otot Dasar Panggul

Mungkin kamu pernah mendengar kalau perempuan yang sering melahirkan, vaginanya lebih longgar, bahkan berisiko mengalami prolapse (hernia). Ini betul. Namun masalahnya bukanlah pada vagina, melainkan otot-otot dasar panggul. Sesuai namanya, otot-otot dasar panggul berada di sepanjang dasar panggul, dan berfungsi menyangga organ-organ di area panggul (kandung kemih, rahim, dan usus besar). Otot-otot ini juga yang berperan dalam menciptakan sensasi berhubungan intim.

Tekanan intra abdomen seperti melahirkan, mengangkat beban berat, mengejan, batuk, dan bersin bisa melemahkan otot-otot dasar panggul. Namun jangan khawatir karena pemakain menstrual cup tidak menyebabkan otot dasar panggul jadi lemah. Justru sebaliknya, menstrual cup bisa membantu perempuan yang mengalami prolaps ringan. Dalam hal ini, menstrual cup berfungsi seperti pesari (alat penunjang vagina), yang membantu menyokong jaringan panggul dan mendorong organ-organ panggul kembali ke posisi yang stabil.

Perlu diingat, menstrual cup tidak untuk memperkuat otot dasar panggul. Untuk memperkuat otot-otot dasar panggul, diperlukan latihan seperti Kegel, bridge pose, atau memakai bola Kegel.

Jadi sudah jelas ya, tidak benar bahwa menstrual cup bikin vagina longgar. Pelajarilah dulu seluk beluk menstrual cup sebelum kamu memutuskan untuk memakainya, agar kamu lebih yakin dan merasa aman. Untuk pemakaian pertama kali, ada baiknya mengoleskan lubrikan berbasis air di sekeliling menstrual cup, misalnya Fiesta Lubricant Gel, atau Fiesta Intimate Lubricant. Lubrikan berbasis air akan mempermudahmu memasukkan menstrual cup.

Baca Juga: Menstrual Cup vs Pembalut, Pilih Mana?

Untuk berkonsultasi seputar permasalahan menstruasi dan kesehatan organ reproduksi, kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Melepas Menstrual Cup saat ke Toilet, Perlu Tidak Ya?

Kamu tidak harus melepas menstrual cup saat ke toilet. Boleh kok tetap memakainya, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Apakah perlu melepas menstrual cup saat ke toilet, adalah salah satu pertanyaan yang paling sering diutarakan seputar menstrual cup. Sebelumnya harus dipahami dulu bahwa menstrual cup berada dalam liang vagina, dan sedangkan urin keluar melalui saluran kemih yang disebut uretra. Jadi, lubang vagina dan lubang kemih berbeda ya.

Baca Juga: Tips Nyaman Memakai Menstrual Cup saat Tidur Semalaman

Berdasarkan anatomi tadi, seharusnya tidak masalah bila kamu tetap memakai menstrual cup saat ke toilet untuk buang air kecil (BAK). Selama kamu pipis, menstrual cup tetap akan melakukan fungsinya dengan baik untuk menampung darah haid.

Untung buang air besar (BAB) sebenarnya tidak masalah. Tapi memang, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan ketika memakai menstrual cup saat ke toilet. Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Boleh kok Memakai Menstrual Cup saat ke Toilet, tapi…

Kamu bisa pipis dengan nyaman sambil memakai menstrual cup. Namun memang, ada kemungkinan menstrual cup akan sedikit bergeser, atau bahkan keluar ketika kamu pipis atau BAB, akibat tekanan pada area panggul.

Bila kamu khawatir menstrual cup berubah posisi setelah ke toilet, jangan ragu untuk memeriksanya. Menstrual cup yang bergeser akan kehilangan “daya segelnya” sehingga bisa “bocor”. Tentu, cuci dulu tangan dengan bersih sebelum kamu memeriksa posisi menstrual cup di dalam sana ya.

Menstrual cup dengan tekstur lunak memiliki kemungkinan lebih besar untuk bergeser ketika kamu pipis atau BAB. Sebaliknya menstrual cup dengan tekstur yang lebih kaku, kemungkinannya lebih kecil, meski tetap ada kemungkinan bergeser.

Menstrual Cup dan Kesulitan BAK/BAB

Menstrual cup yang berada dalam posisi yang benar tidak akan terasa sama sekali saat dipakai, dan seharusnya tidak mengganggu proses BAK maupun BAB. Namun bagaimanapun juga organ-organ di area panggul saling berhimpitan, karena memang ruang area panggul terbatas. Bisa saja menstrual cup agak menekan uretra atau rektum (saluran pembuangan feses).

Tekanan pada uretra bisa membuatmu merasa ingin pipis terus. Atau kamu butuh waktu lebih lama saat pipis, karena uretra sedikit terhimpit, yang membuat aliran air seni jadi sedikit terhambat. Menstrual cup bisa menekan uretra bila posisinya bergeser. Ada yang menyarankan untuk meninggikan posisi menstrual cup, dan ada pula yang berpendapat sebaliknya, untuk menurunkan posisi menstrual cup. Ini kembali padamu, posisi mana yang paling nyaman buatmu, karena anatomi tubuh tiap orang berbeda. Untuk teksturnya, menstrual cup yang lunak lebih kecil kemungkinannya untuk menimbulkan tekanan. Meski di sisi lain, tekstur yang lunak lebih mudah bergeser dan terlepas saat kamu ke toilet.

Menstrual cup juga bisa menimbulkan tekanan pada rektum, dan membuat BAB jadi lebih sulit. Bila kamu mengalami ini, dan khawatir menstrual cup terlepas saat kamu BAB, sebaiknya lepas menstrual cup sebelum kamu BAB. Bila kamu merasa nyaman menstrual cup saat ke toilet untuk BAB, periksalah posisinya setelah BAB, apakah masih berada dengan baik di tempatnya, atau bergeser/terlipat.

Baca Juga: Menstrual Cup bisa Dipakai Berolahraga, Nyaman dan Bebas Ribet

Jadi sudah terjawab ya apakah bisa memakai menstrual cup saat ke toilet. Sesuaikanlah dengan kondisi dan kenyamanan ya. Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT seputar permasalahan menstruasi, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Tanda-tanda Hamil Muda dan Apa yang Terjadi pada Tubuh

Saat hamil, kamu pasti memiliki banyak pertanyaan. Terutama adalah bertanya apakah saya benar-benar hamil dan bagaimana kondisi bayi dalam kandungan.

Pada satu sampai dua bulan pertama kehamilan kamu mungkin tidak terlihat hamil sama sekali. Sebagian besar ibu yang baru pertama kali melahirkan tidak mengalami gejala setidaknya sampai minggu ke-12.

Baca Juga: Hasil Tes Positif Namun Tidak Terjadi Kehamilan, Apa Sebabnya?

Namun, jika ini bukan bayi pertama kamu, maka kamu mungkin mulai menyadarinya lebih cepat, karena otot-otot di rahim (rahim) dan perut mungkin telah meregang dari kehamilan sebelumnya.

Kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir. Selama sekitar 15 hari pertama tubuh akan menjalani rutinitas normalnya – menebalkan rahim dan melepaskan satu atau dua sel telur.

Secara teknis kamu tidak hamil. Tetapi sekitar minggu ke-2 atau ke-3, jika sel telur bertemu sperma dan terjadi pembuahan, maka itu saatnya!

Sel telur yang telah dibuahi kemudian berjalan menuruni tuba falopi, membelah dan membelah kembali, hingga mencapai rahim.

Ini kemudian akan mengubur dirinya ke dalam dinding (implantasi) di mana si janin akan membuat dirinya sangat nyaman selama sembilan bulan ke depan. Pada empat minggu, telur Anda sekarang menjadi embrio – dan kamu hamil!

Walau kamu mungkin tidak memiliki gejala sama sekali – tetapi kemudian hormon kehamilan mulai bekerja.

Selama trimester pertama hingga minggu ke-12, biasanya ibu hamil mengalami gejala awal kehamilan, seperti:

  • Tidak haid
  • Payudara terasa bengkak
  • Mual dan lelah, sering disebut sebagai morning sickness
  • Penciuman lebih peka
  • Lebih sering buang air kecil
  • Keputihan ringan
  • Perut terasa kembung
  • Mulai merasa malas makan sesuatu dan ingin makanan tertentu.

Jika kamu merasa hamil tetapi belum melihat gejala apa pun, kamu mungkin hamil. Untuk memastikannya memang sebaiknya melakukan tes atau periksa ke dokter atau bidan.

Baca Juga: Kehamilan Tak Kunjung Datang? Saatnya Melakukan Tes Kesuburan

Setiap orang berbeda dan tidak ada orang lain yang akan mengalami kehamilan seperti kamu.
Nah, itu tadi tanda-tanda hamil muda. Jika kamu masih punya pertanyaan seputar kehamilan, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Apakah Gejala HIV pada Pria dan Wanita Berbeda?

Gejala HIV (human immunodeficiency virus) memang bervariasi, tetapi sebenarnya pada pria dan wanita mirip.

Ketika tubuh terinfeksi HIV sebenarnya tidak ada perubahan spesifik yang dirasakan. Namun, banyak orang mengatakan ada gejala yang dirasakan pada satu bulan pertama, walau tidak menyadari bahwa itu adalah HIV.

Gejala tersebut mirip dengan penyakit flu biasa, misalnya saja demam, menggigil, kelenjar getah bening bengkak, hingga ruam kemerahan di kulit.

Baca Juga: Mengenal Gejala HIV Sesuai Perjalanan Penyakitnya

Karena gejalanya yang sangat umum tersebut, biasanya seseorang tidak merasa perlu untuk memeriksakan diri ke dokter. Selain itu, terkadang gejalanya datang dan pergi atau bisa memburuk dengan cepat.

Bila seseorang terpapar HIV, kemungkinan besar mereka juga terpapar infeksi menular seksual, seperti gonorrhea, klamidia, sifilis, atau trichomoniasis.

Para pria cenderung lebih cepat menyadari gejala infeksi menular seksual karena melihat ada luka kecil di organ genitalnya. Tetapi kebanyakan pria tidak langsung memeriksakan diri ke dokter.

Sebaliknya pada wanita, biasanya mereka tidak menyadari ada perubahan atau luka di organ vaginanya.

Selain itu, wanita yang terinfeksi HIV juga beresiko tinggi:

  • Infeksi jamur di vagina berulang
  • Infeksi lain di vagina, termasuk bakteri vaginosis
  • Perubahan siklus haid
  • Infeksi human papillomavirus (HPV) yang juga menyebabkan kutil kelamin dan memicu kanker leher rahim.

Meski tidak terkait dengan gejala HIV, tetapi wanita yang terinfeksi HIV juga bisa menularkan virusnya ke bayi saat kehamilan. Karena itu disarankan untuk mengonsumsi obat ARV yang dinyatakan aman untuk ibu hamil.

Ibu hamil yang mendapatkan terapi ARV beresiko lebih rendah untuk menularkan HIV ke bayinya, baik saat kehamilan atau persalinan. Menyusui juga bisa menjadi jalan penularan virus ini ke bayi.

Pengobatan

Terapi pengobatan harus dimulai begitu seseorang terdiagnosis HIV, berapapun jumlah virusnya (viral load).

Pengobatan utamanya adalah ARV (antiretroviral), kombinasi dari obat-obatan yang bekerja untuk menghentikan reproduksi virus. Terapi obat ini juga mencegah HIV berkembang menjadi AIDS dan menekan risiko penularan ke orang lain.

Baca Juga: Jangan Ragu Lakukan Tes HIV, Meski Belum Muncul Gejala HIV

Jika terapi yang dijalankan efektif, maka jumlah virusnya bisa “tidak terdeteksi”. Ini berarti seseorang masih terinfeksi HIV, tetapi jika dilakukan tes maka virusnya tidak terlihat walau virusnya masih ada dalam tubuh.

Meski begitu, jika pengobatan ARV dihentikan, jumlah virus bisa meningkat lagi dan HIV mulai menyerang sel CD4 (jenis sel darah putih yang menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh).

Kamu bisa berkonsultasi lebih jauh soal HIV ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.