Jangan Percaya Mitos Pil KB Bikin Gemuk

Kekhawatiran terbesar perempuan untuk memakai pil KB adalah berat badan bertambah. Padahal, penelitian menyebut mitos itu tidak tepat.

Metode kontrasepsi pil KB termasuk yang terpopuler di dunia, meski begitu masih banyak perempuan yang sedang mencari kontrasepsi tetap mempercayai mitos pil KB bisa membuat gemuk.

Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Bagaimana Cara Kerja KB Spiral

Pil KB yang dianggap bisa meningkatkan angka timbangan adalah pil KB kombinasi yang mengandung hormone estrogen dan progestin.

Kontrasepsi hormonal, termasuk pil KB, suntik, IUD, atau implan, sebenarnya tidak hanya mencegah kehamilan tak direncanakan, tetapi juga bisa mengurangi gejala-gejala endometriosis yang membuat nyeri haid, menstruasi tidak teratur atau perdarahan, serta anemia.

Ketakutan akan bertambahnya berat badan bisa membuat seseorang tidak mau memakai kontrasepsi, atau membuat mereka tidak teratur menggunakannya. Hasilnya, kontrasepsi menjadi tidak efektif.

Sebenarnya hasil penelitian menyebutkan tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa pil KB bisa membuat perempuan menjadi gemuk.

Lagi pula, seseorang secara umum cenderung akan mengalami peningkatan berat badan dari waktu ke waktu. Mayoritas orang akan mengalami kenaikan berat badan saat mereka memasuki usia dewasa muda ke pertengahan dengan kenaikan sekitar satu kilogram setiap tahunnya.

Sebuah penelitian yang melibatkan perempuan yang menggunakan pil KB dan ditimbang setiap harinya, menunjukkan mereka mengalami kenaikan 0.2 kilogram dalam 3 minggu minggu pertama penggunaan pil, kemudian berat badannya turun dalam jumlah yang sama pada minggu mengonsumsi pil placebo.

Setelah empat bulan masa penelitian, ternyata tidak ada perubahan berat badan.

Dengan kata lain, ketika terjadi peningkatan berat badan sebaiknya jangan cuma menyalahkan kontrasepsi tetapi evaluasi juga apakah pola makan kita berubah, apakah kita sedang stress dan kurang istirahat, dan sebagainya.

Baca Juga: Pilihan KB untuk Penyandang Lupus, Apa Saja?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Gejala HIV di Kulit Akibat Efek Samping Obat Antiretroviral

Orang dengan HIV sering mengalami gejala HIV yang disebabkan efek samping pengobatan. Efek samping umumnya terjadi di kulit, seperti ruam.

Contoh obat antiretroviral yang dimaksud adalah nevirapine. Obat ini menyebabkan ruam pada sekitar 15 hingga 20% orang dengan HIV. Ruam ini biasanya ringan dan menghilang saat tubuh pasien sudah terbiasa dengan obat tersebut.

Baca Juga: Ingin Tes HIV? Pahami Dulu Jenis-jenisnya

Risiko ini justru lebih tinggi pada pasien dengan sistem kekebalan yang lebih baik, sehingga tidak dianjurkan untuk wanita dengan jumlah CD4 di atas 250 atau pria dengan jumlah di atas 400.

Untuk meminimalkan kemungkinan efek samping, dokter mungkin menyarankan pasien memulai dari awal dengan dosis yang lebih rendah dan akan ditingkatkan sampai dosis penuh selama dua minggu. Beberapa negara tidak lagi merekomendasikan nevirapine untuk pengobatan HIV, misalnya di Inggris.

Munculnya ruam juga merupakan efek samping yang cukup umum dari obat anti-HIV lainnya, tetapi dalam kebanyakan kasus, gejalanya ringan dan hilang dengan sendirinya. Beri tahu dokter jika Kamu mengalami ruam, sehingga penyebabnya dapat diselidiki.

Efek Samping yang Lebih Serius

Sejumlah kecil orang dengan HIV yang mengkonsumsi obat nevirapine atau etravirine juga mengembangkan reaksi obat yang sangat serius yang disebut sindrom Stevens Johnson (SJS).

Reaksi di kulit akibat SJS dapat menyebabkan ruam parah, pengerasan kulit atau bisul pada mulut atau alat kelamin, kulit terbakar, dan lapisan kulit mengelupas. Segera kunjungi klinik HIV jika Kamu mengalami ruam bersama dengan salah satu gejala berikut:

  • Demam
  • Merasa tidak sehat atau sangat lelah
  • Nyeri otot atau sendi
  • Kulit melepuh
  • Sariawan
  • Pembengkakan mata, bibir, mulut atau wajah
  • Kesulitan bernafas
  • Kulit atau mata menguning
  • Urin berwarna gelap
  • Warna tinja pucat
  • Rasa sakit atau nyeri di sisi kanan tubuh, di bawah tulang rusuk.

Untuk mencegah gejala HIV lebih berat karena efek samping obat, sebelum memulai pengobatan biasanya dokter akan melakukan tes untuk melihat apakah pasien memiliki risiko ini. Demam dan ruam adalah gejala paling umum dari reaksi hipersensitivitas akibat obat HIV ini. Namun, sebagian orang mungkin mengalami reaksi lain seperti mual, muntah, diare, sakit perut, sesak napas, batuk, sakit kepala dan kelemahan otot.

Baca Juga: Vaksin HIV Berbasis mRNA Mulai Diuji Coba pada Manusia

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tanda Keputihan yang Tidak Normal Selama Kehamilan

Salah satu tanda awal kehamilan adalah meningkatnya produksi cairan serviks yang dianggap sebagai keputihan. Kondisi ini umumnya akan berlanjut sepanjang masa kehamilan.

Keputihan selama kehamilan bisa merupakan hal yang normal, karena ketika seorang wanita hamil, kondisi di vagina pun otomatis mengalami perubahan. Keputihan atau leukorea yang normal, memiliki konsistensi yang encer, bening, berwarna putih susu, dan berbau ringan.

Baca Juga: Normalkah Keputihan Pada Remaja?

Seiring kehamilan berjalan, kondisi cairan vagina pun berubah. Di akhir kehamilan bahkan jumlahnya meningkat sehingga ibu hamil harus mengganti celana dalam beberapa kali.

Keputihan akan berubah-ubah menyesuaikan fluktuasi kadar hormon. Begitu pula saat kehamilan terjadi. Perubahan lingkungan serviks selama kehamilan juga mempengaruhi keputihan.

Saat serviks dan dinding vagina melunak, tubuh memproduksi cairan berlebih untuk membantu mencegah infeksi. Kepala bayi juga mungkin semakin menekan leher rahim saat mendekati akhir kehamilan, yang sering menyebabkan peningkatan keputihan.

Tanda keputihan yang tidak normal selama kehamilan

Penting bagi ibu hamil tahu kondisi keputihan yang membutuhkan penanganan oleh dokter. Keputihan yang tidak normal bisa menjadi tanda infeksi atau masalah kehamilan.

Berikut beberapa tanda keputihan yang tidak normal:

  • Warna lendir serviks kuning, hijau, atau abu-abu.
  • Berbau sangat kuat atau busuk.
  • Keputihan disertai dengan kemerahan atau gatal, atau pembengkakan vulva.

Penyebabnya bisa jadi infeksi jamur. Keputihan yang tidak normal selama kehamilan juga bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS) dan dapat menandakan komplikasi pada kehamilan. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika Kamu mengalaminya.

Kamu bisa mencegah infeksi jamur penyebab keputihan selama kehamilan dengan cara berikut ini:

  • Kenakan pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat (berbahan katun)
  • Bersihkan organ intim kamu dengan sabun yang lembut, atau Andalan Feminine Care yang merupakan pembersih khusus kewanitaan yang aman. Setelah itu keringkan dengan benar.
  • Konsumsi makanan sehat untuk meningkatkan bakteri sehat di organ intim.

Baca Juga: Sejauh Mana Stres Menyebabkan Keputihan?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Gejala Ejakulasi Dini, Mana yang Kamu Alami?

Ejakulasi dini hampir pasti pernah dialami oleh semua pria, tentu saja dengan kadar yang berbeda-beda.

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini. Mulai dari aspek fisik hingga psikologis. Itu sebabnya, gejala yang dialami pun bisa beragam, tergantung derajat ejakulasi dini yang dimiliki. Nah, manakah di antara gejala di bawah ini yang kamu alami?

Baca Juga: Ejakulasi Dini: Berapa Menit Waktu Normal untuk Mencapai Klimaks?

Gejala ejakulasi dini primer

Namun yang pasti, pada ejakulasi dini primer atau yang dialami seumur hidup, memiliki tiga ciri gejala umum, yaitu:

  1. Rutin terjadi
    Setiap kali berhubungan selalu mengalami ejakulasi dini. Biasanya dalam rentang waktu satu sampai tiga menit sebelum penetrasi maksimal. Kondisi ini dialami sejak kemampuan fungsi seksualnya berkembang seiring bertambahnya usia.
  2. Tak kuasa menunda
    Terjadinya gangguan refleks ketika kamu tak mampu menunda ejakulasi sesaat setelah penetrasi terjadi. Ketidakmampuan ini terjadi terus menerus.
  3. Rendah diri
    Konsekuensi dari ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi ini berujung pada runtuhnya kepercayaan diri seorang lelaki. Inilah dampak psikologis yang kamu alami seperti frustrasi bahkan depresi. Walhasil menghindari hubungan seksual karena trauma berkepanjangan.

Gejala ejakulasi dini sekunder

Sementara itu gejala ejakulasi dini sekunder bisa dialami oleh pria maupun pasangannya. Berikut sejumlah gejala ejakulasi dini sekunder:

  1. Menurunnya kepercayaan diri dalam berhubungan
  2. Gangguan komunikasi dengan pasangan
  3. Keretakan hubungan
  4. Kecemasan
  5. Gelisah
  6. Rasa malu
  7. Depresi

Baca Juga: Sunat Tidak Terbukti Mencegah Ejakulasi Dini

Perlu dipahami bahwa seorang pria yang mengalami ejakulasi dini tidak bisa menghindar dari problem psikologi yang menerpanya. Karena itu, jika kamu mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan tadi, lebih baik segera mencari pertolongan medis. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Persiapan Sebelum Pasang KB IUD

Pemasangan KB IUD hanya 5 menit tapi masa pakainya bisa sampai dan efektif mencegah kehamilan hingga 99,9%!

Intrauterine device (IUD) atau yang lebih sering disebut KB spiral adalah salah satu jenis kontrasepsi jangka panjang yang banyak dipilih oleh perempuan aktif. Disebut sebagai kontrasepsi jangka panjang karena masa pakai KB IUD bisa sampai 8 tahun! Adapun beberapa kelebihan yang menjadi ‘daya tarik’ perempuan untuk kemudian memilih KB IUD adalah tidak mempengaruhi hormon tubuh sehingga tetap aman digunakan untuk ibu menyusui, tidak menyebabkan terjadinya mood swing menjelang PMS dan tetap nyaman ketika bercinta.

Baca Juga: Bolehkah Pakai Menstrual Cup Saat Gunakan KB Spiral atau IUD?

Untuk kamu yang sudah mantap memilih KB IUD, pasti sudah tahu juga kelebihan-kelebihan kontrasepsi ini. Tapi apakah kamu sudah tahu juga kalau KB IUD ada dua jenis, yaitu IUD non hormonal dan IUD hormonal. Keduanya sama-sama berbentuk ‘T’ hanya saja lapisan tembaga yang ada pada batang vertikal pada IUD non hormonal mengeluarkan tembaga untuk mengacaukan kerja sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Sedangkan IUD hormonal, mengeluarkan hormon progestin untuk membuat lendir serviks mengental sehingga sperma kesulitan untuk membuahi sel telur.

Yang harus dipersiapkan sebelum pemasangan KB IUD.

Setelah mengetahui jenis dan cara kerja KB IUD, kamu pasti penasaran kapan waktu terbaik untuk pemasangannya? Sebenarnya KB IUD bisa dipasang kapan saja, selama kamu dalam keadaan tidak hamil. Namun waktu yang direkomendasikan adalah pada saat menstruasi, karena kondisi serviks pada saat ini sedang terbuka sehingga proses pemasangan KB IUD jadi lebih mudah dan minim rasa sakit. Namun bahkan banyak juga perempuan yang memilih untuk segera memasangnya sesaat setelah melahirkan.

Adapun persiapan sebelum pemasangan KB IUD adalah melakukan tes kehamilan untuk memastikan kamu memenuhi persyaratan untuk pemasangan. Lalu setelah itu, kamu juga akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS). Jika pemasangan IUD dilakukan saat ada IMS maka bakteri bisa masuk ke dalam rahim dan menyebabkan infeksi serius.

Jika semua persiapan itu sudah dilakukan, maka kamu siap masuk ke tahap pemasangan. Durasi pemasangan sebenarnya hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit saja. Adapun pemasangan KB IUD sebaiknya dilakukan oleh dokter atau bidan.

Lantas bagaimanakah prosedur pemasangan KB IUD?

  1. Untuk mengurangi rasa nyeri atau rasa tidak nyaman saat pemasangan KB IUD, biasanya dokter atau bidan akan memberikan obat Pereda nyeri.
  2. Lalu dokter atau bidan akan membersihkan vagina serta disuntik anestesi lokal ke leher rahim. Setelah itu dimasukkan alat aspirator endometrium untuk mengukur kedalaman rahim. Biasanya panjang KB IUD antara 3-4 sentimeter. Tapi pada kasus spesial seperti perempuan yang memiliki rahim pendek, saat ini sudah tersedia KB IUD yang panjangnya hanya 2,8 sentimeter seperti IUD Andalan Cu 375 Sleek.
  3. KB IUD sendiri dimasukkan ke dalam rahim dengan menggunakan alat khusus yang bentuknya seperti tabung. Setelah sampai pada kedalaman rahim yang tepat, maka KB IUD didorong agar keluar dari tabung. Setelah dikeluarkan, bagian KB IUD yang horizontal yang tadinya bengkok akan kembali ke bentuk awal yaitu seperti huruf ‘T’
  4. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman sesaat setelah KB IUD dipasang, seperti rasa nyeri atau kram di area perut. Tak perlu kuatir, ini adalah hal yang wajar. Untuk meredakannya, kamu bisa mengompresnya dengan handuk hangat atau minum obat pereda nyeri.

Setelah pemasangan KB IUD, kamu tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Dan jika kamu ingin mengeluarkannya karena ingin kembali hamil, maka segeralah bertemu dokter. Berbeda dengan pemasangan yang bisa juga dilakukan oleh bidan, untuk pengeluaran KB IUD hanya bisa dilakukan oleh dokter. Pasca dilepas, KB IUD tidak akan mempengaruhi kesuburan kamu. Adapun reaksi yang mungkin muncul adalah kram perut atau pendarahan vagina ringan antara 1 sampai 2 hari. Biasanya dokter akan membekali kamu dengan obat pereda nyeri untuk mengantisipasi kondisi tersebut.

Baca Juga: Bersenggama bisa Menggeser KB IUD, Ah Cuma Mitos

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Memilih KB Sesuai Usia

Seiring bertambahnya usia, preferensi kamu dalam memilih KB harus disesuaikan dengan gaya hidup dan kondisi organ kesehatan.

Jika selama ini kamu hanya tahu kalau KB modern itu ada yang masa pakainya panjang dan masa pakai pendek, maka kamu harus menambah informasi terkait memilih KB sesuai usia. Karena seiring bertambahnya usia, preferensi kamu tentang KB modern menjadi sangat terbuka pada inovasi baru. Tak hanya itu, pemilihan KB juga sangat tergantung pada kondisi tubuh. Penting sekali untuk kamu membaca bagaimana memilih KB sesuai dengan usia.

Baca Juga: Amankah Gonta-Ganti KB?

Kondom aman untuk segala usia

Mengapa kondom aman untuk segala usia? Karena pemakaiannya yang praktis membuat KB kondom digemari di setiap usia. Apalagi kondom tidak hanya berfungsi mencegah kehamilan tapi juga mencegah terjadinya infeksi menular seksual (IMS). Ini mengapa kondom disebut sebagai kontrasepsi yang memberi perlindungan ganda di segala usia.

Kontrasepsi untuk ibu muda

Kamu yang berusia 20-30 tahun biasanya menjarakkan kelahiran anak 3-5 tahun dan dengan aktivitas yang segudang, pastinya kamu mencari kontrasepsi yang praktis. Maka kontrasepsi yang cocok untuk kamu adalah pil KB, KB implant dan KB suntik. Dan jika kamu ingin kembali hamil, maka bisa segera menghentikannya dan tidak akan mengganggu fertilitas. Disamping itu sekarang KB hormonal ada yang memberikan manfaat kesehatan seperti mencegah terjadinya jerawat, membuat kulit mulus dan glowing. Adalah pil KB Elzsa yang bisa mengabulkan keinginanmu untuk merencanakan kehamilan sambil merawat kecantikan kulit.

Kontrasepsi untuk ibu berusia 35-40 tahun

Umumnya pada rentang usia ini, anak-anak sudah beranjak remaja. Ini artinya kamu dan suami perlu fokus pada kebutuhan anak yang sedang pubertas dan butuh banyak perhatian dari orangtuanya. Maka penting untuk tetap ber KB pada masa ini. Adapun pilihan KB yang cocok untuk rentang usia ini adalah yang jangka panjang seperti KB IUD. Penggunaan IUD juga tidak akan mengganggu aktivitas bercinta dengan suami. Jadi misi menjaga kehangatan rumah tangga tetap bisa terwujudkan.

Kontrasepsi untuk ibu berusia 40 tahun ke atas

Banyak perempuan berpersepsi ketika memasuki usia 40 tahun maka waktunya berhenti ber KB karena akan memasuki masa menopause. Tapi setelah KB dilepas, justru “kebobolan” dan hamil di usia yang cukup matang. Hamil di usia 40 tahun ke atas lebih berisiko. Para dokter kandungan menyebutkan, ibu yang hamil di usia 40 tahun ke atas berisiko terkena diabetes, tekanan darah tinggi, atau bahkan penyakit tiroid. Ini semua bisa meningkatkan risiko keguguran, preeklamsia dan bayi lahir prematur.

Jadi janganlah berhenti ber KB jika kamu belum benar-benar memasuki masa menopause. Adapun pilihan KB yang ideal di usia ini adalah KB IUD atau pil KB. Malah beberapa penelitian menyebutkan jika kamu mulai merasakan gejala-gejala menopause, pil KB dengan kandungan hormon estrogen bisa membuat gejala-gejala jadi lebih ringan. Tapi pastikan kamu sudah konsultasi ke dokter, khususnya untuk kamu yang memiliki riwayat darah tinggi dan merokok, maka KB dengan kandungan estrogen bisa berisiko menyebabkan gangguan vaskuler.

Pada intinya, memilih KB yang tepat memang harus disesuaikan dengan kondisi fisik serta aktivitas kamu. Dan selalu konsultasi ke dokter kandungan setiap kali ingin mengganti metode KB, agar kamu benar-benar memakai KB yang aman untuk tubuh.

Baca Juga: Cegah Stunting dengan Ber-KB

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Jangan Takut, Makan Mentimun saat Menstruasi Tidak Berbahaya

Jangan takut makan mentimun saat menstruasi. Aman, tidak akan membuat darah haid tersisa di dinding rahim.

Kamu pasti pernah mendengar mitos yang sangat populer ini: “jangan makan mentimun saat menstruasi, karena getahnya bisa membuat darah haid tersisa di dinding rahim. Ini bisa bikin kanker indung telur, dan bikin mandul”. Tenang saja, kamu gak perlu takut. Ini cuma mitos yang tidak ada dasar ilmiahnya. Tidak ada hubungan antara makan mentimun saat menstruasi dengan kanker maupun kemandulan.

Baca Juga: Tidak Benar Minum Minyak Kelapa Bisa Mempersingkat Menstruasi

Makan Mentimun saat Menstruasi: 100% Aman

Mentimun bukan termasuk penyebab kanker rahim ataupun kemandulan. Juga tidak ada bukti ilmiah bahwa getah pada mentimun bisa menyebabkan darah menstruasi tersisa di dinding rahim. Secara alami, darah haid akan berhenti dengan sendirinya dalam sekitar 7 hari. Makan mentimun saat menstruasi tidak akan mengganggu peluruhan darah haid.

Beberapa faktor risiko untuk kanker rahim antara lain: usia di atas 40 tahun, paparan estrogen setelah menopause, gemuk/obes, tidak pernah melahirkan, dan memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik (PCOS). Adapun infertilitas atau kemandulan, banyak sekali penyebab dan faktor risikonya. Yang pasti, makan mentimun saat menstruasi bukan salah satunya.

Jadi kalau kamu suka mentimun, tidak perlu menghindarinya selama menstruasi. Malah sebenarnya, mentimun bisa membantumu mencegah dehidrasi saat haid, karena banyak mengandung air. Belum lagi kandungan serat, serta berbagai vitamin dan mineral dalam mentimun, yang baik untuk kesehatan. Es ketimun serut, lalap ketimun, rujak ketimun, silakan mengonsumsinya ketika menstruasi.

Hanya saja, bila perutmu terasa kembung setelah makan mentimun, sebaiknya hindari dulu, karena bisa membuat perut makin tidak nyaman ketika haid. Mentimun mengandung cucurbitacin. Pada sebagian orang, zat ini bisa memicu kembung, sendawa, dan kentut yang berbau. Namun bila kamu tidak punya masalah dengan mentimun, tidak perlu menghindarinya.

Yang terpenting, jaga selalu kebersihan organ intim saat menstruasi ya, karena lebih rentan mengalami infeksi dan iritasi. Pembersih kewanitaan bisa kamu gunakan. Pilihlah yang memiliki pH seimbang, dan sesuai dengan pH vagina (3,5 – 4,5). Selain itu juga yang mengandung prebiotik, karena bisa membantu memelihara keseimbangan mikroflora, sebagai pertahanan alami vagina. Dua kriteria ini bisa kamu temukan dalam Andalan Feminine Hygiene.

Baca Juga: Bikin Enggak Nyaman, Ini Penyebab Diare Saat Menstruasi!

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mengapa Pil KB Harus Diminum Setiap Hari Pada Jam yang Sama

Metode kontrasepsi pil KB memang harus dikonsumsi satu butir setiap hari. Namun, seberapa perlu mengonsumsinya pada jam yang persis sama?

Keharusan mengonsumsi pil KB pada jadwal yang teratur memang tergantung pada jenis pil kontrasepsinya. Jika kamu mengonsumsi pil KB kombinasi atau yang mengandung hormon estrogen dan progestin, kamu masih punya “jendela toleransi” yang lebih lebar sepanjang pil itu diminum setiap hari.

Baca Juga: Perlukah Berhenti Sementara Saat Minum Pil KB?

Meski begitu sebaiknya kita tetap punya jadwal yang rutin untuk mengonsumsi pil KB, walau jenisnya kombinasi sehingga jadi kebiasaan dan tak akan terlewat.

Jika kita terlewat minum satu kali, segeralah meminumnya begitu ingat, lalu lanjutkan dengan jadwal seperti biasanya. Biasanya kita butuh metode kontrasepsi cadangan jika lupa minum lebih dari 12 jam.

Sementara itu, jika kita mengonsumsi pil KB hormon tunggal atau yang mengandung hormone progestin saja, kita memang wajib minum pada jam yang sama setiap hari.

Pil kontrasepsi ini akan efektif jika kita minum secara rutin dengan jendela toleransi sekitar 3 jam.

Jika kita terlupa dan baru minum lebih dari jendela toleransi itu, maka efek perlindungannya lebih rendah. Misalnya saja biasanya kita minum setiap jam 12 siang, lalu hari ini terlupa dan baru minum setelah jam 3 sore, maka disarankan untuk melakukan kontrasepsi darurat atau minimal menggunakan kondom selama dua hari saat berhubungan seks.

Pil KB Andalan yang memiliki dosis tunggal mengandung hormon progestin linestrenol merupakan metode kontrasepsi yang cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI.

Baca Juga: Jangan Percaya Mitos Pil KB Bikin Gemuk

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bisakah Selaput Dara Robek Gara-gara Masturbasi?

Ada kemungkinan selaput dara robek gara-gara masturbasi. Namun nilai perempuan tidak ditentukan oleh utuh/tidaknya selaput dara.

Siapa bilang perempuan tidak boleh masturbasi? Seperti sudah dibahas di artikel ini Perempuan Masturbasi, Why not? Ini Manfaatnya!
Para perempuan, bisa mendapat manfaat dari masturbasi. Namun kamu mungkin bertanya-tanya, apakah mungkin selaput dara robek gara-gara masturbasi.

Baca Juga: Masturbasi kala Isolasi Mandiri

Selaput dara masih menjadi sesuatu yang “sakral” di negara kita. Masih ada anggapan bahwa bila selaput dara sudah rusak, maka perempuan tidak lagi suci, dan harga dirinya sebagai perempuan hilang sudah. Padahal, nilai perempuan tidak ditentukan oleh kondisi selaput dara atau keperawanannya.

Sesuai namanya, selaput dara atau hymen adalah jaringan selaput (membran). Selaput ini mengelilingi bukaan vagina, bukan menutupnya. Ia lebih menyerupai tirai pada bukaan vagina vagina dengan lubang kecil, dan bukannya dinding yang tertutup rapat. Melalui lubang pada selaput dara inilah darah menstruasi maupun cairan keputihan bisa keluar.

Selaput Dara Robek Gara-gara Masturbasi?

Darah di malam pertama kerap dianggap sebagai tanda bahwa perempuan masih perawan, dan selaput daranya pecah ketika pertama kali bersenggama. Lalu, bagaimana dong kalau kita suka masturbasi. Mungkinkah selaput dara robek gara-gara masturbasi, dan kita tidak lagi perawan, padahal belum pernah berhubungan seksual?

Secara anatomis, selaput dara bisa meregang ketika ada sesuatu yang masuk ke liang vagina, misalnya saat berhubungan intim. Ketika ini berlangsung, bisa saja terjadi robekan pada selaput dara. Jadi istilah yang lebih tepat adalah robek, bukannya pecah. Sekali meregang, selaput dara tidak bisa kembali ke bentuk semula, atau tumbuh lagi.

Memang ada kemungkinan selaput dara robek gara-gara masturbasi. Memasukkan jari atau dildo saat masturbasi hingga dalam ke liang vagina, akan membuat selaput dara meregang, atau robek. Namun, masturbasi tanpa melibatkan penetrasi, tidak akan mempengaruhi selaput dara. Masturbasi dengan menstimulasi klitoris, juga bisa membuat orgasme lho.

Perlu diperhatikan, bukan hanya senggama atau masturbasi yang bisa membuat selaput dara robek. Aktivitas fisik yang intens pun bisa menyebabkan hal ini. Misalnya bersepeda, berenang, menunggang kuda, dan menggunakan tampon.

Sebenarnya tak perlu terlalu khawatir kalau selaput dara robek gara-gara masturbasi. Namun tentu, ini kembali lagi pada masing-masing individu ya, karena tiap orang pasti punya pandangan berbeda soal selaput dara dan keperawanan. Yang penting kamu sadar bahwa nilai diri perempuan tidak dipengaruhi oleh utuh/tidaknya selaput dara.

Baca Juga: Lakukan Masturbasi, Normalkah?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Kenapa Sih Kondom Diberi Rasa Buah-buahan?

Jika Kamu sudah aktif secara seksual, pastikan kamu terlindungi dari kehamilan tidak diinginkan dan IMS (Infeksi Menular Seksual). Perlindungan terbaik saat berhubungan seks adalah kondom. Saat ini kondom mungkin merupakan salah satu bentuk kontrasepsi yang paling populer. Kondom lebih mudah digunakan, mudah disimpan dan dibawa ke manapun.

Seiring dengan perkembangan zaman, seni membuat kondom pun semakin berkembang. Selain menjadi sumber perlindungan yang andal selama hubungan seksual, kondom sebenarnya dapat membuat seksual naik ke level selanjutnya! Sebut saja jenis kondom yang ada saat ini: ribbed, dotted, extra lubrication hingga ultra thin, semua mudah didapatkan.

Baca Juga: Uniknya Tradisi Bagi-bagi Kondom di Ajang Olimpiade

Salah satu jenis kondom terpopuler adalah kondom dengan rasa buah-buahan. Selain coklat, vanila, pisang, dan stroberi biasa, ada sejumlah rasa baru di pasaran. Beberapa rasa paling aneh termasuk adrak, achaari, chicken tikka masala, terong dan bahkan rasa durian!

Menyamarkan Bau Lateks

Ya, benar sekali. Kondom awalnya terbuat dari lateks. Rasa dan bau lateks ini sangat kasha dan bisa sangat mengganggu pasanganmu, apalagi jika melakukan seks oral. Di sinilah kondom dengan aroma dan rasa buah-buahan akan berguna. Kondom beraroma buah-buahan ini sengaja dirancang untuk meningkatkan kualitas seks oral. Rasa dari kondom ini dapat membantu memperkuat pengalaman bercinta kamu.

Selain menyamarkan bau lateks, kondom rasa buah juga dimaksudkan untuk menutupi bau saat khas organ intim. Banyak orang bukan penggemar bau khas alat kelamin. Oleh karena itu, aroma kondom rasa dapat membantu menutupi hal ini.

Memahami keinginan konsumen, DKT Indonesia dengan Fiesta, salah satu merek kondom popularnya sudah lama mengeluarkan kondom rasa buah atau beraroma. Ada rasa strawberry, anggur, pisang, bahkan durian. Coba saja, Fiesta rasa durian akan membawa pengalaman bercinta yang tiada tara!

Baca Juga: Pakai Lem Saat Berhubungan Seks Sebagai Pengganti Kondom, Pria Ini Meninggal

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cegah Hepatitis B dengan Melakukan Vaksinasi dan Memilih Kondom Terbaik

Sekitar 240 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis dan 75% di antaranya tinggal di Asia. Indonesia termasuk negara dengan risiko penyebaran hepatitis B tingkat menengah hingga tinggi (Yano, 2015). Hal ini sangat mengkhawatirkan, soalnya hepatitis B bisa berakibat fatal. Virus hepatitis B menyerang hati dan sering dijuluki sebagai ‘silent killer’ karena sebagian besar orang biasanya baru mengetahui mereka terinfeksi hepatitis B ketika mereka sudah memiliki komplikasi penyakit hati yang serius dan pengobatan sudah terlambat. Untuk mencegah hepatitis B, ada dua strategi yang bisa digunakan, yaitu vaksinasi dan pemilihan kondom terbaik.

Sebelum membahas mengenai langkah pencegahan, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu bagaimana hepatitis B bisa menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Berikut beberapa cara penyebaran hepatitis B (Dweck & Westen, 2017).

Baca Juga: Kondom yang Enak dan Lembut Bagi Kamu yang Sering Lecet Sehabis ‘Olahraga’ Kasur

  • Kontak cairan saat berhubungan seks dengan orang yang memiliki hepatitis B
    Pertukaran cairan semen dan sperma, cairan yang keluar dari vagina, serta darah bisa menyebarkan hepatitis B. Meskipun virus hepatitis B juga bisa terkandung di dalam saliva, kontak terhadap saliva bukan jalur penyebaran hepatitis B, jadi tak perlu panik bila orang dengan hepatitis B bersin, batuk, atau menggunakan peralatan makan yang sama dengan kamu. Berciuman juga masih bisa dilakukan dengan aman.
  • Berbagi jarum, sikat gigi, dan alat cukur dengan orang yang memiliki hepatitis B
    Karena hepatitis B bisa menyebar melalui darah, berbagi jarum selalu memiliki risiko, baik itu jarum tato, akupunktur, suntik, ataupun tindik. Hal serupa juga berlaku bagi alat cukur dan sikat gigi. Soalnya, orang seringkali berdarah saat mencukur bulu di tubuh atau saat menyikat gigi.
  • Dari ibu ke anaknya ketika sedang hamil atau melahirkan
    Hepatitis B bisa menyebar ke janin dari ibu hamil yang terinfeksi, bisa juga menyebar melalui kontak cairan saat ibu melahirkan. Meskipun begitu, bukan berarti perempuan dengan hepatitis B tidak boleh punya anak sama sekali. Penyebaran hepatitis B dari ibu ke anak bisa dicegah dengan serangkaian penanganan medis yang tepat. Hal yang paling penting adalah konsultasi yang jujur dan terbuka dengan dokter.

Untuk mencegah penyebaran hepatitis B pada orang dewasa, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Melakukan vaksinasi
    Menurut WHO, vaksinasi memiliki efektivitas 98-100% dalam mencegah hepatitis B. Oleh karena itu, pastikan bahwa kamu dan pasanganmu telah divaksinasi. Kamu bisa mencari tahu mengenai program vaksin hepatitis B di rumah sakit terdekat.
  • Memilih kondom terbaik
    Dengan menggunakan kondom terbaik, kamu bisa mengurangi risiko adanya kontak cairan saat berhubungan seks. Kondom lateks yang berkualitas biasanya memiliki label ISO 4074, yang berarti kondom tersebut sudah lolos berbagai tes dan sesuai dengan standar mutu internasional. Beberapa tes yang biasanya dilakukan untuk kondom berstandar internasional misalnya tekanan udara per volume, ada-tidaknya lubang, ada-tidaknya cacat produk yang kelihatan, kadar pelumas, penyegelan, dimensi produk, serta kemasan yang sudah sesuai ketentuan (Tremelling, All, Lleras, et al., 2019). Selain itu, kondom yang kamu pilih juga harus ada dalam database Kemenkes. Kondom Sutra, Andalan, Fiesta, dan Supreme sudah memenuhi standar-standar tadi dan bisa kamu beli dengan mudah di apotek, minimarket, atau secara online di sini.
  • Tidak menggunakan jarum, sikat gigi, maupun alat cukur yang tidak steril
    Hindari berbagi jarum, sikat gigi, dan alat cukur hanya karena kamu kenal dekat dengan seseorang dan orang tersebut terlihat sehat. Hepatitis B seringkali tidak menunjukkan gejala apapun di awal-awal. Daripada mengambil risiko, lebih baik membeli alat baru.

Baca Juga: Kesalahan yang Kerap Dilakukan Saat Menggunakan Kondom

Dengan melakukan vaksinasi, memilih kondom terbaik untuk digunakan secara konsisten setiap kali berhubungan seks, serta tidak menggunakan jarum, sikat gigi, maupun alat cukur non-steril, mudah-mudahan kamu dan pasanganmu terlindungi dari hepatitis B. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Lima Tips Ampuh untuk Mengatasi Masalah Menstruasi Tidak Teratur

Menstruasi tidak teratur adalah sesuatu yang dialami oleh banyak perempuan. Datang bulan secara mendadak di momen-momen yang tidak diharapkan bisa membuat perempuan merasa terganggu dan tak memiliki kontrol atas fungsi reproduksinya sendiri. Sebaliknya, ketika menstruasi sedang diharapkan, namun tak muncul-muncul juga, bisa timbul perasaan khawatir. Meskipun ketidakteraturan menstruasi bisa jadi sesuatu yang normal di tahun-tahun pertama setelah mengalami menstruasi, ada kalanya ini merupakan gejala dari gangguan kesehatan reproduksi (Deborah, Priya & Swami, 2017). Apa saja strategi yang bisa dipraktekkan untuk membuat menstruasi jadi lebih teratur? Berikut beberapa yang bisa dicoba.

Baca Juga: Siklus Normal Menstruasi Lancar

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
    Siapapun boleh punya #bodygoals, tapi diet yang terlalu ekstrim sebaiknya dihindari. Penelitian menemukan bahwa kekurangan nutrisi bisa membuat menstruasi tidak teratur (Jahangir, 2018). Sebaliknya, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dapat membantu meregulasi siklus menstruasi. Oleh karena itu, perbanyaklah menyantap menu makanan sehat. Sekarang sudah banyak, kok, sumber-sumber di media yang menyediakan inspirasi menu makanan sehat dengan rasa yang tetap enak. Tak ingin repot? Kamu bisa berlangganan layanan catering menu sehat.
  • Membiasakan tidur yang cukup
    Produktif bekerja itu baik, namun pastikan bahwa work-life balance tetap ada dan waktu istirahat tidak terganggu. Faktanya, kekurangan jam tidur pun bisa mempengaruhi pola menstruasi sehingga menstruasi tidak teratur (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Bila kamu harus begadang terus-terusan demi pekerjaanmu, mungkin sudah saatnya kamu berdiskusi dengan atasan soal masalah ini atau mempertimbangkan untuk mencari alternatif pekerjaan lain dengan jam kerja yang lebih sehat.
  • Olahraga dengan porsi yang proporsional
    Rutin berolahraga dapat meningkatkan keteraturan pola menstruasi dan ovulasi, serta meningkatkan kesuksesan program hamil (Benham, Yamamoto, et al., 2018). Akan tetapi, lakukanlah olahraga dengan porsi yang seimbang. Soalnya, aktivitas fisik yang terlalu berat malah bisa membuat menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali (Machmudah et al., 2017).
  • Mengurangi sumber stres
    Stres pun bisa membuat siklus menstruasi jadi kacau balau (Huhmann, 2020). Apalagi, di tengah pandemi COVID-19 yang sangat meresahkan dan memicu munculnya berbagai kecemasan. Oleh karena itu, kamu membutuhkan berbagai strategi untuk manajemen stres. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari menjalani hobi, curhat dengan teman, meditasi, beribadah, hingga mencari bantuan dari psikolog. Strategi yang dibutuhkan tiap orang berbeda-beda dan tak bisa dipaksakan pada orang lain, jadi pilihlah yang paling cocok untukmu.
  • Konsultasi kesehatan reproduksi
    Kalau kamu sudah mencoba berbagai cara, namun siklus menstruasi tidak membaik juga, tak ada salahnya berkonsultasi ke dokter mengenai kesehatan reproduksimu. Siapa tahu memang ada gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan profesional. Sebagai contoh, polycystic ovarian syndrome (PCOS) bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon dan salah satu gejalanya adalah menstruasi yang tidak teratur (Walker, Decherney & Saunders, 2021). Nah, dengan berkonsultasi, dokter bisa membantu memberikan solusi yang tepat.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Itulah lima tips ampuh untuk mengatasi masalah menstruasi tidak teratur. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.