Keputihan Tanda Hamil vs Keputihan Tanda Infeksi Jamur, Seperti Apa Perbedaannya?

Perempuan yang sedang hamil banyak mengalami perubahan secara fisik. Kondisi ini membuat vagina perempuan yang sedang hamil lebih rentan terhadap infeksi jamur, khususnya jamur candida (Chatzivasileiou & Vyzantiadis, 2019). Nah, salah satu dari sejumlah tanda-tanda serangan jamur candida adalah keluarnya keputihan. Pertanyaannya, bagaimana membedakan keputihan tanda infeksi jamur candida dengan keputihan tanda hamil yang muncul secara alami?

Baca Juga: Seberapa Banyak Keputihan yang Dianggap Normal?

Jamur selalu ada di dalam vagina. Akan tetapi, pada perempuan sehat populasi jamur hanya sedikit. Bila keasaman vagina terganggu dan populasi jamur jadi berlebihan, terjadilah infeksi (Dweck & Westen, 2017). Masalahnya, ketika hamil derajat keasaman vagina berkurang dan vagina menjadi lebih basa (Hill, 2019). Kalau sudah begini, bisa muncul keputihan tanda infeksi jamur.

Berikut beberapa ciri-ciri keputihan tanda infeksi jamur candida (Westheimer & Lehu, 2019; Hill, 2019).

  • Tebal, berwarna putih, dan terlihat menggumpal seperti keju
  • Tidak selalu berbau, namun bila ada aromanya cenderung asam, bukan amis
  • Disertai dengan gatal, iritasi, dan/atau nyeri pada vulva
  • Disertai dengan rasa nyeri saat berhubungan seks dan/atau buang air kecil
  • Terkadang menimbulkan rasa kembung dan/atau perubahan pola buang air kecil

Gejala-gejala tadi tentunya bisa membuat siapapun jadi nggak nyaman, apalagi bila terjadi di tengah kehamilan. Untuk mengatasinya, bisa dengan salep antijamur atau dengan obat antijamur yang diminum (Hill, 2019), namun sebaiknya tetap konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, ya. Selama pengobatan, disarankan juga untuk menghindari makanan-makanan manis, karena jamur candida sangat menyukai gula dalam segala bentuknya, termasuk buah-buahan manis.

Berbeda dengan keputihan tanda infeksi jamur candida tadi, keputihan tanda hamil yang normal cenderung tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016). Keputihan ini bukan merupakan gejala dari penyakit apapun. Justru, fungsi keputihan ini adalah sebagai bentuk benteng pertahanan untuk mencegah masuknya bakteri ke leher rahim (Hill, 2019). Jadi, ibu yang sedang mengandung maupun bayinya mendapatkan lapisan perlindungan ekstra.

Untuk mencegah keputihan tanda hamil yang sehat berubah menjadi keputihan akibat infeksi jamur candida, disarankan untuk melakukan sejumlah langkah pencegahan.

  • Hindari menggunakan pakaian dalam yang lembab dan pantyliner, sebab kelembaban sangat disukai oleh jamur candida (Westheimer & Lehu, 2019; Dweck & Westen, 2017). Usahakan agar pakaian dalam selalu kering. Gunakan pakaian dalam berbahan katun dengan sirkulasi udara yang baik.

  • Perbanyak mengkonsumsi makanan-makanan yang difermentasi dan minuman probiotik seperti yogurt yang baik bagi kesehatan vagina (Hill, 2019).

  • Upayakan untuk tetap menggunakan kondom secara tepat dan konsisten bila berhubungan seks, meskipun kamu sedang hamil. Pasalnya, infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur candida juga (Westheimer & Lehu, 2019). Jadi, cegahlah keduanya sekaligus.

  • Jaga kebersihan vulva, yaitu bagian luar dari organ seksual dan reproduksi perempuan. Bersihkan area vulva secara teratur dengan air bersih dari arah depan ke belakang. Bila merasa perlu menggunakan sabun atau tisu pembersih, gunakanlah produk yang ramah dengan vulva dan memiliki derajat keasaman yang sesuai. Kamu dapat menggunakan Andalan Feminine Care dan Andalan Intimate Wipes.

Baca Juga: Waspada, Keputihan Bisa Disebabkan karena Pakai Celana Ketat

Itulah perbedaan antara keputihan tanda hamil dengan keputihan akibat infeksi jamur. Mudah-mudahan kamu jadi lebih jeli dalam membedakan keduanya, ya! Selain itu, bila kamu masih bingung atau memiliki pertanyaan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini Empat Tips Memilih Kondom yang Enak

Dikenal karena keampuhannya dalam mencegah kehamilan sekaligus mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS), kondom sangat banyak digunakan di berbagai kalangan. Walaupun demikian, ternyata masih banyak yang belum mengetahui bahwa dengan memilih kondom yang tepat, kepuasan seksual bisa meningkat. Berikut beberapa tips memilih kondom yang enak dan dapat mengoptimalkan kualitas kehidupan asmara.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Cara Menentukan Ukuran Kondom yang Tepat

  • Mencari tahu apa yang kamu sukai serta apa yang disukai pasanganmu
    Meski terdengar klise, komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal merupakan salah satu penentu kepuasan seksual (Blunt-Vinti, Jozkowski & Hunt, 2019). Untuk mengetahui kondom yang enak untuk dipakai berdua, kamu harus mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang kamu sukai dan hal-hal yang disukai pasanganmu. Jangan sampai kondom yang dipilih tidak cocok dengan selera bersama. Bagaimana jika sama-sama belum tahu dan belum punya bayangan? Di sinilah pentingnya keberanian untuk mencoba dan mengeksplor hal-hal baru.

  • Mengeksplor berbagai aroma kondom
    Jika dulu semua kondom berbau karet, sekarang berbeda. Terdapat banyak sekali varian kondom beraroma. Adanya aroma di dalam kondom bisa membuat hubungan seks jadi lebih nyaman. Sebagai contoh, bagi pasangan yang mudah merasa eneg dengan bau alami dari organ seksual saat seks oral, kondom beraroma dapat menjadi solusi praktis. Beberapa jenis kondom beraroma yang populer di Indonesia yaitu kondom Fiesta Strawberry, Grape, Banana, Bubblegum, dan Durian.

  • Mengeksplor berbagai tekstur kondom
    Di samping aroma, memilih tekstur kondom juga tidak kalah pentingnya. Keberadaan tekstur kondom bisa menambah rangsangan saat berhubungan intim. Penelitian membuktikan bahwa kondom bertekstur ulir dan duri dapat menambah stimulasi serta meningkatkan kepuasan seksual karena gesekan dan sensasinya (Beksinska, Wong & Smit, 2020). Kondom Fiesta Max Dotted hadir dengan ‘duri’ alias bintil-bintil cinta yang lebih besar, pas untuk menghasilkan kenikmatan maksimal. Selain itu, ada juga kondom Supreme Sensation dengan tekstur gerigi, ulir, dan bentuk ekstra fit yang lebih pas dipakai. Kedua jenis kondom yang enak ini bisa membantu pasangan menuju klimaks.

  • Mencoba kondom berpelumas
    Pelumas di dalam kondom bisa membuat hubungan seks jadi lebih nyaman, khususnya bila vagina cenderung kering dan mudah lecet. Kalau sudah begini, ada dua solusi yang bisa dipilih yaitu membeli pelumas botolan atau kondom berpelumas. Untuk mengatasi keringnya vagina, disarankan menggunakan kondom Sutra Plus dengan ramuan manjakani. Ramuan manjakani terbukti dapat membuat vagina lebih basah dan kencang (Lorzadeh, Sepavand, et al., 2016).

    Pengen tahan lebih lama? Kamu bisa juga mencoba menggunakan kondom berpelumas climax delay lubricant yang bisa mengurangi tingkat sensitivitas penis agar laki-laki dapat menunda ejakulasi. Dengan demikian, waktu main pun bisa diperpanjang. Nggak perlu lagi deh, khawatir soal performa seksual! Beberapa varian kondom berkandungan pelumas climax delay lubricant yang banyak diminati yaitu kondom Sutra OK, kondom Fiesta Delay, dan kondom Supreme Performax.

Baca Juga: Kondom yang Enak dengan Ramuan Manjakani, Bikin Vagina Tambah Kencang dan Basah

Itulah empat tips memilih kondom yang enak. Semoga bisa membantu perjuanganmu di ranjang, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Yang Akan Hamil Kan Perempuan, Mengapa Masih Perlu Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki?

Salah satu hal penting yang dijalani sebagian besar pasangan pasca menikah adalah perencanaan kehamilan. Ada pasangan yang ingin langsung melanjutkan keturunan, ada pula yang ingin menunda terlebih dahulu. Seperti apapun rencananya, seringkali yang diharapkan menjaga kesehatan reproduksi dan kesuburan hanya perempuan saja. Alasannya, toh yang akan hamil adalah perempuan. Padahal, ini sebetulnya merupakan pemikiran yang salah. Meski yang akan mengandung adalah perempuan, menjaga faktor kesuburan laki-laki tak kalah pentingnya demi keberhasilan proses melanjutkan keturunan, baik untuk masa kini maupun masa depan. Berikut beberapa alasannya.

Baca Juga: Mungkinkah Tanda Kehamilan Bisa Dikenali Sebelum Terlambat Menstruasi?

  • Laki-laki bisa mengalami disfungsi ereksi
    Disfungsi ereksi adalah kesulitan mencapai penis yang tegang serta mempertahankannya cukup lama untuk mendapatkan kepuasan seksual (Spitz, 2018). Artinya, baru berhubungan seks sebentar, penis sudah keburu loyo lagi. Ketika terjadi disfungsi ereksi, bukan hanya kepuasan seksual yang jadi menurun, namun juga kemungkinan untuk bisa sukses mencapai kehamilan. Masalah yang mengganggu faktor kesuburan laki-laki ini cukup umum dan tidak memandang usia. Menurut Dr. Nur Rasyid, Sp.U(K) dari Departemen Urologi RSCM, sekitar 35,6% laki-laki berusia 20-80 tahun di Indonesia mengalaminya. Untuk mengatasinya, dibutuhkan terapi dengan menggunakan obat. Salah satu alternatif yang dapat dijadikan solusi adalah Topgra, obat tablet untuk mengatasi disfungsi ereksi yang mengandung 100 mg sildenafil sitrat. Dengan Topgra, aliran darah ke penis bisa kembali lancar, penis akan bisa tegang kembali, dan masalah disfungsi ereksi pun tertangani.

  • Kualitas sperma laki-laki bisa saja kurang baik
    Idealnya, laki-laki mengeluarkan cairan mani dengan sperma yang banyak, bentuknya normal, dan dapat bergerak dengan baik (Griffey, 2010). Seperti apa tolak ukur sperma yang banyak? Laki-laki yang subur diharapkan mengeluarkan 2-5 ml cairan mani, dengan lebih dari 20 juta sperma per ml. Soalnya, sebagian besar sperma akan mati di perjalanan sebelum salah satunya berhasil membuahi sel telur dan menyebabkan kehamilan. Sementara itu, bentuk sperma yang normal berarti seperti kecebong, ada kepala yang lonjong dengan ekor panjang dan kuat. Sebaiknya ada minimal 40% sperma dengan bentuk normal dalam sampel cairan mani yang bergerak dengan aktif.

  • Laki-laki bisa mengalami infeksi menular seksual (IMS)
    Sama seperti perempuan, laki-laki pun memiliki kemungkinan untuk terkena infeksi menular seksual (IMS), seperti chlamydia, gonorrhoea, syphilis, hepatitis B, dan HIV. Risiko IMS khususnya jadi lebih tinggi bila hubungan seksual dilakukan tanpa kondom. Inilah alasan mengapa memakai kondom sangat penting dan direkomendasikan oleh WHO. Soalnya, meskipun kamu berhubungan intim dengan seseorang yang tidak bergejala, bisa saja orang tersebut sebetulnya memiliki IMS. Satu-satunya cara untuk mengetahui status IMS secara pasti adalah dengan melakukan tes IMS di rumah sakit.

Baca Juga: Inilah Tanda Kehamilan Bermasalah yang Wajib Ibu Kenali

Jadi, menjaga faktor kesuburan laki-laki tetap perlu dilakukan, ya! Selalu gunakan kondom secara tepat dan konsisten serta hindarilah perilaku seksual berisiko. Bila mengalami gejala disfungsi ereksi atau IMS, segera lakukan pengobatan, agar masalahmu cepat ditangani. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Suami Juga Harus Paham Cara Menghitung Masa Subur Istri, Ini Alasannya

Suami yang sudah hidup bersama dengan istrinya selama waktu yang cukup panjang mungkin sudah mengetahui pola siklus menstruasi istri. Akan tetapi, masih banyak yang nggak tahu kapan istri sedang subur dan mengalami ovulasi. Padahal, dalam hubungan yang harmonis, idealnya suami juga paham cara menghitung masa subur istrinya. Berikut beberapa alasan mengapa pengetahuan spesial ini perlu dimiliki para suami.

Baca Juga: 10 Momen Paling Membahagiakan Sepanjang Kehamilan

  • Memahami tubuh istri
    Berbeda dengan laki-laki, tubuh perempuan senantiasa berubah mengikuti siklus kesuburannya. Di masa subur, hormon estrogen dalam tubuh perempuan sedang berada dalam kadar yang sangat tinggi. Volume lendir rahim meningkat, vagina jadi lebih licin, sementara leher rahim alias serviks sedang lembut, tinggi, basah, dan cenderung terbuka (Hill, 2019). Sebaliknya, ketika masa subur sudah lewat, lendir rahim akan mengering dan menebal teksturnya, serviks pun akan turun ke posisi yang lebih rendah, mengeras, serta lebih tertutup. Jadi, wajar saja bila ada waktu-waktu di mana istri terlihat lebih menginginkan dan menikmati seks dibandingkan dengan momen lainnya. Bukan berarti performa seksual suami yang jadi masalah, terkadang kondisi tubuh istri memang sedang kurang tepat untuk diajak berhubungan seks. Kuncinya adalah memahami masa subur istri serta komunikasi yang terbuka.

  • Mengetahui kemungkinan terjadinya kehamilan
    Dengan mengetahui cara menghitung masa subur istri, suami bisa memprediksi kemungkinan terjadinya kehamilan. Bagi pasangan yang sedang mencegah kehamilan, informasi ini sangat diperlukan agar bisa sama-sama paham kapan wajib menggunakan kondom. Sebaliknya, bila suami sedang menanti keturunan, informasi soal masa subur bisa membantu menentukan waktu yang paling tepat untuk berhubungan intim, yaitu pada masa subur yang dimulai sejak 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelahnya (Jensen & Stewart, 2015).

  • Memahami perubahan mood istri
    Di masa subur, perempuan cenderung memiliki mood yang lebih positif, lebih percaya diri, flirty, dan penuh semangat (Hill, 2019). Sebaliknya, di masa tidak subur, kondisi hormon membuat sebagian perempuan mengalami gejala-gejala pre-menstrual syndrome (PMS) seperti nyeri payudara, sakit kepala, perut kembung, dan tubuh letih yang dapat memicu ketidakstabilan mood (Witton, 2019). Nah, suami yang mengetahui masa subur istri bisa lebih memahami perubahan mood istri dan berempati.

Setelah mengetahui manfaat memahami cara menghitung masa subur istri, suami perlu mengetahui 2 cara menghitung masa subur yang sering dipakai, yaitu sebagai berikut.

  • Menghitung masa subur dengan kalender kesuburan
    Bila ingin menggunakan cara ini, suami perlu mengetahui tanggal menstruasi istri. Kapan hari pertama istri menstruasi di bulan lalu? Berapa hari jaraknya sejak ia pertama kali menstruasi di bulan lalu hingga ia menstruasi lagi di bulan ini? Dengan mengetahui informasi ini, suami bisa menemukan durasi siklus menstruasi istri dan memprediksi kapan istri mulai menstruasi di bulan depan. Dari prediksi tanggal tersebut, bila dihitung mundur 14 hari, suami akan menemukan tanggal ovulasi, yaitu masa tersubur bagi tubuh istri. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa cara ini hanya berguna bila siklus menstruasi istri teratur.

  • Menghitung masa subur dengan Andalan Ovulation Kit
    Andalan Ovulation Kit hadir sebagai alternatif cara menghitung masa subur terbaik bagi pasangan yang ingin segera melanjutkan keturunan. Alat tes ovulasi ini mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan. Kadar LH biasanya meningkat menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Pemakaian Andalan Ovulation Kit mudah sekali. Istri tinggal meneteskan sampel urin ke lubang sampel dengan pipet yang disediakan dan menunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Kemudian tinggal membaca hasil. Jika ada dua garis merah muda yang mirip atau salah satunya lebih gelap, maka kemungkinan besar istri akan ovulasi 24-48 jam lagi. Lakukan hubungan intim setelah 24 jam namun sebelum 48 jam. Bila ternyata hasilnya hanya satu garis pink saja, berarti tubuh istri sedang tidak di masa subur.

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

Itulah sekilas pembahasan mengapa suami juga harus paham cara menghitung masa subur istri serta dua strategi yang bisa digunakan untuk mengetahui masa subur pasangan tercinta. Mudah-mudahan dengan informasi tadi, kamu sebagai suami bisa membangun hubungan rumah tangga yang harmonis dengan istrimu, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

“One Night Stand” karena Terbawa Suasana? Ini Kontrasepsi Darurat yang Bisa Digunakan

Niatnya hanya sekadar ingin berkenalan dengan orang baru ketika jemari melakukan swipe kanan. Akan tetapi, hawa romantis dan percakapan yang berlangsung dengan mulus membuat hati terbawa suasana. Tahu-tahu, one night stand sudah terjadi saja. Tak perlu panik, masih ada kontrasepsi darurat yang bisa digunakan.

Baca Juga: Tiga Alasan Mengapa Kamu Perlu Menyimpan Pil Kontrasepsi Darurat di Kotak P3K

Terlanjur terlibat dalam one night stand alias ‘cinta satu malam’ tanpa pengaman bisa membuat jantung siapapun berdebar-debar. Idealnya, setiap jenis hubungan seksual direncanakan dengan baik, bahkan bila dilakukan dengan orang baru. Apalagi, di era modern ini sudah banyak sekali alat kontrasepsi yang dapat dipilih, seperti kondom, pil KB, suntikan KB, dan KB implan. Masing-masing memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan. Meskipun begitu, bila sudah terlanjur ‘kebablasan’, masih ada solusinya, yaitu dengan menggunakan pil kontrasepsi darurat atau IUD tembaga.

  • Pil Kontrasepsi Darurat
    Pil kontrasepsi darurat merupakan alat kontrasepsi hormonal yang bisa mencegah kehamilan bila dikonsumsi maksimal 5 hari setelah hubungan seks (Dweck & Westen, 2017). Walaupun demikian, efektivitasnya lebih baik bila diminum sesegera mungkin setelah aktivitas seksual tanpa pengaman. Soalnya, pil kontrasepsi darurat hanya bisa mencegah pembuahan dan tidak akan bisa membatalkan kehamilan bila kehamilan sudah terjadi.

    Andalan Postpil adalah pil kontrasepsi darurat yang banyak digunakan di Indonesia. Terdiri dari 2 pil berwarna putih yang mengandung hormon Levonorgestrel (progesteron) sebanyak 0,75 mg, Andalan Postpil dapat diminum dua pil sekaligus maksimal 120 jam setelah berhubungan seks. Setelah diminum, hormon progesteron di dalam kedua pilnya akan memberi sinyal pada tubuh untuk menunda pelepasan sel telur dari indungnya, sehingga tidak terjadi pembuahan meskipun sperma sudah terlanjur masuk. Untuk mendapatkannya, Andalan Postpil bisa dibeli di apotek dengan resep dokter.

  • IUD Tembaga
    Selain pil kontrasepsi darurat, alternatif lain yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan pasca terjadinya one night stand tanpa pengaman adalah IUD tembaga. Berbeda dengan pil kontrasepsi darurat, IUD tembaga bukanlah alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Cara kerjanya adalah dengan mengeluarkan ion-ion tembaga yang aman bagi tubuh namun toksik bagi sperma (Hill, 2019).

    Jika pil kontrasepsi darurat hanya bisa digunakan dalam situasi darurat saja, IUD tembaga bisa dipakai dalam situasi darurat maupun sebagai alat kontrasepsi sehari-hari. Akan tetapi, bila digunakan sebagai kontrasepsi darurat, pemasangan IUD juga harus dilakukan dengan cepat, yaitu maksimal 5 hari pasca terjadinya hubungan seks tanpa pengaman. Kamu bisa mengunjungi dokter atau bidan Andalan untuk memasang IUD tembaga di dalam rahim. Tak perlu cemas membayangkan proses pemasangannya, karena prosesnya sederhana, singkat, dan tidak melibatkan operasi. Tergantung dari jenisnya, ada IUD tembaga yang bisa bertahan selama 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun. Kamu tinggal memilih yang sesuai dengan kebutuhanmu saja. Bila kamu ingin melepas IUD tembaga sebelum masa perlindungannya berakhir, kamu pun tinggal datang kembali ke dokter atau bidan untuk meminta IUD dilepas.

Baca Juga: Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

Dengan siapa kamu ingin mengeksplor seksualitas pribadi adalah keputusanmu sendiri, caranya juga kamu yang berhak memilih. One night stand bisa menjadi pilihan yang membahagiakan bagi sebagian orang. Asalkan dilakukan dengan aman, tidak ada masalah. Pada akhirnya tetap disarankan untuk berkontrasepsi secara reguler, agar tidak perlu menghadapi situasi-situasi emergensi yang harus melibatkan kontrasepsi darurat. Jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

7 Hoaks Infeksi Menular Seksual Ini Tidak Perlu Dipercaya

Hoaks infeksi menular seksual bisa membuatmu paranoid, atau malah abai. Cari tahu dulu kebenarannya yuk.

Mungkin kamu pernah mendengar kalau kita bisa tertular infeksi menular seksual dari dudukan toilet. Ini adalah salah satu hoaks infeksi menular seksual yang paling banyak dipercaya. Masih banyak lagi hoaks, mitos, atau anggapan keliru mengenai infeksi menular seksual yang beredar di masyarakat. Agar tidak terjebak, yuk kita bahas satu per satu.

Baca Juga: Tiga Infeksi Menular Seksual Penyebab Keputihan, Apa Saja Ya?

7 Hoaks Infeksi Menular Seksual

Hoaks infeksi menular seksual bisa sangat berbahaya. Bisa membuatmu jadi paranoid terhadap hal yang tidak semestinya, dan malah abai dengan hal yang berisiko. Berikut ini tujuh hal seputar infeksi menular seksual (IMS) yang banyak beredar, dan kebenarannya tidak terbukti secara ilmiah.

  1. IMS adalah penyakitnya gay
    Anggapan ini sangat populer dulu. Namun jangan salah, hingga hari ini pun masih banyak yang percaya. Ini adalah hoaks yang sangat berbahaya. Selain menstigma dan mendiskriminasi LGBTQ+, anggapan yang salah dan usang ini juga bisa membuat orang lalai karena menganggap bahwa hubungan lawan jenis aman dari IMS.

  2. Blue waffle disease
    Kamu mungkin masih ingat mengenai hoaks yang ramai di internet pada 2010 ini. Berita bohong tersebut mengungkapkan bahwa IMS seperti gonore dan klamidia bisa menyebabkan vagina (“waffle”) berubah menjadi biru, disertai lesi/luka, gatal, dan rasa terbakar pada vagina, serta keputihan yang berbau. Blue waffle adalah penyakit fiksi, dan tidak ada dalam dunia nyata. Jangan percaya kalau masih ada yang menyebarkan hoaks ini.

  3. Toilet umum bisa menyebarkan IMS
    Hal ini masih banyak dipercaya. Jangan khawatir, ini hanya hoaks. IMS membutuhkan kontak langsung dengan mukosa atau kulit. Kuman/virus penyebab IMS seperti herpes simplex, gonore, sifilis, klamidia, bahkan HIV, tidak bisa bertahan hidup di permukaan benda mati seperti dudukan toilet. Jadi, jangan takut terkena IMS setelah menggunakan toilet umum.

  4. Douching setelah berhubungan bisa mencegah IMS
    Katanya, mandi atau douching (membersihkan vagina dengan cairan khusus douching) bisa mencegah IMS. Ini juga masih banyak dipercaya. Sayang sekali, ini tidak benar. Justru douching bisa menyebabkan ketidakseimbangan bakteri pada vagina, yang bisa embuatmu terkena infeksi bakteri oleh bakteri patogen. Lebih gawat lagi, bila kamu melakukan douching padahal sedang mengalami IMS, tekanan dari douching justru bisa membuat kuman/virus penyebab IMS naik hingga ke organ reproduksi di rahim, dan meningkatkan risikot terjadinya penyakit radang panggul.

  5. IMS hanya terjadi pada yang hobi gonta-ganti pasangan
    Berhubungan seks dengan lebih dari satu orang memang meningkatkan risiko terkena IMs hingga berkali lipat. Tapi jangan salah. Pasangan monogamis yang saling setia pun bisa terkena IMS. Intinya, setiap hubungan seksual memiliki risiko penularan IMS.

    IMS seperti hepatitis B dan HIV juga bisa ditularkan melalui darah. Bisa saja seseorang terinfeksi virus hepatitis B atau HIV tanpa menyadarinya, misalnya lewat transfuse darah, atau alat tindik/tato yang tidak steril. Lalu tanpa sadar menularkan penyakit tersebut kepada pasangannya.

  6. Orang dengan IMS bisa terlihat dari fisiknya
    Ini sangat tidak benar. IMS bahkan sering tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga banyak penderita IMS yang tidak menyadarinya. Apalagi orang lain, hanya dengan melihat tampilan fisik.

  7. IMS hanya menular lewat penetrasi penis ke vagina
    Pendapat ini juga keliru. IMS bisa menular melalui aktivitas seksual di luar penetrasi penis dan vagina, misalnya seks oral atau anal. Klamidia bahkan bisa menyebabkan gangguan pada mata, bila air mani atau cairan vagina yang mengandung klamidia mengenai mata saat berhubungan oral.

Baca Juga: Kok Perempuan Lebih Rentan Alami Infeksi Menular Seksual? Ini Alasannya

Pastinya masih banyak lagi hoaks infeksi menular seksual lainnya. Jangan mudah percaya ya. Telitilah dulu kebenarannya, sebelum kamu percaya apalagi membagikan informasi tersebut. Pakailah kondom saat berhubungan seksual – oral, vagina, maupun anal – untuk mencegah penularan IMS.memang, kondom tidak 100% melindungi, tapi pastinya jauh lebih aman daripada tidak memakai kondom. DKT memiliki beragam merk kondom yang bisa kamu pilih. Ada Fiesta, Sutra, Andalan, dan Supreme.

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Lakukan 7 Hal Ini untuk Mencegah Disfungsi Ereksi di usia Muda

Orang muda pun bisa terkena disfungsi ereksi, bila memiliki pola hidup yang kurang baik. tujuh cara ini bisa membantu mencegah disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas, karena faktor penuaan dan penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes. Namun jangan salah, usia 20 – 30an pun bisa mengalaminya. Sebuah studi menemukan, disfungsi ereksi pada usia muda makin banyak ditemukan, dan angkanya mencapai 30%. Duh, bagaimana ya cara mencegah disfungsi ereksi di usia muda?

Baca Juga: Ssst, Begini Cara Diet Mediterania Bantu Mengatasi Disfungsi Ereksi

Difsfungsi ereksi di usia muda biasanya bukan terjadi akibat penyakit bawaan, meliankan leih banyak karena faktor gaya hidup dan masalah psikologis. Jadi, dua hal inilah yang perlu diperhatikan, diperbaiki, dan dikelola. Berikut ini tips untuk mencegah disfungsi ereksi di usia muda.

7 Cara Mencegah Disfungsi Ereksi

Pasti kamu tidak mau kan, “loyo” padahal masih muda dan gagah. Sebelum terjadi hal yang tidak kamu inginkan, sebaiknya kamu melakukan pencegahan. Tujuh cara di bawah ini bisa kamu lakukan.

  1. Kurangi lemak dan gula, perbanyak makanan segar
    Es kopi, boba, kentang goreng, cheese burger memang enak. Sayangnya, makanan dan minuman yang tinggi garam, lemak, dan gula, bukanlah sahabat untuk kesehatan dan performa seksualmu. Sebabnya, apa lagi kalau bukan risiko diabetes, hipertensi, dan kegemukan yang diam-diam mengintai, dan bisa memicu disfungsi ereksi.

    Sebaliknya, perbanyaklah makanan segar dan sehat yang dimasak di rumah. Menurut penelitian, diet Mediterania bisa mengurangi risiko disfungsi ereksi. Tapi bukan berarti kamu harus 100% menjalani pola makan tersebut. Yang penting kamu paham sumber nutrisi yang jadi ‘kunci’ dalam diet Mediterania. Misalnya sayur dan buah segar, lemak tak jenuh, kacang-kacangan, dan ikan.

  2. Kendalikan berat badan
    Berat badan berlebih adalah sumber penyakit. Tumpukan lemak bisa memicu kenaikan gula darah, hipertensi, perlemakan hati, dan lain-lain. Tak hanya itu, performa seksual kamu pun bisa ikut terdampak. Kamu lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi, serta penurunan libido karena lemak tubuh yang berlebihan bisa menurunkan kadar hormon testosteron. Yuk, mulai kontrol berat badan, dan turunkan dengan cara yang sehat bisa indeks massa tubuh (IMT) sudah melewati batas normal.

  3. Berolahraga rutin
    Pastinya kamu sudah paham manfaat berolahraga secara rutin dan teratur. Tubuh akan bugar, kadar gula darah dan kolesterol menurun, tekanan darah pun membaik. Dengan kondisi seperti ini, pastinya disfungsi ereksi bisa dihindari.

  4. Hindari rokok dan alkohol
    Masih merokok dan minum alkohol? Sebaiknya mulai dikurangi pelan-pelan ya. Kedua kebiasaan buruk ini telah terbukti berkaitan erat dengan kemunculan disfungsi ereksi.

  5. Kelola stres
    Beban pekerjaan, masalah keluarga, masalah dengan pasangan, sangat mungkin menimbulkan maslah psikologis. Jangan didiamkan ya. Selain berbahaya untuk kesehatan mental, masalah psikologis seperti stres, depresi, dan kecemasan (ansietas) juga bisa memicu disfungsi ereksi.

    Kita tidak bisa menghindari stress, tapi kita bisa mencari cara mengelolanya, sehingga tidak sampai menimbulkan masalah berat. Mengelola stres bisa dengan berolahraga, melakukan hal yang disukai, atau sekadar relaksasi dengan menikmati alam. Jangan ragu untuk ke psikiater atau psikolog bila kamu mengalami masalah ya. Bila hubunganmu dengan istri sedang bermasalah, bicarakanlah secara terbuka, jangan dipendam saja.

  6. Mengontrol penyakit
    Siapa bilang usia muda tidak bisa kena diabetes dan hipertensi. Terlebih bila ada riwayat keluarga. Bila tensi dan/atau gula darahmu cenderung tinggi, jangan didiamkan ya. Kamu bisa memperbaiki pola makan, berolahraga rutin, dan cukup beristirahat setiap hari, untuk mengendalikan penyakit yang kamu miliki. Bila sudah ada hipertensi dan diabetes, berobatlah ke dokter ya.

  7. Melakukan medical check-up
    Manfaatkanlah fasilitas medical check-up dari kantor. Di usia 20-30an memang belum “wajib” check-up rutin setiap tahun. Paling tidak, kamu bisa check-up 2 tahun sekali. Dengan demikian, kamu bisa mengetahui kondisi kesehatanmu, dan bila ada penyakit tertentu bisa segera dideteksi dan diobati.

Baca Juga: Olahraga Lari Bisa Cegah Disfungsi Ereksi

Ketujuh cara di atas tidak hanya bisa kamu lakukan untuk mencegah disfungsi ereksi, tapi juga bisa untuk membantu mengatasi disfungsi ereksi. Jangan malu berkonsultasi ke dokter bila kamu mengalami disfungsi ereksi. Bila perlu, dokter bisa meresepkan obat sildenafil sitrat, seperti TOPGRA dari DKT Indonesia.

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Tips Memilih Kontrasepsi Suntik Berdasarkan Kebutuhanmu

Ada beragam jenis kontrasepsi suntik di pasaran. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi suntik? Yuk simak tipsnya.

Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi yang paling banyak diminati di Indonesia. Sekitar 50% pengguna kontrasepsi ternyata menggunakan metode suntik. Metode suntik banyak dipilih karena praktis—tidak perlu minum pil setiap hari, cukup suntik tiap 1 sampai 3 bulan sekali. Juga tidak perlu tindakan khusus seperti pemasangan IUD atau operasi kecil untuk memasang implan. Di pasaran, ada beberapa jenis kontrasepsi suntik: 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan. apa ya yang harus dipertimbangkan ketika memilih kontrasepsi suntik?

Baca Juga: Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Tidak usah bingung. Yang pasti, kamu harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisimu. Untuk itu, kamu perlu mengetahui dulu perbedaan tiap jenis kontrasepsi suntik. Berikut ini penjelasannya.

Kontrasepsi Suntik: 1, 2, 3 Bulan

Pada dasarnya, cara kerja kontrasepsi suntik 1, 2, dan 3 bulan sama. Yaitu mencegah terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium ke tuba falopi. Kontrasepsi suntik 1 dan 2 bulan mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin (progesteron sintetik). Sedangkan kontasepsi suntik 3 bulanan hanya mengandung progestin.

Berbeda dengan kontrasepsi implan (susuk) yang melepaskan hormon sedikit demi sedikit setiap hari, pada kontrasepsi suntik, hormon yang masuk ke tubuh langsung dalam jumlah besar. Progestin dalam jumlah tinggi akan langsung menghambat kenaikan hormon LH yang akan menginduksi proses ovulasi. Dengan LH ditekan, ovulasi pun bisa dicegah.

Memilih Kontrasepsi Suntik

Setelah kamu paham perbedaan antara kontrasepsi suntik 1, 2, dan 3 bulan, kamu kini bisa menimbang-nimbang mana yang cocok untukmu. Berikut ini hal yang perlu jadi pertimbanganmu saat memilih kontrasepsi suntik.

  1. Menyusui atau tidak menyusui?
    Seperti sudah dijelaskan, kontrasepsi suntik 1 dan 2 bulan mengandung estrogen dan progestin, sedangkan yang suntik 3 bulanan hanya mengandung progestin. Maka bila kamu masih menyusui, pilihannya adalah suntik 3 bulanan. Metode KB hormonal yang mengandugn estrogen tidak boleh digunakan saat menyusui, karena estrogen bisa mengganggu produksi ASI.

    Berdasarkan data RISKESDAS 2018, kontrasepsi suntik 3 bulan menjadi pilihan utama untuk KB pasca persalinan. Misalnya Andalan Suntikan KB 3 Bulan. Diskusikanlah dengan dokter atau bidan, kapan kamu bisa mendapat kontrasepsi suntik 3 bulan setelah melahirkan.

  2. Ingin menstruasi atau tidak?
    Kadar progestin tinggi dalam suntik 3 bulanan juga akan menekan estrogen dalam tubuh. Jadi selain mencegah ovulasi, juga akan mencegah terbentuknya lapisan endometrium pada dinding rahim, karena pertumbuhan endometrium dipengaruhi oleh estrogen. Ini bisa membuat kamu tidak haid. Pada suntik 1 dan 2 bulan, ada kandungan estrogen sehingga endometrium tetap terbentuk, meski tipis saja. Kamu akan tetap haid, tapi durasinya lebih pendek, dan darah haid lebih sedikit.

    Bila kamu tidak sedang menyusui, dan ingin tetap haid saat menggunakan metode suntik, kamu bisa memilih suntikan 1 atau 2 bulan. Misalnya Andalan Suntikan KB 1 Bulan, atau Gestin F2.

  3. Kepraktisan
    Ini tidak boleh luput dari pertimbanganmu. Kalau kamu malas sering bolak-balik ke klinik untuk suntik, dan tidak masalah kalau tidak haid, kamu bisa pilih yang suntikan 3 bulan. Nah kalau kamu tetap ingin haid tapi malas suntik sebulan sekali, kamu bisa memilih suntikan 2 bulanan. Inilah keistimewaan Gestin F2.
  4. Riwayat kesehatan
    Ini sangat penting untuk jadi pertimbanganmu. Bila kamu memiliki diabetes atau hipertensi yang belum terkontrol, gangguan pembekuan darah, atau ada riwayat kanker payudara dan kanker ovarium di keluarga, kamu tidak disarankan menggunakan injeksi kombinasi, karena kandungan estrogen bisa memicu hal-hal yang tidak diinginkan.

    Diskusikan juga dengn dokter atau bidan mengenai risiko efek samping dari suntikan progestin maupun kombinasi ya. Ini bisa menjadi pertimbanganmu dalma memilih, dan kamu pun lebih siap dengan efek samping yang mungkin muncul.

Baca Juga: Pertanyaan Wajib Soal Kontrasepsi Saat Konsul ke Dokter

Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Tak Perlu Khawatir, Kontrasepsi Hormonal Tidak Mengganggu Kesuburan

Kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan. Perubahan siklus haid yang terjadi hanya sementara, dan bukan menandakan terjadinya infertilitas.

Ada anggapan bahwa kontrasepsi hormonal bisa mengganggu kesuburan perempuan. Ketika menggunakan metode kontrasepsi hormonal, sebagian perempuan tidak haid, haid tidak teratur, atau darah haid yang keluar sedikit, sehingga dianggap kesuburannya terganggu. Sebenarnya ini salah kaprah. Faktanya, kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan, dan tidak membuatmu jadi lebih sulit hamil di kemudian hari.

Baca Juga: Lima Pilihan Kontrasepsi Hormonal, Jangka Pendek dan Panjang

Ada begitu banyak kontrasepsi hormonal yang tersedia di pasaran. Ada sediaan pil, suntikan, implan (susuk), hingga IUD hormonal. Ada yang mengandung hormon kombinasi (estrogen dan progestin), ada pula yang hanya mengandung progestin. Namun pada dasarnya, cara kerja kontrasepsi hormonal mirip, yaitu mencegah terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur matang dari indung telur ke tuba falopi.

Biar kamu tidak khawatir lagi dan lebih yakin dalam memilih kontrasepsi, yuk kita simak penjelasan mengapa kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan.

Kontrasepsi Hormonal Tidak Mengganggu Kesuburan

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kontrasepsi hormonal bekerja dengan mencegah terjadinya ovulasi. Kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin akan mencegah terjadinya ovulasi, sekaligus menghambat pembentukan endometrium atau lapisan dinding rahim. Itu sebabnya, perempuan yang menggunakan metode ini, baik mini pil, suntikan 3 bulan, dan implan, biasanya tidak haid. Bisa pula keluar spotting (bercak darah) pada beberapa bulan pertama penggunaan, karena endometrium begitu tupis sehingga arteri di bawahnya bisa terpapar, dan keluarlah sedikit darah yang kita kenal sebagai spotting.

Pada kontrasepsi hormonal kombinasi, yaitu pil KB kombinasi serta suntikan 1 dan 2 bulanan (Andalan Gestin F2), biasanya haid tetap terjadi tapi lebih sebentar, dan darah haid lebih sedikit. Kandungan estrogen dalam jumlah kecil akan merangsang pembentukan endometrium, meski hanya tipis. Nah, endometrium ini akan luruh ketika pil KB habis (pada hari ke-21) dan ketika efek suntikan habis, dan keluar sebagai darah haid.

Dari penjelasan di atas, kita paham mengapa ketika memakai kontrasepsi hormonal, bisa terjadi perubahan siklus haid. Jadi efek-efek tadi terjadi bukan karena kesuburan terganggu secara permanen, melainkan memang tubuh dikondisikan agar tidak terjadi ovulasi, dan endometrium yang terbentuk hanya sedikit/tidak ada.

Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa kontrasepsi hormonal modern mengganggu kesuburan secara permanen. Efek pencegahan kehamilan hanya terjadi selama kontrasepsi digunakan. Memang, butuh waktu beberapa saat hingga kesuburan kembali dan kamu bisa hamil. Untuk metode suntik misalnya, kesuburan akan kembali dalam 3-12 bulan sejak injeksi terakhir. Pada pil, kesuburan biasanya akan kembali dalam 2 minggu. Sedangkan metode implant, kesuburan akans egera kembali begitu masa pakainya habis, atau impan dicabut sebelum masa pakainya habis.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Jadi, kamu tidak perlu khawatir ya. Kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan secara permanen. Kamu bisa berkonsultasi ke dokter atau bidan, sebelum memutuskan ingin memakai metode kontrasepsi apa. Sesuaikanlah dengan kondisi, kesehatan, dan kebutuhanmu ya. DKT Indonesia menyediakan beragam kontrasepsi hormonal, dengan merk Andalan. Mulai dari mini pil untuk ibu menyusui, pil KB kombinasi, implan dua batang, hingga suntik 1, 2, dan 3 bulan.

Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

5 Alasan Mengapa Pasangan Muda Perlu Kontrasepsi

Intinya, kontrasepsi penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Ini lima alasan kenapa pasangan muda perlu kontrasepsi.

Sebagai generasi muda, kalian pasti sudah paham pentingnya kehamilan, untuk membangun keluarga yang sehat dan stabil secara finansial. Namun cukup mengejutkan, ternyata cuma 57% perempuan usia 15-49 tahun yang menggunakan kontrasepsi modern. Sementara itu laki-laki yang ikut berpartispasi dalam program KB, lebih sedikit lagi: 5% saja. Padahal tak bisa dipungkiri, pasangan muda perlu kontrasepsi. “Kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh penggunaan kontrasepsi,” ujar kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, dalam webinar perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2021, yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi untuk Laki-laki: Aman dan Praktis

Mirisnya, angka keikutsertaan KB menurun sejak pandemi. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), selama Januari – April 2020 terjadi penurunan >1 juta layanan KB. Meilhat fakta ini, bisa kita bayangkan berapa banyak angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang bisa terjadi.

Pasangan Muda Perlu Kontrasepsi

Pada intinya, kontrasepsi bertujuan untuk mencegah KTD. Kenapa sih perlu mencegah KTD? Menjalani KTD itu berat, Kawan. Terutama bagi perempuan, yang setiap hari selama 9 bulan harus menghadapi kenyataan bahwa ia mengandung bayi yang sebenarnya tidak “diinginkan”. Setelah melahirkan, ia masih harus mengurus bayinya. Bayangkan betapa berat beban mental yang dialami ibu.

Suami juga akan merasakan beban KTD, terlebih bila kondisi perekonomian keluarga sulit. Anak pun mungkin tidak mendapatkan pengasuhan yang baik, karena ia adalah anak yang tidak diinginkan.

Berikut ini 5 alasan pasangan muda perlu kontrasepsi, yang pada intinya untuk mencegah KTD.

  1. Menunda kehamilan
    Setelah menikah, kamu dan pasangan mungkin tidak ingin langsung punya anak. Mungkin kalian masih ingin membangun karir, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, atau apapun alasan lainnya. Untuk kebutuhan ini, tentu saja kalian membutuhkan kontrasepsi.

  2. Mengatur jarak antar kehamilan
    “Jarak antara kelahiran dengan kehamilan berikutnya ternyata sangat menentukan sehat atau tidaknya kehamilan dan kelahiran anak nantinya,” ujar dr. Hasto. Ia menjelaskan, angka kematian ibu dan bayi meningkat bila jarak antar kelahiran <20 bulan. Angkanya lebih tinggi lagi bila jaraknya kurang dari 15 bulan. “Ini bukti bahwa jarak yang bagus adalah 33-36 bulan. Kematian bayi akan menurun, dan kesehatan ibu pun ideal,” lanjutnya.

  3. Mencegah stunting
    Poin ini masih berhubungan dengan pengaturan jarak antar kelahiran yang baik. bila ajrak antar kelahiran terlalu dekat, anak lebih berisiko mengalami underweight. “Ini akan mengganggu pertumbuhan fisik anak, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Pada akhrinya, bisa terjadi stunting. Dengan mengatur jarak antar kehamilan, angka stunting bisa diturunkan sebanyak-banyaknya,” tegas dr. Hasto.

  4. Menjaga kesehatan mental ibu dan anak
    Lagi-lagi, hal ini masih berkaitan dengan mengatur jarak antar kehamilan, serta menunda kehamilan. “Kehamilan pad usia muda, atau jarak yang terlalu dekat, akan menghasilkan KTD. Akhirnya anak tidak mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang baik, hingga akhirnya mengalami gangguan mental emosional,” tutur dr. Hasto. Kondisi mental ibu pun bisa ikut “berantakan” akibat KTD.

  5. Membangun perekonomian keluarga yang lebih stabil
    Dengan merencanakan dan mengatur kehamilan, ayah dan ibu bisa lebih leluasa mengatur pemasukan dan pengeluaran. Perekonomian keluarga pun lebih stabil, sehingga kebutuhan nutrisi dan pendidikan anak terjamin.

Penting sekali kan alasan mengapa pasangan muda perlu kontrasepsi. DKT Indonesia menyediakan beragam pilihan kontrasepsi, dengan merk Andalan. Mulai dari Pil KB Andalan, IUD Andalan, Implan Andalan, hingga metode suntikan 1, 2, dan 3 bulan.

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Bila ingin berkonsultasi lebih jauh mengenai kontrasepsi, kamu bisa bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Obat Rumahan untuk Mengatasi Ejakulasi Dini

Masalah seksual, termasuk ejakulasi dini, termasuk sering ditemui pada pria.

Secara umum ejakulasi dini dikategorikan sebagai orgasme yang terjadi dalam waktu satu menit setelah dirangsang secara seksual dan tidak dapat ditunda ejakulasinya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan frustasi dan kecemasan.

Sebaiknya ejakulasi dini diperiksakan ke dokter agar bisa ditentukan pengobatan yang tepat. Selain itu, kita juga bisa melakukan perawatan sendiri di rumah.

Baca Juga: Hindari Ejakulasi Dini dengan 4 Latihan Olahraga Ini

Obat oles untuk ejakulasi dini, apa saja:

Tisu ejakulasi dini
Tisu ejakulasi dini bekerja dengan cara mengurangi sensasi di ujung penis sehingga klimaks bisa ditunda. Tisu ini mengandung benzokain, yang menghambat saluran natrium yang menyebabkan sensasi di penis.

Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa pria yang menggunakan tisu ini setidaknya selama 2 bulan mengalami penurunan tekanan terkait hubungan seksual.

Krim oles

Krim anestesi topikal yang dijual bebas mengandung zat mati rasa yang dapat mengurangi sensasi seksual dan menunda klimaks. Krim ini bisa dioleskan ke penis 10 sampai 15 menit sebelum berhubungan seks.

Menurut penelitian, penggunaan krim ini dapat menunda ejakulasi pada pria selama beberapa menit.

Walau secara umum bisa ditoleransi, tetapi sejumlah pria mengeluhkan efek samping berupa nyeri ringan, ada sensasi terbakar, dan penurunan libido.

Memakai kondom

Secara umum, kondom dapat menurunkan sensitivitas dan menunda klimaks. Tetapi ada juga kondom pengontrol klimaks yang dijual bebas. Kondom ini terbuat dari bahan lateks yang lebih tebal atau mengandung zat mati rasa.

Konsumsi suplemen untuk ejakulasi dini

Suplemen zinc
Seng atau zinc tidak bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi mineral esensial ini juga membantu memproduksi testosteron serta meningkatkan libido dan energi.

Penelitian telah menemukan kaitan antara kekurangan seng dan disfungsi seksual pada pria. Konsumsi suplemen zinc 11 miligram seng per hari terbukti dapat meningkatkan waktu ejakulasi.

Walau begitu berhati-hatilah, konsumsi zinc berlebihan dapat menyebabkan rasa mual, muntah, diare, dan kerusakan ginjal.

Suplemen herbal Tiongkok
Konsumsi mingguan atau harian obat herbal Tiongkok – khususnya, tablet Yimusake atau pil Qilin – diketahui dapat mengobati ejakulasi dini dengan meningkatkan stamina seksual dan meningkatkan energi.

Perubahan pola makan
Selain seng, magnesium juga berperan dalam kesehatan seksual dan dapat berperan dalam ejakulasi dini.

Konsumsi makanan sumber seng dan magnesium seperti tiram, kacang almond, kedelai, sereal, cokelat hitam, hingga biji-bijian.

Latihan di rumah untuk menunda ejakulasi

Teknik jeda dan remas
Teknik pause-squeeze (jeda dan remas) adalah latihan untuk mengatasi ejakulasi dini. Ketika kamu merasa siap untuk ejakulasi, berhentilah dan minta pasangan atau kamu sendiri, menekan ujung penis.

Tahan tekanan selama beberapa detik sampai keinginan klimaks berkurang. Komunikasikan dengan pasangan selama proses ini agar berjalan lancar.

Ulangi proses ini sebanyak yang diperlukan sampai akhirnya kamu bisa menunda ejakulasi tanpa bantuan.

Teknik stop-start
Teknik berhenti-mulai (stop-start), juga dikenal sebagai kontrol orgasme dapat membantu menunda klimaks dengan berhenti di tengah penetrasi.

Saat kamu merasakan dorongan untuk ejakulasi, hentikan aktivitas seksual sepenuhnya. Setelah rangsangan berkurang, mulailah melakukan aktivitas seksual secara perlahan. Ulangi proses ini sebanyak yang diperlukan.

Latihan kegel
Memperkuat otot-otot dasar panggul dapat berdampak besar pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai klimaks.

Berikut tahapan melakukan senam kegel yang benar:

  • Temukan otot yang tepat
    Untuk mengidentifikasi otot-otot dasar panggul, lakukan dengan cara mengintervensi buang air kecil. Ya, hentikan buang air kecil di tengah alirannya atau memperlambat keluarnya urine. Proses ini memudahkan kamu mengenali otot-otot dasar panggul yang digunakan untuk menghentikan aliran urine.

    Jika sudah menemukan otot yang dimaksud dan dapat merasakan kontraksinya, kamu bisa lebih mudah melakukan latihan ini dengan posisi apa pun yang membuat nyaman, seperti berbaring atau duduk.

  • Sempurnakan tekniknya
    Langkah berikutnya kencangkan otot dasar panggul dengan cara menahan kontraksi selama tiga detik, lalu lepaskan selama tiga detik berikutnya. Cobalah teknik ini berkali-kali sampai kamu merasakan otot-otot dasar panggul semakin kuat.

    Setelah dirasa lebih kuat, lakukan latihan kegel dengan berbagai variasi, yaitu sambil duduk, berdiri atau berjalan.

  • Rutin berlatih
    Konsistensi adalah kunci. Hal ini berlaku pada latihan kegel, hasil yang optimal hanya bisa didapat dari kedisiplinan berlatih. Rutin latihan 3 kali sehari, dalam durasi 10 detik yang terbagi menjadi 5 detik kontraksi dan 5 detik relaksasi.

Baca Juga: 9 Trik dan Cara Mengatasi Ejakulasi Dini

Masturbasi

Masturbasi satu atau dua jam sebelum melakukan aktivitas seksual dapat membantu menunda ejakulasi selama penetrasi. Pelepasan seksual ini akan mengurangi kebutuhan untuk mencapai klimaks dengan cepat.

Jika kamu masih punya pertanyaan seputar ejakulasi, kamu bisa langsung berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Panduan Memahami Warna Keputihan dan Maknanya

Wajar bila kita bertanya-tanya apakah warna atau konsistensi keputihan itu normal atau perlu diperiksakan ke dokter.

Sebenarnya keputihan tidak benar-benar “putih” dan bisa banyak warna. Beberapa warna cairan keputihan juga menunjukkan tubuh yang sehat.

Baca Juga: Gatal-gatal Ketika Keluar Keputihan Tanda Hamil, Apakah Normal?

Nah, sebelum kita membahas soal warnanya, pahami dulu apa yang dimaksud dengan keputihan.

Keputihan adalah cairan yang dikeluarkan dari kelenjar kecil di vagina dan leher rahim. Cairan ini keluar dari vagina setiap hari untuk menghilangkan sel-sel tua dan juga kotoran, menjaga vagina dan saluran reproduksi tetap bersih dan sehat.

Jumlah keputihan tiap orang dapat bervariasi. Warna, konsistensi, dan jumlah juga dapat berubah dari hari ke hari, tergantung di tahap mana siklus menstruasinya.

Hari 1-5. Pada awal siklus haid, keluarnya cairan biasanya berwarna merah atau berdarah, karena tubuh melepaskan lapisan rahim.

Hari 6–14. Setelah haid, mungkin akan ada sedikit keputihan dari biasanya. Saat sel telur mulai berkembang dan matang, lendir serviks akan menjadi keruh dan berwarna putih atau kuning. Mungkin terasa lengket.

Hari 14-25. Beberapa hari sebelum ovulasi, lendir akan menjadi encer dan licin, mirip dengan konsistensi putih telur.

Setelah ovulasi, lendir akan kembali menjadi keruh, putih atau kuning, dan mungkin lengket atau lengket.

Hari 25-28. Lendir serviks makin ringan dan makin sedikit, sebelum mendapatkan periode lain.

Warna cairan vagina dan artinya

Merah
Warna merah dapat bervariasi dari merah terang hingga warna karat gelap. Cairan merah paling sering merupakan akibat dari pendarahan selama menstruasi.

Pendarahan menstruasi terjadi, rata-rata, sekitar setiap 28 hari, meskipun kisaran normal antara 21 dan 35 hari. Suatu periode biasanya berlangsung selama 3-5 hari.

Jika terjadi pendarahan diantara periode menstruasi segeralah kunjungi dokter. Terkadang ini menandakan kondisi serius.

Selain itu, wanita yang sudah menopause dan tidak mengalami menstruasi setidaknya selama 1 tahun, namun mengalami perdarahan vagina, juga harus memeriksakan diri. Kadang-kadang bisa menjadi tanda kanker endometrium.

Putih
Range warna putih keputihan cukup luas sehingga mencakup krem atau kuning muda. Jika tidak disertai gejala lain, keputihan kemungkinan besar merupakan tanda pelumasan yang sehat.

Namun, jika keputihan memiliki konsistensi seperti keju cottage yang menggumpal atau disertai dengan bau yang menyengat, itu bisa mengindikasikan infeksi.

Keputihan berwarna putih, kental, dan berbau tajam biasanya adalah infeksi jamur. Infeksi ini juga dapat menyebabkan gatal atau iritasi.

Kuning-hijau
Tak perlu khawatir jika cairan vagina memiliki rona kekuningan. Biasanya ini berkaitan perubahan diet atau suplemen makanan.

Keputihan yang berwarna kuning gelap, hijau kekuningan, atau hijau biasanya menandakan infeksi bakteri atau infeksi menular seksual. Sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan dan mendapat pengobatan.

Pink
Keputihan juga bisa berwarna merah muda terang. Biasanya mengandung sedikit darah.

Keputihan merah muda paling sering terjadi dengan bercak sebelum haid. Namun, keputihan ini juga bisa menjadi tanda pendarahan implantasi di awal kehamilan.

Sebagian wanita mengalami sedikit bercak setelah ovulasi, yang juga dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna merah muda.

Keputihan bisa berwarna merah muda setelah berhubungan seksual jika penetrasi menyebabkan robekan kecil atau iritasi pada vagina atau leher rahim.

Warna bening
Keputihan yang normal biasanya berwarna bening atau keputihan. Cairan licin atau tidak menggumpal.

Seorang wanita cenderung mengalami keputihan yang jernih dan licin saat masa subur, selama bergairah, dan selama kehamilan.

Baca Juga: Penyebab Keputihan Coklat Setelah Haid

Abu-abu
Keputihan berwarna abu-abu tidak sehat, dan bisa menjadi gejala infeksi bakteri yang disebut vaginosis bakteri.

Gejala lain yang menyertai termasuk rasa gatal, iritasi, bau menyengat, dan vulva tampak kemerahan.

Apabila kamu ingin berkonsultasi dengan dokter atau bidan mengenai permasalahan kesehatan reproduksi, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB.

Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.